Chapter 9

1.4K 245 13
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

(Name) baru saja selesai berbelanja bahan-bahan makanan untuk dia masak jadi makan malamnya. Tetapi saat di perjalanan pulangnya, dia melihat ada 2 orang anak laki-laki yang sedang digebukin oleh sekelompok anak remaja yang bertubuh tinggi dan besar. (Name) langsung berjalan menghampiri kejadian itu.

"Hei kalian, apa kalian bisa berhenti untuk memukuli kedua anak itu? Lihatlah mereka yang sudah bonyok karna ulah kalian." (Name) mencoba melerai.

"Diamlah tante tua, ini bukan urusanmu."

Sebuah tinju melayang ke arah wajah anak remaja yang tadi menyebuti (Name) sebagai tante tua. "Karna kalian sudah membuatku kesal, maka sekalian saja aku membuat kalian merasakan rasa sakit."

(Name) menghajar semua anak remaja itu. Seketika para kumpulan anak remaja itu langsung lari kocar-kacir. (Name) menghela nafasnya dan menatap ke arah kedua anak laki-laki yang telah dia selamatkan.

"Apa kalian mengalami luka yang parah?" tanya (Name) kepada kedua anak itu.

"Hanya luka lembam saja, kak." jawab anak laki-laki bersurai pirang dan memiliki warna mata yang indah.

(Name) mengeluarkan botol salep luka berukuran kecil dari dalam kantong jaketnya. "Kemarilah, biar aku mengobati luka-luka kalian itu."

Awalnya mereka ragu, tapi mereka mulai memberanikan diri untuk mendekati (Name). (Name) lalu mengobati luka-luka yang ada pada tubuh kedua anak laki-laki yang telah diselamatkan tadi.

"Lain kali kalau ada yang menyerang kalian, di lawan saja. Terserah mau pakai tangan kosong atau pakai senjata, yang penting kalian melakukan perlawanan."

Setelah selesai (Name) kembali menyimpan botol salep luka ke dalam kantong jaketnya. (Name) melambaikan tangannya kepada kedua anak itu dan kembali berjalan pulang ke rumahnya.

"Hei, kakak itu cantik yah. Sudah cantik, kuat dan jago merawat ya," ucap anak bersurai blonde itu.

"Kau benar, Seishu."

"Bukannya kau hanya memuji  kak Akane saja? Ini pertama kalinya aku mendengarmu memuji orang lain selain kak Akane."

"Me-Memangnya salah? Aku kan hanya kagum saja."

"Tidak salah sih, tapi aku terkejut mendengarnya langsung darimu."

Akhirnya sampai juga di rumah tercintanya. (Name) bersiap-siap untuk memasak makan malamnya, tapi dia diganggu lagi dengan suara bel rumahnya yang berbunyi. Dia langsung bergegas ke pintu rumah untuk mengecek siapa yang datang ke rumahnya.

Saat dia membuka pintu, nampak Mikey bersama dengan beberapa anak-anak. Tampak mereka terluka dan memar. Sepertinya mereka habis berkelahi dengan geng lain. (Name) mempersilahkan mereka masuk ke dalam dan dia cepat-cepat mengambil kotak obat-obatan miliknya.

"Jadi Manjiro, apa kamu bisa jelaskan mengapa kamu dan teman-temanmu terluka?"

"Hehehe, tadi kami habis berantem dengan geng lain, kak! Kami kalah jumlah sama mereka tapi kami menang dikarenakan mereka itu sangat lemah!"

(Name) memukul kepala Mikey. Hingga membuat adik dari Shinichiro itu meringis kesakitan. (Name) mengobati mereka semua dengan hati-hati.

"Oke sudah selesai, sekarang kalian bisa pulang. Keisuke, awas saja kamu berkelahi sampai babak belur seperti ini. Atau akan aku laporkan soal ini ke ibumu."

Mendengar ancaman dari (Name), membuat Baji menjadi takut. Sewaktu (Name) masih bergabung di Black Dragon, dia selalu pergi ke tempat Dojo milik kakek Shinichiro. Di sana awal pertemuan antara Baji dan (Name).

Sekali pernah Baji menyatakan perasaannya dan ingin menikahi (Name). Yang lain hanya bisa tertawa mendengar pernyataan dari Baji. Yang membuat mereka tertawa adalah Baji ingin menikahi gadis yang jauh lebih tua dari dia. Mereka juga tidak yakin (Name) akan menerima pernyataan cinta dari Baji. Shinichiro saja belum diterima, apalagi Baji.

~~~ Bersambung ~~~

The Forgotten Goddess (Tokyo Revengers x Female Reader Uchiha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang