Hari berganti hari, namun tidak dengan perasaan haechan yang tidak pernah berganti dari sang pujaan hati.
"Chan." Panggil yangyang.
Yang dipanggil pun menaikan salah satu alisnya sembari mengalihkan pandangannya pada sang sahabat.
"Renjun tidak masuk kuliah hari ini." Ujar yangyang sembari melihat layar ponselnya.
Mendengar hal tersebut kedua netra haechan seketika membulat dan beranjak dari duduknya, tidak menghiraukan sang dosen yang tengah menatap tajam dirinya dari arah depan.
"Kenapa bisa?!" Sewot haechan.
"Tentu saja bisa lee haechan, kamu bisa keluar dari kelas saya." Bukannya yangyang, yang menjawab melainkan sang dosen yang tengah tersenyum tajam ke arah sang pemuda tan.
Membuat haechan meneguk ludahnya kasar. Sedangkan yangyang sedari tadi sudah menunduk dan menggerakan tangannya pura-pura menggerakan mencatat.
▪︎
▪︎
▪︎Haechan menghela nafasnya, entah untuk yang keberapa kalinya. Hingga pintu kelas disampingnya terbuka dan menampakan wajah sang sahabat.
"Jelaskan padaku!" Sambar haechan.
Baru saja yangyang akan membuka suaranya namun terhenti saat suara lain dari arah belakangnya lebih dulu terdengar.
"Kau yang harus menjelaskan padaku kenapa kau berteriak saat kelasku, Lee haechan-ssi." Ujar taeil yang merupakan dosen muda di kampus tersebut dengan wajah galaknya.
"Hehe, yangyang memberitauku kalau dia baru saja menang lotre ssaem." Asal haechan yang membuat yangyang membulatkan kedua netranya dan menatap tajam sang sahabat.
"Woah benarkah?! Dimana kau membelinya?! Aku tidak pernah menang" ujar taeil seakan lupa pada kemarahannya tadi.
Yang ditanya pun segera membulatkan kedua netranya dan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.
"Eum...anu...anu ssaem...di...pasar!!" Ujar yangyang dengan senyum dipaksakan.
Mendengar jawaban yangyang, haechan pun menepuk keningnya tidak habis pikir dengan cara pikir sang sahabat.
"Pasar? Memangnya dipasar jual lotre?" Bingung taeil.
"Jual ssaem! Mereka baru menjualnya beberapa minggu yang lalu. Kalau begitu saya dan yangyang permisi dulu ya ssaem." Sambar haechan cepat sembari membungkuk sopan dan beranjak cepat meninggalkan taeil yang masih terdiam di tempatnya.
▪︎
▪︎
▪︎Yangyang melemparkan tatapan tajam dan membunuhnya pada sang pemuda tan yang menjabat sebagai sahabatnya tersebut.
"Apa-apaan aku menang lotre?!" Sewot yangyang.
Haechan yang mendengarnya pun memutar matanya jengah.
"Setidaknya aku lebih masuk akal ya daripada alasan menjual lotre dipasar!" Balas haechan tak kalah sewot yang membuat yangyang kehabisan kata-kata.
"Ya itu salahmu! Kalau mau menipu dosen itu briefing dulu!" Ujar yangyang tak terima.
"Lupakan dulu masalah itu. Kau tau darimana renjun tidak masuk?" Tanya haechan.
Memang sedari pagi netranya tidak menemukan renjun, dan para mantan renjun juga terlihat tenang karena biasanya mereka akan saling beradu mulut di tempat dimana renjun berada.
"Dari fansnya." Ujar yangyang santai yang membuat haechan mengerutkan keningnya.
"Sejak kapan kau berteman dengan fans renjun?" Bingung haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadonna ✓
Romance- Short Fanfic - Haechan yang harus berpikir berulang kali untuk bersaing dengan para mantan dari sang primadona kampus. [Hyuckren] 🐻 × 🦊 Warn⚠️ BxB area!