Chapter 6

429 69 33
                                    

OMG, KAGETTTTT
MAKASIH BUAT 1K NYAAA (ノ*>∀<)ノ♡

and yes, I'M BACKKKKK💅
selamat menikmati dan selamat idul fitri untuk yang merayakan<3

_ _ _ _ _ <•NoéVan•>_ _ _ _ _

Meski Noè sangat menikmati waktu yang ia habiskan bersama Vanitas, namun dia tak bisa terus terusan berada di sana.

Bulan sudah mulai mengintip dibalik garis cakrawala, Noé peka akan itu, namun hatinya masih tidak rela untuk menjejakkan kaki menjauh dari desa tempat Vanitas tinggal.

"Vani." Panggil Noé dengan nada lesu.

Vanitas menoleh, melihat ekspresi lesu Noé, Vanitas tahu kenapa Noé memanggilnya seperti itu.

Sekedar informasi saja, mereka masih berada di pantai dan sedang duduk tanpa alas diatas pasir, menikmati semilir angin malam.

"Kau harus kembali ya?" Vanitas menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Noé dan menyenderkan kepalanya ke pundak Noé.

Tak mendapatkan jawaban apapun dari Noé, Vanitas kembali membuka mulutnya, "tak apa, aku paham, tapi biarkan aku meminjam pundakmu sebentar saja, aku masih ingin bersamamu."

Noé hanya mengusap rambut Vanitas menggunakan tangan kirinya sekilas tanpa menoleh kearah Vanitas.

Jantung Noé berdetak sangat hebat, mukanya juga memerah karena ucapan Vanitas, Noé berfikir, mungkin dia memiliki kesempatan untuk menjadikan Vanitas sebagai miliknya.

Hanya suara deru ombak yang datang beriringan serta angin malam yang menemani dua menusia dengan gender yang sama ini, tak ada percakapan diantara mereka.

Tiba tiba Vanitas berdiri dan menarik Noé agar berdiri juga, walaupun bingung, Noé tetap mengikuti keinginan Vanitas.

Sekarang mereka sudah berdiri berhadapan, entah kenapa, tapi kepala Vanitas sedari tadi tertunduk kebawah, tidak mau melihat kearah Noé sama sekali.

Vanitas hanya sebatas pundaknya, tinggi yang cocok untuk dipeluk, well, menurut Noé.

Bruk-

"Huh?" Noé mematung sesaat, aksi Vanitas yang tiba tiba membuat kinerja otak Noé sedikit terganggu.

"Terima kasih, untuk hari ini Noé." Suara Vanitas sedikit teredam pakaian Noé karena Vanitas memeluknya dengan sangat erat.

"A-aku benar benar menikmatinya, aku akan merindukanmu." Cengkraman Vanitas di baju Noé kian mengerat.

"Aku juga akan sangat merindukanmu Vani." Noé yang sudah tersadar dari keterkejutannya kemudian membalas pelukan Vanitas tak kalah erat.

Noé mengusap usap kepala Vanitas secara berulang ulang dan menciumnya sesekali dengan lembut, Vanitas terlihat enggan untuk menyudahi pelukan hangat ini, dia benar benar meyukai hangatnya tubuh Noé.

Walau begitu, Vanitas tetap melepaskan pelukannya karena Noé harus pulang ke rumahnya.

Vanitas tidak pernah tau yang sebenarnya tentang status Noé, karena Noé juga tidak ingin membicarakannya, terlihat dari sikapnya yang selalu mengalihkan pembicaraan saat ditanya tentang itu.

The Senses Of Love ₊˚ˑ༄ؘ NoéVan₊˚ˑ༄ؘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang