Sepertinya ucapan haechan mengenai dirinya yang akan mundur tersebut benar-benar sang pemuda tan lakukan.
Terbukti dari haechan yang selalu menghindari berinteraksi dengan sang pemuda Huang.
Setiap dikelas jika beberapa hari belakangan keduanya banyak mengobrol. Kini haechan memilih untuk duduk di kursi yang cukup jauh dari jangkauan renjun yang membuat yangyang mau tidak mau mengikuti sang sahabat.
Jika makan siang biasanya yangyang dan haechan akan duduk dan makan bersama renjun, kini keduanya akan memilih makan di meja lain yang membuat renjun harus duduk sendirian dan kembali di ganggu oleh para mantannya.
Jika biasanya haechan akan menawarkan renjun untuk pulang bersama. Kini sang pemuda tan akan langsung pulang. Bahkan ketika renjun meminta diantar pulang, haechan akan menolak dengan alasan bahwa dirinya ada urusan penting.
Tentu saja yangyang jadi jengkel sendiri. Kalau kata yangyang, haechan itu membuang kesempatan emasnya. Haechan itu terlalu pengecut! Belum maju tapi sudah mundur duluan. Kira-kira begitu.
Kadang yangyang gemas sendiri dengan kepasifan sang sahabat dalam memperjuangkan cintanya.
"Kau ini kenapa pengecut sekali sih?!" Sewot yangyang ketika haechan entah untuk yang keberapa kalinya menolak makan bersama dengan renjun.
Bukannya apa-apa yangyang hanya kasihan dengan renjun. Karena bahasa kasarnya. Teman renjun itu hanya dirinya dan haechan. Tanpa mereka ya lihat kan? Sang primadona makan sendirian dan selalu diganggu oleh para mantannya yang gagal move on.
"Aku sudah dengar itu puluhan kali dari mulutmu aku bosan tau dengarnya!" Protes haechan.
"Biar! Aku akan mengatakannya puluhan, ratusan bahkan ribuan kali sampai jiwa pengecutmu itu hilang dan kau bergerak mendekati renjun!!!!" Emosi yangyang sembari menggebrak meja yang membuat haechan terkejut.
Begitu pun dengan semua pasang mata di kantin yang kini sudah berfokus ke meja haechan. Dan tentu saja ada renjun diantara ratusan pasang mata tersebut.
Haechan menghela nafasnya saat melihat sang sahabat berlalu pergi.
"Ck, lee haechan bodoh brengsek. Benar kata yangyang kau terlalu pengecut." Gumam haechan pelan yang kemudian beranjak meninggalkan mejanya.
Tanpa menyadari bahwa sedari tadi renjun tengah menatapnya dari jauh dengan pandangan sedihnya.
▪︎
▪︎
▪︎Renjun lagi-lagi menghela nafasnya. Sang pemuda huang bermata rubah tersebut terus merenungkan ucapan, sikap dan perbuatannya selama beberapa hari ini.
Apakah ada dari kelakuan, atau ucapannya yang membuat haechan kecewa atau marah padanya?
Jujur saja, selama beberapa hari bisa dekat dengan haechan membuat renjun merasa sangat senang. Karena ia bisa menjadi lebih bebas mengekspresikan dirinya. Ia tidak harus berpura-pura menjadi renjun sang primadona kampus.
Sepertinya renjun harus bertanya pada seseorang bukan? Tapi tidak mungkin haechan. Karena pemuda tan tersebut bahkan bertatapan mata dengannya saja tidak mau.
"Huft tidak berpacaran, berteman sama-sama sulit." Keluh renjun.
Baru saja dirinya akan melangkahkan kakinya hingga seseorang menghentikan langkahnya. Siapa lagi kalau bukan mantannya.
"Kau mau apalagi jaem?" Bingung renjun pada mantannya yang satu ini. Saat keduanya masih berpacaran dulu padahal jaemin terlihat tidak perduli dengannya. Tapi sekarang? Dia malah mengejar-ngejar renjun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadonna ✓
Roman d'amour- Short Fanfic - Haechan yang harus berpikir berulang kali untuk bersaing dengan para mantan dari sang primadona kampus. [Hyuckren] 🐻 × 🦊 Warn⚠️ BxB area!