It's over

1.8K 314 51
                                    

Chapter ini mereka ada di bandara paris, bukan negara baru lagi. enjoy!

“Harry, sebelum aku menelfon Luke, aku mau minta maaf atas segala kesalahanku. Maaf selama ini aku berkata kasar dan menjahilimu. Mungkin karena dosaku lah makanya sambungan telepon ini selalu tidak tersambung.”

“Aku tahu, selama ini kau selalu marah karena itu sebagai pelampiasan kekecewaanmu dengan Luke. Aku mengerti, Gemma. Lagipula, aku tidak upernah memasukkannya dalam hati. Aku anggap itu hanyalah candaan.”

Gemma terharu mendengar jawaban terbijak yang pernah keluar dari mulut kembarannya. “Kau memang saudaraku yang terbaik.”

“Memang, kau saja yang baru mengetahuinya.”

“Kau kembali menyebalkan, Harr,” kata Gemma datar.

“Begitulah aku, labil.” Balas Harry. “Lebih baik sekarang kau menelfon Luke.”

Pun Gemma mengambil iPhone yang berada disaku celananya. Ia mencari nama Luke yang tertera di kontak.

Tut... tut... tut... tut... tut—nomo

Harry memeluk Gemma begitu melihat air mata turun mengalir dipipi Gemma. Ia membiarkan Gemma meluapkan seluruh kesedihannya dalam pelukannya. Bahu kembarannya itu bergetar hebat, baru kali ini Harry melihat Gemma seperti itu.

“Aku mau menyerah saja.”

“Kenapa?”

“Aku sudah tidak tahan!” Seru Gemma. “Luke hanyalah masa laluku. Aku dan dia tidak ditakdirkan untuk bersama. Takdir menyuruhku untuk melupakan Luke. Dan aku harus menerima kenyataan pahit itu.”

“Kau tidak boleh menyerah secepat itu, Gemma. Jangan biarkan takdir mengontrol dirimu. Kau harus mengubah takdirmu!”

Gemma tersenyum miris. “Tidak mungkin. Hanya akulah yang berjuang di sini. Mungkin di sana Luke sudah tidak mengingatku lagi, ia sudah mempunyai pacar, atau mungkin ia sudah mati.”

Harry menahan tawanya, takut amarah Gemma bisa membuat dirinya celaka.

“Ayolah Gemma! Ini masih awal perjalanan. Kau baru mengunjungi enam kota! Masa kau sudah menyerah, sih? Payah.”

It’s over. Aku mau memesan tiket ke Indonesia. Sudah cukup aku bersandiwara dan tenggelam dalam masa laluku. Aku harus menjalani kehidupan normal juga. Seperti kuliah dan bekerja.”

Harry terdiam melihat Gemma yang kini sedang berjalan menuju pembelian tiket penerbangan. Mungkin keputusan Gemma untuk menyerah tidak bisa diganggu gugat.

TBC

Gue cuman mau bilang untuk silent readers: ayolah vote dan komen chapter ini! Kasian tau gue yang berjam-jam, berhari-hari buat lanjutin ni cerita sedangkan kalian yang baca hanya beberapa menit doang bacanya :(

Signal vs The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang