Syam menatap langit dari ruang kerjanya. Dalam ingatannya, jelas bagaimana mata Sakha dan istrinya saling merindu. Tatapan yang tak biasa sebagai adik dan kakak ipar. Pun, kaki mereka yang bermain di bawah meja.
Bukan hanya itu, dia pun pernah melihat bagaimana mereka berinteraksi selayaknya kekasih. Ia pun akhirnya mencari tahu hubungan seperti apa adik dan istrinya.
Hari ini, dia pun mengendarai mobil dan menuju kampus adiknya. Diam-diam, dia melihat bagaimana mereka begitu mesra dan tidak berkumpul dengan teman-temannya, melainkan duduk berdua di taman.
Hal paling menyakitkan baginya saat keduanya saling mengecup bibir meskipun singkat.
Perih, tentu saja. Suami mana yang bisa menerima penghianatan adik dan istrinya. Namun, andai orang tuanya tahu, maka akan sangat terluka. Belum lagi ayahnya Viona yang sedang sakit dan masih dirawat di rumah sakit.
"Jadi begitu? Kamu tidak mencintaiku tapi mencintai adikku? Lalu kenapa menikah denganku?" gumam Syam tangan yang mengepal.
Ia pun kembali ke dalam mobil, meninggalkan tempat itu dengan sejuta luka. Namun, sebagai anak dia tak mampu melukai hati orang tuanya. Dia tahu, mungkin Sakha dan Viona sebelumnya adalah kekasih. Namun, dia yang masuk dalam kehidupan mereka.
Syam pun kembali ke rumah, lalu memasuki kamar dan menatap kamera yang dia sembunyikan, lalu membuka CCTV khusus di kamarnya itu.
"Rabb, apa yang harus aku lakukan pada mereka? Apa mereka pernah berzina di belakangku?" tangannya gemetar memegangi ponsel dan memperlihatkan video adik dan istrinya di kamar ini. Kemudian dia menoleh ke tempat tidur, kamera itu tak mengarah ke sana. Dia pun mulai berpikir ranjang itu telah ternoda oleh mereka berdua.
Pintu kamar terbuka dan Viona melihat Syam tengah menatap ke ranjang.
"Syam?" panggilnya pelan dan keheranan.
"Oh, kamu sudah pulang?" tanya Syam tetap tenang.
"Iya, kebetulan acaranya hanya sebentar. Kamu ... sudah pulang?" tanya Viona menatap wajah suaminya yang menatap bibirnya.
Semoga dia tak meminta ciuman dariku. Aku tak sudi.
"Sudah," jawab Syam singkat dan tersenyum, lalu meninggalkan Viona menuju kamar mandi.
"Huff, kupikir dia mulai minta cium dan ranjang. Semoga saja tidak." Viona bergumam dan menaruh tasnya lalu mengirim pesan pada Sakha, bahwa kakaknya ada di rumah.
Aku takut dia meminta jatah padaku. Dia menatap bibirku dan tadi tengah menatap ranjang. Jadi cepat datang dan alihkan dia.
Sakha pun bergegas kembali ke rumah meskipun ia tengah asik bermain musik di sebuah studio. Dia tak rela kekasih tercintanya ternoda oleh lelaki yang sesungguhnya memiliki hak atas perempuan itu.
Syam sendiri menatap dirinya di cermin. Sadar bahwa dirinya mungkin tak layak dicintai. Namun, dia pun tak ingin harga dirinya diinjak. Hingga sebuah titik bening jatuh ke washtafel.
"Kenapa harus menangisi mereka? Kamu lebih berharga dari apa pun. Tapi mama ... meskipun dia kurang mencintaiku, ia tak layak mengetahui putra kesayangannya seburuk ini," katanya menyeka sudut mata dan menormalkan perasaannya, "kita lihat saja, sampai kapan mereka akan menghianatiku."
Syam mencuci wajahnya dengan satu tangan, lalu keluar kamar dan meninggalkan Viona tanpa bicara apa pun.
Perempuan itu sedikit heran, tapi memilih angkat bahu.
"Bodo amat dicuekin kamu juga, huh!" desisnya sambil terus mengirim pesan pada Sakha.
Enggak, ternyata dia keluar kamar sih. Aku aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Getar Asmara
RomancePacaran dengan adiknya, dinikahkan dengan kakaknya. Viona pun memilih tetap menjalin kasih meskipun telah menjadi istri dari Syam Syailendra.