Getting Caught

34 7 0
                                    

Verona, Italia.

Seorang lelaki muda tengah melajukan kendaraan roda empat miliknya memutari ibukota. Mobil porsche itu terdengar meramaikan jalan utama hingga jalan besar tak padat kendaraan.

Sebuah mobil yang beberapa jam lalu ia gunakan sebagai benda dalam negosiasi pada sebuah komunitas relasi berpengaruh pada kota tersebut.

Penggalangan dana. Lebih tepatnya.

Jendelanya sedikit diturunkan demi merasakan hembusan angin sore yang menggerakan rambut cokelat miliknya. Diikuti secarik senyum simpul, ia mengeluarkan kekengan ringan menikmati suasana, dengan memelankan laju mobil.

Radio pada porsche - nya terdengar menyiarkan berita utama pada kejadian hari ini. Salah satunya adalah suatu hal yang membuatnya tergelak puas. Pun, rungunya tak lama mendengar suara panggilan dari seseorang yang sepertinya tajam terkait hal-hal yang amat dilakukannya.

Pribadi jakung dengan gestur santai dan masih mengendarai porsche tersebut tak ragu menekan tombol otomatis pada earphone yang terpasang sempurna ditelinganya. Menurunkan sedikit kacamata hitam di pandangannya, dan menjawab,

"Bagaimana? Adakah hal lainnya yang ingin kau sampaikan lagi? Come on you are so bossy, man!"

Justru seseorang yang menjawab di seberang sana gemas menahan kesal dengan jawabannya, dan tanpa lelaki muda ini sadari, sebuah mobil sheriff mengikutinya bersama bunyi shirene, berteriak dengan lugas memakai pengeras suara,

"Dominic Vincentlaw Lamberg! Menepi sekarang atau Anda kami tahan!"

Pribadi bernama Dominic Vincent tersebut mengukir senyum tipis. Sembari menepikan mobilnya. Ia keluar dengan santai, melepas kacamatanya, bersama bibir yang sibuk mengunyah bubblegum. Ia lalu mengusak jemari lentiknya pada rambutnya setelah bersandar pada pintu mobil. Tanpa ragu berkata kepada dua orang penegak keamanan di hadapannya.

"I got caught.. in two of young lady... again, huh?" Seringai tipisnya terulas, ketika terlintas hal-hal menarik dan memacu adrenalin di dalam benaknya.

Vincent mendekat, memberi senyum terbaik ketika ingin bernegosiasi. Terkhusus bagi kaum hawa, ia memberi tatapan tajam bersama netra gelapnya namun disertai siratan menggoda. Sebuah cara yang kerap ia lakukan dan tentu saja membuatnya dapat terlepas dari jerat yang menunggunya.

Dua wanita yang pernah ditaklukannya lalu melepaskannya pada saat berada dalam moment seperti ini.

Mungkin karena tak dapat menipu fakta bahwa betapa tampannya makhluk bernama Dominic Vincent ini, juga bagaimana lelaki itu selalu saja berhasil memutar balikkan opini serta fakta menjadi suatu hal yang sulit di debatkan.

Namun sayang sekali, kejadian sepuluh tahun berlalu sepertinya takkan terulang. Nasibnya mungkin akan terhitung sial hari ini. Dan, Vincent takkan pernah tahu, bahwa tertangkap rasanya akan begini.

••

"Can you write your name here, sir?" ucap seorang wanita yang berhasil membawanya dalam memenuhi tanggung jawab pada sebuah kesalahan yang dilakukannya hari ini.

Vincent menghela napas. Tangannya bergerak malas menulis di atas secarik kertas, walau jauh di dalam pikirannya ia menggerutu.

Ke mana Logan? Dia sudah menghubungi sekretarisnya tersebut namun sampai saat ini ia tak mendapat balasan. Vincent tak ingin menunggu lama, namun ia harus mempertahankan wibawanya agar tetap terlihat tenang.

Vincent memegang prinsip. Bagaimana pun, ia bukanlah pribadi yang begitu saja akan menyerahkan diri kepada siapapun. Sosoknya terlalu berpengaruh.

Maka untuk kesialannya di hari ini, akan ada toleransi.

Let Me Be With You [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang