03. After

545 58 1
                                    

“Lo gak pulang kak?”

Lelaki cantik bernama Taeyong itu berjengit kaget saat suara tersebut tiba-tiba menginterupsinya.

“Ish! Ngapain sih lo? Bikin kaget aja!” katanya dengan sebal, melirik lelaki tampan di sebelahnya yang kini memamerkan senyum menawannya, dengan name tag ‘Jung Jaehyun’ di sebelah kiri bajunya.

“Maaf, tadi gue tanya lo gak pulang?”

“Nanti.” Setelah jawaban singkat itu, Taeyong hanya menatap lurus ke arah hujan yang sore itu bukannya mereda malah semakin deras.

Diam-diam Jaehyun memperhatikan gerak-gerik lelaki cantik di hadapannya, bagaimana lengan mungil itu sedikit gemetar kedinginan berusaha memeluk tubuhnya yang hanya dibaluti seragam sekolah tanpa blazernya. Kemudian mengikuti arah pandangan Taeyong yang menatap lurus, sesaat sebelum kembali memberikan atensi pada si manis.

“Mobil lo mana?”

“Gak bawa.”

“Kak Jonghyun gak jemput lo?”

Diam

Taeyong hanya diam saat Jaehyun mempertanyakan keberadaan kekasihnya, wajah cantik yang muram itu semakin terlihat muram, senada dengan langit yang sore itu menampilkan warna kelabunya.

“Bukan urusan lo.”

Jaehyun berdecak, sepertinya senior manisnya ini memang sedang dalam mood yang buruk, terlihat dari bagaimana sikapnya yang semakin dingin dan seolah menunjukkan ketidak-sukaannya pada Jaehyun.

“Lo ngapain sih di sini? Banyak nanya lagi, pergi aja sana!” kesal Taeyong. Bukan tak sadar bahwa sedari tadi tatapan Jaehyun mengarah padanya. Ia tak suka keberadaan Jaehyun di sekitarnya apalagi jika lelaki berdimple itu sudah menatapnya lekat seperti sekarang, itu benar-benar membuatnya risih.

Jaehyun menghela napas berat. Ia melepaskan jaket denimnya kemudian menyampirkan jaket itu pada bahu Taeyong tanpa persetujuan sang empu, hingga membuat si manis berjengit kaget dan netra bulatnya yang semakin membulat.

“Lo itu gampang flu kak, apalagi sekarang musim hujan udaranya dingin masih aja suka lupa bawa jaket. Apa perlu gue ingetin setiap saat biar lo selalu bawa jaket?”

“Apaan sih! Nih gak butuh!” Taeyong kembali melemparkan jaket itu dengan kasar ke arah wajah Jaehyun. Namun, bukannya marah lelaki itu justru kembali menyampirkan jaket denimnya pada bahu Taeyong.

“Pake atau gue cium?”

Taeyong membulatkan matanya mendengar ancaman menyebalkan itu, ia mendelik sebal pada Jaehyun yang kini memasang senyum kemenangan di wajahnya.

Buru-buru Taeyong memakai jaket denim tersebut dengan benar, sesaat terhenyak saat inderanya menghirup aroma parfum menenangkan milik Jaehyun yang rupanya sejak dulu tidak pernah berubah.

Jaehyun terkekeh melihat bagaimana ekspresi sebal dari lelaki cantik tersebut, bibir cherrynya yang mengerucut membuatnya terlihat begitu menggemaskan hingga Jaehyun tak tahan untuk tidak mengusak helai legam Taeyong, yang mana lagi-lagi hal itu dihadiahi delikan tajam.

“Gue bercanda kak, gak mungkin gue cium pacar orang, kan lo bukan pacar gue lagi. Tapi kalo lo mengizinkan gue mau aja sih,” ucap Jaehyun dengan kekehan di akhir. Kalimat yang sejujurnya sedikit membuat hatinya sesak.

Taeyong diam-diam mengeraskan rahangnya dengan tangan yang mengepal di kedua sisi tubuhnya. Jelas Jaehyun tak tau sebab tangan mungil itu kini tenggelam dalam balutan jaket denim Jaehyun yang kebesaran di tubuh Taeyong.

“Kalo aja lo masih jadi pacar gue, mungkin saat ini gue bakal jadi cowok paling bahagia sedunia. Bodohnya gue malah buat kesalahan yang bikin lo kecewa berat sama gue sampai-sampai gue kehilangan orang yang paling gue sayang,” lirih Jaehyun, tanpa menatap Taeyong yang sesekali diam-diam melirik ke arah lelaki tampan yang berstatus sebagai mantan kekasihnya, yang kini tengah menerawang jauh ke depan.

Setelahnya Taeyong menunduk, menahan sesak ketika ingatannya jatuh pada kejadian beberapa waktu lalu yang membuat dirinya harus rela melepas kekasih yang sangat ia cintai.

“Jangan bahas masa lalu bisa?” Susah payah Taeyong ucapkan kalimat itu sambil menahan suaranya yang bergetar.

Jaehyun menoleh, memandang sendu lelaki yang ia cintai dengan seulas senyum miris terbit di sudut bibirnya. Menahan diri untuk tidak menarik tubuh mungil itu ke dalam dekapannya.

Andai

Andai Lee Taeyong masih menjadi kekasihnya, mungkin saat ini tanpa ragu ia akan mendekap erat tubuh itu.

Andai Lee Taeyong masih menjadi lelaki-nya, mungkin saat ini Jaehyun masih dapat melihat senyum manis itu untuknya.

Tapi semuanya sudah terlambat. Lelaki-nya kini sudah menjadi milik orang lain, ia sudah menemukan sosok penggantinya disaat Jaehyun bahkan masih terkurung dalam perasaan cintanya yang teramat dalam pada Lee Taeyong. Bahkan sosok cantik itu sudah membencinya sekarang hingga untuk melihat ke arahnya saja, Taeyong tidak sudi.

“Kak..”

“hm?”

“Gue boleh peluk sekali?”

Tanpa menunggu jawaban Taeyong, Jaehyun langsung menarik tubuh mungil itu ke dalam dekapannya, memeluknya dengan erat seolah tak ada hari esok.

Taeyong hanya diam meski awalnya terkejut, namun lelaki itu memilih membiarkan Jaehyun memeluknya, ia sama sekali tak membalas pelukan yang masih terasa hangat dan nyaman itu. Tetapi Taeyong memejamkan matanya, meresapi dekapan hangat seseorang yang diam-diam masih sangat ia cintai tersebut. Jujur, ia merindukan dekapan ini.

Jaehyun, lelaki tampan itu semakin mengeratkan pelukannya meski hatinya perih karena sadar Taeyong sama sekali tak membalasnya, beberapa kali ia mengecup pucuk kepala mantan kekasihnya yang sangat ia rindukan itu.

“Gue kangen banget kak, kangen lo. Kangen kita yang dulu. Gue cinta dan sayang sama lo, masih. Perasaan itu masih ada dan utuh, tapi maaf gue nggak bisa janji kapan gue bakal hapus perasaan ini, karena gue sendiri nggak yakin.”

Jaehyun melepas pelukannya setelah beberapa menit berlalu.

Lelaki itu menatap sendu netra hitam Taeyong yang masih enggan menatapnya.

“Maaf gue lancang.” Kalimat itu terucap sebelum Taeyong merasakan benda kenyal mendarat pada dahinya untuk beberapa saat. Jaehyun mencium dahinya cukup lama penuh kelembutan, berhasil membuat matanya memanas, namun sebisa mungkin ia tahan agar air mata tak lolos.

Setelahnya Jaehyun menggenggam tangan Taeyong dan menariknya pelan mengisyaratkan agar lelaki cantik itu mendekat. Taeyong hanya menatap manik madu itu penuh tanda tanya.

“Ayo gue antar, udah sore banget nanti bunda khawatir. Tenang aja abis ini gue bilang kok ke kak Jonghyun kalo gue yang antar pacar manisnya pulang.”

Sore itu hujan masih sangat deras, Jaehyun memeluk bahu Taeyong tanpa perlawanan berarti dari pemiliknya. Merelakan tas dan tubuhnya yang basah sepenuhnya demi melindungi sang pujaan hati dari guyuran air hujan.

Sore itu masih hujan sangat deras, membiarkan kenangan masa lalu Jaehyun dan Taeyong, yang nyaris terungkit, juga momen sendu beberapa saat lalu ikut luruh bersama aliran air hujan yang jatuh ke tanah.

— Fin —


Jadi ya emang gitu endingnya :)

Byebye!💚😴

Love Theory [JAEYONG] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang