Dua Penghianat

558 106 10
                                    

Pesta pernikahan itu akhirnya terjadi. Meskipun istri Pak Rio selalu mengamati gerak gerik Sakha dan Viona. Perempuan itu bernama Vivian, dia penasaran dan merasa ada yang aneh dengan adik dan istri dari Syam tersebut.

Ya, Viona sudah resmi jadi istri Syam Syailendra. Namun, matanya tak pernah beralih dari melirik adik iparnya. Bahkan bercanda di pelaminan, tapi tak ada seorang pun yang merasa itu aneh, menganggap itu hanya candaan biasa adik dan kakak ipar barunya.

Namun, tidak dengan perempuan itu. Dia terus mengamati dan merekam apa saja yang terjadi di pelaminan. Baginya, butuh bukti mengungkap keanehan ini. Karena apa yang dilihatnya dianggap normal di mata orang-orang.

Syam selalu menunduk dan tak pernah berani menatap wajah istrinya. Membuat sang istri leluasa melirik adik iparnya, anehnya semua menganggap itu adalah sebuah kewajaran mengingat Sakha memang periang dan Syam sangat pemalu.

Hingga pesta usai, Vivian terus mengamati gerak gerik Viona dan menole pada suaminya.

"Aku merasa bakal ada masalah ke depannya," bisik Vivian pada Pak Rio yang menoleh heran padanya.

"Maksud kamu?"

"Pegang omonganku, sejak tadi Viona malah lirik-lirikan dengan Sakha. Bahkan saat fitting pakaian terakhir, adik iparnya itu menggelitik pinggang kakak iparnya. Apa itu wajar? Aku merasa itu gak wajar," papar Vivian membuat Pak Rio menatap Viona yang memang masih sering tertangkap melirik Sakha, juga sebaliknya.

"Kalau benar, aku gak akan biarkan dia menyakiti Syam. Bagaimanapun Syam sudah mengangkatku dari kemiskinan, sampai menjadi asisten ayahnya. Jika benar dia dikhianati, aku sendiri yang akan menyeret perempuan laknat itu," bisik Pak Rio menatap Viona yang memasuki mobil pengantin disusul oleh suaminya.

"Itu yang aku pikirkan. Tapi kita butuh bukti real. Mungkin akan mudah jika kita tinggal dengan mereka." Vivian menatap suaminya, karena dia merasa peduli dengan Syam yang telah membuat mereka seperti sekarang ini. Terangkat dari kemiskinan.

Dulu, Pak Rio hanya seorang OB, tapi Syam menyukai cara kerjanya. Juga dia memiliki ijazah S1 dan cerdas di mata Syam. Hingga diangkat jadi staff, kecerdasannya membuat Hangga pun kagum dan memintanya jadi asisten pribadi. Oleh karena itu, dia akan sangat membela Syam dengan segala cara sebagai balas budi.

Syam sendiri duduk dengan gugup di sisi Viona yang sangat cantik. Namun, istrinya itu sibuk dengan ponselnya.

Pokoknya malam ini kamu jangan menyerahkan kesucian. Itu Cuma buat aku, tulis Sakha dikirim kepada Viona.

Iyalah, gak mungkin aku menyerahkan kesucianku buat kakakmu. Aku menikahinya demi orang tuaku, balas Viona lalu mematikan layar karena Syam menoleh padanya.

"Chat dengan teman-teman?" tanya lelaki itu dengan suara yang merdu.

"Iya, biasa pasti kalau ada yang menikah akan digoda di grup," jawab Viona berbohong.

"Apa yang dibahas?" tanya Syam lagi.

"Rahasia."

"Baiklah." Syam menatap tangan istrinya, harapannya ia bisa mengenggam jari-jari lentik itu. Sayang, tangan kirinya begitu sulit ia gerakkan.

"Terima kasih mau menikah denganku," ujar Syam lagi dengan manis.

"Aku gak munafik, aku menikah karena permintaan orang tuaku. Jadi ... aku harap, kita punya waktu untuk saling mengenal lebih dulu sebelum memutuskan ... melepaskan masa keremajaan kita," papar Viona menatap Syam yang terlihat sedikit terkejut, tapi dia mengangguk, "kamu paham kan maksudku? Aku belum siap harus ... melakukan malam pertama."

"Iya, aku paham. Aku pun belum mengerti bagaimana," kekeh Syam sambil merona dan menoleh ke arah lain, tapi Viona memutar bola mata dengan kesal.

Hal itu tak luput dari penghilatan Pak Rio yang duduk di samping sopir. Dugaan istrinya benar, bahwa Viona menikahi Syam karena terpaksa, tapi dia mungkin menyukai Sakha yang jauh lebih ceria dan normal.

Getar AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang