Arka

254 42 4
                                    

Akhir-akhir ini Iwa-chan aneh banget. Sudah hampir sebulan absen latihannya bolong-bolong. Alesan sakit perut lah, ngejar deadline tugas lah, pokoknya banyak alesannya. Tiap kali aku tanya selalu saja mengalihkan topik. Sebenarnya sih aku gak masalah kalau dia belum siap buat cerita. Tapi aku paling benci jika hanya aku yang tidak tahu apa-apa.

Aku dapet informasi kalau sekarang Iwa-chan bekerja di kafe setelah pulang sekolah. Biasalahh, dapet info dari fans. Awalnya aku hanya berpikir mungkin dia gak ingin ada yang tahu kalau dia kerja. Jadi aku pura-pura gak tau.

Tapi suatu waktu, dia dan Maki gak sengaja keceplosan tentang pekerjaannya. Setelah itu dia dengan segera mengubah topik agar aku tidak sempat menanyakannya. Aku hanya berpikir mungkin Maki tau secara kelasnya sebelahan dengan kelas Iwa-chan. Mungkin aja kan dia mergokin Iwa-chan yang ngendap-endap mau bolos latihan. Trus akhirnya dia ngaku. Ya kan? Ya kan? Yahh aku tau pemikiran itu agak sedikit maksa tapi hal itulah yang ingin aku percaya. Aku gak ingin berpikiran jelek soal Iwa-chan.

Bolos latihannya makin parah. Pelatih kami mulai berencana mencari pengganti Iwa-chan sebagai ace. Tentu aku gak bisa membiarkan hal ini terjadi. Iwa-chan mati-matian mendapatkan posisi itu. Jadi aku memutuskan untuk menemui Iwa-chan setelah dia pulang kerja. Rencananya aku bakal pura-pura gak sengaja ketemu dia yang baru aja pulang kerja. Setelah itu baru aku tanyain apa yang selama ini terjadi. Mungkin dengan tau keadaannya sekarang, aku bisa membantunya mencari alasan agar posisinya tidak digeser.

Aku menunggunya di himpitan bangunan dekat pintu belakang cafe. Yak sekarang aku lagi sembunyi. Ntar kalo terang-terangan yang ada dia kabur. Tapi kok berasa jadi sasaeng yak? Bodo amat. Demi Iwa-chan, Tuan Oikawa rela ngapain aja.

Nah akhirnya yang ditunggu muncul juga. Iwa-chan keluar dari pintu belakang kafe. Dia melambaikan tangan dan pergi ke jalan yang berbeda arah dengan rekan kerjanya. Hmm, perasaan arah rumahnya belok kiri deh. Kok dia ke kanan? Apa dia mampir ke suatu tempat yak? Yaudahlah, diliat dulu aja. Iwa-chan berjalan ke arah taman. Duduk di ayunan lalu mengecek hp-nya. Anjir Iwa-chan ngapain sih malem-malem ke sini? Mana tempatnya remang-remang lagi.

Tak begitu lama, muncul seorang cowok tinggi dibalut dengan jaket tebal seperti yang digunakan bule pas musim salju. Dia menghampiri Iwa-chan lalu duduk di ayunan sebelahnya. Udah pake baju item-item, tempat remang-remang, sepi lagi. Fix ini mirip scene transaksi ilegal. Sekarang tanganku sudah menggenggam ranting kayu. Jaga-jaga kalau tuh cowok ngapa-ngapain Iwa-chan, tinggal tusuk aja pake ini.

Cowok itu membuka tudung jaket dan maskernya. Ternyata itu Mattsun! Oh iya yaa, daerah ini kan dekat rumahnya. Mattsun nyodorin amplop cokelat.

"Makasih ya. Maaf udah ngerepotin banget. Habis gajian bakal aku ganti kok," Iwa-chan menerima amplopnya.

"Iya santai aja, kek sama sapa aja," Mattsun menepuk pundak Iwa-chan. "Kamu yakin gak mau kasih tau Oikawa? Ntar kalo dia tau dari orang lain tambah berabe lo urusannya."

"Biarin aja. Selama kamu dan Hanamaki gak kasih tau, dia gak bakalan tau."

Oh jadi hanya aku yang gak tau. Tapi kenapa? Seketika emosiku memuncak. Ya bayangin aja hampir 15 tahun aku selalu di sisinya. Aku selalu ada pas suka dukanya. Dan itu masih kurang untuk memercayaiku?

Setelah itu mereka ngobrol seputar kerjaan Iwa-chan. Mereka haha hihi sedangkan aku nyoba nahan amarah. Sebenarnya ingin langsung aku samperin tapi masalah ini antara aku dan Iwa-chan. Aku gak mau melibatkan orang lain. Lagipula Mattsun sebenernya gak niatan ingin nutup-nutupin.

Akhirnya mereka berpisah di persimpangan jalan. Ini kesempatanku buat nyamperin dia. Aku berlari dan menyambar tangannya.

"Iwa-chan!" tanpa ba bi bu dia langsung nonjok aku.

Arka lan Chandra || OIIWA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang