Chandra [END]

188 25 11
                                    

Sosok yang mereka cari itu akhirnya muncul. Karakteristiknya masih sama seperti hantu berkemben ijo dan berambut panjang yang selama ini Oikawa dan Iwaizumi lihat, tapi kali ini sedikit berbeda–umm barangkali berbeda sama sekali. Entitas itu cantik. Matanya besar berkilau seakan dilapisi kaca, mulutnya tipikal mulut kecil merona idaman kebanyakan wanita, kulitnya sawo matang khas orang jawa, dan yang terpenting adalah hidungnya normal, tentunya tak seperti voldemort. 

Iwaizumi adalah yang paling kaget, dia sampai tak kuasa menahan rahangnya untuk tidak menganga makin lebar. Tentu saja, karena dia yakin hantu sialan itu memiliki hidung mancung ke dalam, bahkan sampai menjulukinya voldemoy–voldemort gemoy. 

Yang paling kasihan sih ya Kitashin. Doi gak bisa lihat sosok itu. Dari awal pun dia bukan orang yang sensitif ataupun bisa lihat begituan. Tapi kali ini dia benar-benar bingung melihat temen dan neneknya takjub. Kasian dia, berasa gak diajak🥲🥲 

"Ini mah Nyi Roro Ngibul! Mana mungkin dia hantu kemben yang biasanya!" kata Oikawa tak percaya. 

"Kidul goblok! Tapi aku setuju, yang ini kecantikan. Keknya salah hantu sih nek. Kita next aja," sahut Iwaizumi. Lemes banget mulutmu ya. 

Mata Nek Kinar masih setia menatap sosok itu. Dia cukup yakin mendengar suara sosok itu walaupun mulutnya tetap mengatup. Bahasa yang didengar nyaris tak ia kenali. Itu Bahasa Jawi Kuno, sebuah bahasa yang jarang dituturkan orang-orang masa kini. 

"Dheweke duduk Nyi Roro Kidul, pyur penunggon kene," Nek Kinar akhirnya bersuara.
*dia bukan Nyi Roro Kidul, dia asli penunggu sini. 

"Jarene kowe kabeh tau tukaran ning kene yo?" 
*katanya kalian pernah bertengkar di sini ya? 

Oikawa dan Iwaizumi sama sekali tidak mendengar ataupun melihat mulut sosok itu terbuka. Sepertinya hanya Nek Kinar yang bisa berkomunikasi dengannya. Kalau dipikir-pikir lagi sosok itu tidak mengeluarkan suara sama sekali selama menghantui mereka. 

Mereka berdua mengangguk dengan ekspresi malu sebagai jawaban. Tentu saja jawabannya iya. Mereka beradu argumen sebelum jatuh ke kolam. Nek Kinar menghela nafas. 

"Eyy, tapi bukan berarti kamu berhak ngacak-ngacak jiwa orang dong! Enak aja!" protes Iwaizumi. 

"Bener! Balikin kita berdua woi. Gausah repot-repot ngurusin pertengkaran rumah tangga orang lain," timpal Oikawa. 

"Aku gak mau tau pokoknya kamu harus tanggung jawab! Bentar lagi ada pertandingan voli terakhir neh!" tambah Iwaizumi lagi.

Sosok itu melotot pada mereka berdua. 

"Dheweke yo ngamok kowe arani voldemoy, jarene ngene-ngene yo weruh Harry Potter. Voldemoy ki sopo to, le?" Nek Kinar menyampaikan pesan sosok itu
*dia juga marah karena disebut voldemoy, katanya gini-gini ya tahu Harry Potter. Voldemoy tuh apa sih, le? 

"Yaaa sapa suruh muncul pake rupa hidung pesek macem gitu, kembenan pulak! Dandan dikit harusnya bisa lah. Mana kalo muncul suka bikin jantungan lagi. Pindah-pindah gak selow kayak pake hoverboard gitu! Salam dulu kek kalo mau dateng, minimal nyapa ‘hai ganteng’. Dan by the way masih bagus tau dipanggil voldemoy, voldemort gemoy," roasting Oikawa.

Sosok itu memutar matanya. Kalau dia bisa pites, sudah pasti kepala Oikawa telah meletup sekarang. Sayangnya tenaga penunggu tidak bisa dapat memengaruh dunia manusia, kecuali dengan energi Arka Chandra. 

“Gini aja, supaya masalah ini cepat kelar mending sebutin hal apa yang harus kita lakuin agar bisa kembali seperti semula? Aku udah capek jiwa raga,” aju Iwaizumi.

Sosok itu tampak berpikir sejenak sebelum menatap Nek Kinar agak lama. Sepertinya ia sedang berkomunikasi. Lalu Nek Kinar menjelaskan bahwa alasan dia mengutuk Oikawa dan Iwaizumi karena iseng aja. Bener, kalian gak salah baca, I-SENG-DO-ANG. Nih penunggu kagak ada akhlak bener dah. Katanya: Siapa suruh bertengkar di sana? 

Arka lan Chandra || OIIWA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang