Chapter 8

1.5K 233 20
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

(Name) mengelus kepala Senju. "Maaf ya Senju, sepertinya cukup sampai di sini aku bisa mengajarimu bela diri."

Senju menatap bingung ke arah (Name). "Kenapa berhenti kak? Memangnya kakak mau kemana?"

"Karna kami sudah mulai tumbuh dewasa, terpaksa kami harus meninggalkan dunia anak berandalan. Tapi sebelum aku berhenti menjadi anak berandalan, aku ingin memberikanmu sesuatu." (Name) meletakkan sebuah mahkota di atas kepala Senju. ''Mahkota ini diberikan kepadaku saat julukanku berubah menjadi 'Tirani Empress'. Tolong dijaga dengan baik yah, Senju. Anggap saja benda kenang-kenangan dariku."

"Apa kak (Name) serius ingin aku menjaga mahkota berharga milik kakak?!"

(Name) menganggukkan kepala dan tersenyum kecil. "Aku serius dan aku yakin kamu bisa menjaganya dengan baik."

"Aku janji, aku akan menjaga mahkota milik kak (Name) dengan baik."

Karna para pendiri Black Dragon sudah semakin dewasa, mereka memutuskan untuk berhenti dari dunia anak-anak berandalan. Mereka mulai mencari pekerjaan demi menghidupi hidup mereka. Kini masa keemasan Black Dragon telah berakhir setelah Black Dragon generasi pertama telah bubar.

Shinichiro membuka bengkel motor miliknya sendiri. (Name) membuka sebuah klinik kesehatan. Takeomi memutuskan untuk mengurus kedua adiknya. Wakasa dan Benkei membuka tempat GYM bersama.

Walaupun sudah tidak aktif di dunia berandalan, tapi nama mereka selalu dikenal. Apalagi (Name), sebagai sosok wanita yang paling di takuti dan memiliki julukan yang membuat siapapun yang mendengarnya tak ingin berhadapan langsung dengannya.

Kini (Name) sekarang sedang mengangkat beberapa kardus yang berisikan botol obat-obatan. Baru saja dia selesai memasukkan kardus-kardus itu ke dalam gudangnya, dia mendapatkan telfon.

"Ya, dengan (Name) di sini. Ada yang bisa saya bantu?"

"....."

"Ah, kakek Sano, ada apa?"

"......"

"Eehhh Shinichiro panas? Baiklah, saya akan segera ke sana."

(Name) memutuskan telfon. Dia langsung pergi mengambil kotak obatnya dan mengendarai motornya menuju ke rumah kediaman keluarga Sano. Tak butuh lama akhirnya sampai juga di depan pintu rumah kediaman keluarga Sano. (Name) mengetuk pintu rumah kediaman Sano.

Kakek Shinichiro yang membuka pintu rumah. ''Ah, (Name)! Akhirnya kamu sudah sampai nak. Silahkan masuk."

"Terima kasih kakek. Apa saya boleh ke kamarnya si tiang listrik itu?"

"Silahkan, mungkin dia sedang istirahat di dalam kamarnya."

(Name) berjalan menuju ke kamar Shinichiro. Jangan tanya kenapa (Name) bisa tahu di mana kamarnya Shinichiro. Itu karna (Name) sudah biasa menginap di rumah keluarga Sano. Jadi mulai dari kamar kakek, Shinichiro, Mikey dan Emma sudah dia ketahui.

Setibanya di depan pintu kamar Shinichiro, (Name) perlahan-lahan membuka pintu kamar tersebut. Saat dibuka, nampak Shinichiro yang sedang tertidur dengan wajah yang merah. Mungkin karena efek sakit panasnya makanya wajah pemuda itu menjadi merah.

(Name) berjalan menuju ke tempat tidur Shinichiro. Dia meletakkan kotak obatnya di lantai dan mulai membukanya. Pertama, dia harus mengecek suhu tubuh Shinichiro.

"39° lumayan panas sih. Kalau tidak ditangani segera bisa-bisa panasnya bisa naik."

Kedua, (Name) menempelkan semacam kompres di dahi Shinichiro guna menurunkan sedikit panas dari pemuda itu. Dia meletakkan botol bulat yang terdapat beberapa tablet obat berwarna putih di atas meja yang ada di dalam kamar Shinichiro.

"Cepat sembuh ya, Shinichiro." (Name) mengecup pipi Shinichiro.

Shinichiro tersenyum kecil dalam tidurnya. Sedangkan (Name) kembali merapikan isi kotak obatnya dan berjalan keluar dari kamar Shinichiro. Tak lupa dia juga menutup pintu kamar dari sahabatnya itu.

~~~ Bersambung ~~~

The Forgotten Goddess (Tokyo Revengers x Female Reader Uchiha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang