4. Take another step!

3.5K 525 22
                                    

"APA?!" Sewot yangyang setelah mendengar cerita sang sahabat.

"Mulutmu itu sudah seperti petasan tau tidak?!" Frustasi haechan.

"Mengaca ya." Balas yangyang tak ingin kalah yang membuat haechan mendengus.

"Kenapa kau tidak memberitauku?!" Galak yangyang sembari menatap sinis sang sahabat dan mendekatkan wajahnya pada wajah tampan milik haechan.

Membuat haechan dengan cepat mendorong wajah yangyang karena bisa menimbulkan salah paham nantinya.

"Ya ini kan sudah aku beritau?!" Balas haechan sewot.

"Benar juga sih. tumben otakmu encer." Ujar yangyang.

"Baru aku kasih pengencer tadi pagi." Asal haechan yang dibalas tatapan datar oleh yangyang.

"Tapi." Ujar yangyang, yang seketika membuat haechan mengerutkan keningnya.

"Tapi apa lagi kali ini?" Tanya haechan dengan wajah frustasinya.

"Kalau kau cuman mengajaknya pulang ya tidak akan berarti apa-apa." Ujar yangyang dengan nada menyerupai seorang yang sudah sangat ahli dalam hal seperti ini.

"Hah? Terus aku harus apalagi?!" Tanya haechan dengan nada penuh kefrustasian.

Mengajak pulang renjun saja kemarin sudah membuatnya seakan-akan sedang menyebrang ke alam lain. Dan sekarang dia harus melakukan hal lain? Mau taruh dimana mukanya nanti jika ia melakukan kebodohan lagi.

▪︎
▪︎
▪︎

Haechan menatap penuh binar ke arah makan siangnya hari ini.

"Kau sudah seperti orang susah tau tidak? Melihat nasi goreng sudah seperti melihat renjun." Ujar yangyang dengan wajah sinisnya.

Haechan yang mendengarnya pun mengerutkan keningnya. Apa hubungannya coba nasi goreng dengan renjun?

"Ini namanya menghargai makanan." Ujar haechan dengan wajah semangatnya.

Baru saja sang pemuda tan akan menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya, hingga dengan tidak berperasaan yangyang menyenggol tangannya hingga nasi di sendoknya tumpah semua.

"MASALAHMU APA HAH?! MAU ADU JOTOS DENGANKU?!" Sewot haechan karena kenikmatan makan siangnya yang terganggu.

"Cih, tidak minat. Daripada kau mengoceh tidak jelas. Lebih baik kau berdiri dan duduk di samping renjun sana." Perintah yangyang.

Haechan menjatuhkan rahangnya. Sepertinya sahabatnya tersebut sudah mulai agak tidak waras.

"Yang, kau tidak gila beneran kan?" Tanya haechan hati-hati.

"Kau yang gila! Cepat sana!" Galak yangyang.

"Ya untuk apa aku duduk disebelahnya aku tanya?!!" Haechan sepertinya sudah tidak membendung emosi dan rasa frustasinya.

"Ya mengajaknya makan bersama! Cepat sana!" Gemas yangyang akan kebodohan haechan mengenai hal seperti ini.

Mendengar hal tersebut dengan cepat haechan menggelengkan kepalanya dan menjauhkan sedikit kursinya dari yangyang. Membuat yangyang semakin gemas dan kesal secara bersamaan dan menarik paksa tangan sang sahabat.

"Ck, ayo!" Ujar yangyang, yang membuat haechan mengerutkan keningnya.

"Hah?! Kemana?!" Bingung haechan.

Sedangkan sang tersangka yang menarik tangannya hanya tersenyum licik sembari menarik terus tubuh sang sahabat hingga keduanya sampai di depan meja renjun.

Primadonna ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang