Shibuya, Japan.

1.7K 268 248
                                    

Sampai di Shibuya Cross, Gemma dan Harry turun dari taksi setelah selesai memberikan beberapa lembaran uang yang sesuai dengan argo. Mereka hampir saja sesak nafas karena terhimpit oleh banyaknya orang yang menyebrang.

"Where's the map?" Gemma mengulurkan tangannya dan menaik turunkan keempat jarinya seperti preman atau tukang parkir.

Tangan Harry mulai bergerak di saku celana bagian kanan. Namun nihil, tidak ada satupun barang yang tersimpan di sana. Akhirnya ia mencari lagi di saku bagian kiri. Alangkah terkejutnya Harry saat mengetahui saku celana bagian kirinya bolong.

Duh, gimana ini... Jangan-jangan tadi petanya ada di saku kiri.

"Katakan Peta!" kata Harry menggunakan aksen Dora.

Gemma memutar bola matanya, "Nggak usah bercanda deh, Harr."

"Siapa bercanda? Petanya nggak mau keluar kalau lo nggak manggil dia!"

"Peta!" Sahut Gemma dengan malas.

"Lebih keras!"

"Lo ngejek gue, ya?? Sini petanya!" Seru Gemma mulai tak sabar.

"Sebenarnya... petanya nggak ada."

"Nggak ada gimana?! Bukannya tadi pas di bandara gue udah ngasih ke lo?"

"Emang, tapi gue naruhnya di saku celana kiri dan gue nggak tau kalau saku celana kiri gue itu bolong...."

Kesal, Gemma menjitak kepala Harry dengan keras. "Ini nih, karena nggak pernah nyuci celana jadi bolong kan digigit tikus! Terus gimana caranya kita ke Harajuku kalau nggak ada peta?"

"Jangan suruh gue untuk berpikir deh, Gem. Ntar kepalaku pusing."

"Lo nggak pernah bisa diandalkan, selalu menyusahkan. Kesel gue punya kembaran bego kayak elo." Keluh Gemma.

"Kalo lo nyesel punya kembaran yang bego kayak gue, lebih baik gue pergi!" Harry mulai pergi meninggalkan Gemma.

"Cih, dia pikir gue bakal ngejar dia gitu? Ogah!"

Sambil menunggu Harry balik, dia memainkan candy crush diponselnya. Ia tahu, mana mungkin Harry pergi lagi ke bandara untuk balik ke Indonesia. Jika itu benar, berarti Harry tega dengannya.

Langit semakin lama semakin gelap yang berarti siang telah berganti menjadi sore. Gemma pun mengecheck waktu di Jepang menggunakan ponselnya.

"Gue udah dua jam main candy crush dan Harry belum balik?! Anak itu ke mana sih? Masa gue yang harus nyari dia," Gemma bergumam. "Fine!! Lo menang, Harry!!"

Pun Gemma mulai melangkahkan kakinya mencari Harry. "Ini daritadi kayaknya nggak pernah sepi deh jalannya. Baguslah, nggak ada yang begal gue."

"Ugh, gara-gara dia gue sampe lupa nelfon baby Luke."

"Kok gue lebay banget ya manggil baby Luke? Ih bicara sendiri lagi."

"Masa bodo' deh!"

Sebelum dirinya berubah menjadi gila, Gemma mengambil kembali ponselnya untuk menelfon Luke.

Tut... tut... tut... tut... tut... tut No-

"ARGHH!!" Gemma menendang kaleng coca cola yang ada dikakinya dengan tendangan super ala kapten Tsubasa. Ia hampir kabur ketika kaleng coca cola tersebut mendarat di kepala orang, namun diurungkan niatnya ketika orang itu merintih kesakitan.

"Maaf ya, gue nggak tau kalau tendangan gue bisa mendarat di kepala lo."

Orang itu meringis sambil mengusap kepalanya. "Iya, nggak apa-eh I mean it's okay."

"Wah, orang Indonesia ya?"

"Iya, baru pindah ke sini." Jawab perempuan itu.

"Gue Gemma."

"Mutiara."

"Sekali lagi, maaf ya? Gue nggak sengaja."

"Iya, santai aja kali. Lo kelihatannya lagi kesal."

"Ah, iya. Kembaran gue hilangin peta dan sekarang malah dia yang hilang."

"Ciri-cirinya gimana?"

"Keriting, agak lebih tinggi dari gue, tattonya banyak banget, pake sepatu boot cokelat kalo nggak salah, pake kemeja putih yang nggak dikancing sampe kelihatan nipplenya, terus mmm jelek." Kata Gemma panjang lebar.

"Kalo gue jadi kembaran lo sih paling duduk di starbucks sambil makan cheese cake. Mau nyari di sana nggak?" Tanya Mutiara.

"Boleh."

Baru saja masuk, Gemma sudah melihat Harry bersama dengan seorang wanita. Setelah pamit dengan Mutiara, Gemma menghampiri Harry.

"Harry... " Gemma mulai terisak-isak, "A-aku hamil, kamu harus tanggung jawab!"

Ekspresi wanita tersebut sangat terkejut mendengar pernyataan yang dilontarkan Gemma, terlebih dengan Harry yang mulutnya sudah terbuka sampai menyentuh permukaan meja.

"Aku kira kamu cowok baik-baik, ternyata? Brengsek!" Lalu cewek itu berdiri dan menampar Harry sebagai salam perpisahan.

Setelah cewek itu pergi, barulah Gemma tertawa terpingkal-pingkal. Harry hanya mampu mengelus dadanya dengan sabar. "Balas dendam, Gem?"

"Tentu. Kau sudah menghilangkan petaku, maka aku menghilangkan gebetanmu."

"Gue udah dapet petanya. Lo masih mau ke Harajuku?"

Gemma menggeleng, "Udah malem, kita harus istirahat. Pagi-pagi kita udah harus ada di bandara kalau nggak mau ketinggalan pesawat.

Maafin omongan gue yang tadi ya, gue sayang sama lo."

"Gue juga sayang sama lo."

Harry tersenyum sangat lebar sehingga dimplesnya terlihat. Kemudian dia melingkari leher Gemma dengan tangan kanannya dan bersama-sama keluar dari tempat tersebut.

TBC

Hi! Part ini kek panjang banget yak, semoga nggak bikin kalian sedih atau bosen kayak part sebelumnya, haha.

**sebenarnya kalo Harry tadi berpikir, dia masih bisa ke Harajuku make google map. Tapi gue sengaja buat dia nggak berpikir biar dia bisa hilang, hahayy~~

Signal vs The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang