“Jaehyun jangan sentuh kertas-kertasku!!”
Lelaki cantik pemilik iris hitam sekelam malam itu, berteriak galak, saat sosok tampan yang ia panggil Jaehyun berniat untuk membantu membereskan kertas-kertas sketsa bangunan, yang berserakan di lantai. Dengan cepat si cantik Lee Taeyong mendekat, mendengus sebal lengkap dengan lirikan tajam yang ia layangkan ke arah Jaehyun.
“Maaf boss, tapi aku hanya berniat membereskannya. Lihat, ruangan ini sudah tidak ada bedanya dengan kapal pecah,” ucap Jaehyun datar, ia memandang lelaki cantik di hadapannya dengan tatapan jengah, sementara yang ditatap mendelik tak suka.
“Yak! Aku bossmu, berbicaralah dengan penuh rasa hormat terhadap atasanmu, Jung!” Pemuda Jung itu mendengus geli, tanpa takut Taeyong marah.
“Taeyong berhentilah...ingat di rumah ini aku yang menjadi boss, kau hanya bawahanku, istriku.” Taeyong semakin menekuk wajah cantiknya yang semakin terlihat lucu di mata Jaehyun.
“Tidak mau!”
“Masih marah padaku?”
Taeyong mengangguk dengan bibir mengerucut, dan tangan yang ia lipat di depan dada. Demi Tuhan, Jaehyun gemas melihatnya, ingin sekali ia menyambar bibir yang seakan menantang untuk dicium. Namun, sebisa mungkin lelaki berdimple itu tahan, sebab tak ingin semakin membuat mood istri sekaligus bossnya itu memburuk.
Cukup ia diabaikan sejak sore tadi sebab menolak mentah-mentah permintaan Taeyong untuk terbang ke London menghadiri pameran arsitektur tanpa dirinya.
“Baiklah maafkan aku, sekarang apa maunya istriku ini, hm?” tanyanya melembut, ia mengusak surai kelam itu dan langsung ditepis oleh pemiliknya.
“Jangan menyentuhku, aku masih marah!”
“Baiklah Tuan pemarah.”
“Jaehyun!!”
“Ya sayang...”
Taeyong ingin menangis saja rasanya memiliki suami menyebalkan seperti Jaehyun. Ia heran mengapa bisa ia menikahi pria kolot kelewat protektif seperti suaminya ini, ia pun lupa bagaimana pada akhirnya ia bisa jatuh hati pada sang bodyguard pilihan ayahnya.
Pria menyebalkan yang selalu saja bisa membalikkan kata-katanya, meski posisi Taeyong sebagai atasannya.
Taeyong menatap Jaehyun dengan mata berkaca-kaca. Ayolah, Taeyong hanya ingin pergi ke pameran arsitektur yang tiga tahun sekali diadakan di berbeda negara, dan tahun ini Inggris lah yang terpilih sebagai tuan rumah, tepatnya di London. Tetapi suaminya itu tak mengizinkan Taeyong untuk pergi kesana. Yah memang Taeyong diizinkan untuk pergi kalau saja Jaehyun ikut, tetapi lelaki manis itu bersikeras untuk pergi seorang diri. Mana Jaehyun bisa percaya jika seperti itu, karena selama ini Jaehyun lah yang selalu ikut menemani si cantik pergi kemana pun, ia yang menjaganya.
“Kau menyebalkan!”
“Ya, memang. Kau sudah mengatakannya ribuan kali sayang, jadi turuti kata suamimu ini, maka aku akan berhenti bersikap menyebalkan,” ucap Jung Jaehyun dengan santainya seperti biasa, ia malah beralih pada remot TV dan memilih menonton berita malam, dibandingkan menghiraukan Taeyong yang sejak tadi menggerutu dan menyumpah serapahi dirinya.
Bukan apa-apa hanya saja Taeyong adalah orang yang ceroboh, meski jika dalam pekerjaannya yang sebagai seorang arsitek si cantik itu profesional, tetapi hal itu tak berlaku jika dalam konteks lain-lainnya. Jaehyun khawatir, mana bisa ia membiarkan Taeyong pergi sendiri ke benua lain, bagaimana jika Taeyong bertindak sesuatu yang tanpa sadar dapat membahayakan dirinya.
Maaf saja, Jaehyun protektif soal itu.
“Tidak sebelum kau mengiz—”
“Pergi denganku atau tidak usah pergi sama sekali. Itu saja pilihanmu, Jung,” potong Jaehyun cepat. Taeyong jelas semakin kesal, ia menghentakkan kakinya dan berbalik, ingatkan Jaehyun bahwa istrinya itu merupakan orang yang sangat keras kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Theory [JAEYONG]
Fanfic-Kumpulan Oneshoot Jaeyong- Manis, asam, pahitnya kisah Jaehyun dan Taeyong akan terasa di buku ini. WARN ¡¡ • boys love || bxb || yaoi • mpreg • fluff • 1shoot / 2shoot © 2022 fieanggraa