Raina Dianra Wijaya, Seeorang gadis berusia 16 tahun yang memiliki senyum yang indah dengan sifat periang yang mampu membuat orang disekitarnya merasa nyaman. Namun dibalik sikap nya yang ceria ada luka dan penyesalasan yang ada ia pendam dalam hat...
Ika : "Tasya kamu ini apa-apaan sih apa pantas kamu bersikap seperti itu pada adik kamu ha?" berjalan menghampiri Raina yang menangis dengan kepala yang mengeluarkan darah. Tasya : "Adik? asal mama tau aku hanya punya satu adik yaitu Ara dan dia (menunjuk Raina) hanya orang yang karena kebodohannya Adik aku meninggal ." saat ini Tasya larut dalam emosi nya tanpa memikirkan perasaan Raina. Damar : "CUKUP TASYA! kamu udah keterlaluan apa kamu nggak sadar dengan apa yang kamu ucapkan barusan melukai hati adik kamu" bentak Damar pada tasya Tasya : "Maaf pah aku bukan kalian yang bisa pura-pura menerima kehadiran dia, aku tau kalian lebih terpukul atas kepergian Ara 5 tahun yang lalu tapi kalian berusaha untuk tetap menerima dia sebagai anak kalian dan menyayanginya tapi bagi aku dia tetaplah orang yang menjadi penyebab Ara meninggal jadi jangan paksa aku untuk berpura-pura menyayangi seorang PEMBUNUH." Raina yang tak kuat mendengarkan perkataan Tasya berlari keluar dari kamar Tasya dan masuk ke kamarnya mengunci dirinya didalam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
didalam kamar Raina menumpahkan segala kesedihannya rasanya begitu sakit melihat kakaknya menganggapnya sebagai pembunuh. Raina merasa ia lelah dengan semua ini ia lelah dengan kehidupannya, kakak yang sangat ia sayangi sekarang begitu membencinya. Raina sama terlukanya dengan Tasya bahkan lebih terluka saat adiknya yang berumur 8 tahun meninggal karena kesalahannya. Raina : "Ya Tuhan aku lelah dengan semua ini, melihat raut kebencian pada kakakku membuat aku ingin lenyap saat itu juga." ucapnya dalam tangisnya hingga terlintas dalam fikirannya untuk melukai dirinya. Raina : "Gue benci sama lho Raina kenapa lho harus ada diantara keluarga ini." sambil memecahkan kaca meja riasnya dengan Tangannya yang membuat tangannya saat ini berlumuran darah. Ika dan Damar yang mendengar suara pecahan dan teriakan dari Raina segera berlari kearah kamar Raina. Damar : "Raina sayang buka pintunya ini Papah" sambil mengetuk pintu Raina : "Pergi...pergi kalian" teriak Raina dari dalam kamarnya Ika : "Raina Mama mohon sayang buka pintunya jangan ngelakuin hal yang bikin mama sedih" Air mata Ika kini tak tertahankan lagi mendengar teriakan histeris dari putrinya. Raina : "AKU BUKAN PEMBUNUH!" Mendengar itu Damar kemudian mendobrak pintu kamar Raina. Saat pintunya terbuka Ika kaget melihat kondisi anaknya yang sangat kacau tanganya yang berlumuran darah, serta kening nya yang juga mengeluarkan darah bahkan ada lebam dibeberapa tangannya. Ika memeluk Raina sambil menangis saat Raina berulang kali menyuruhnya pergi hingga akhirnya Raina Pingsan, Damar kemudian mengangkat Raina ketempat tidur. Tasya yang sedari tadi mendengar teriakan Raina dan Mamanya menghampirinya saat ia berdiri tepat dipintu kamar Raina sambil tersenyum hambar. Tasya : "Paling juga penyakitnya Kambuh, udahlah mama sama papah nggak perlu sekhawatir itu dia makin keenak nanti."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Damar : "Diam kamu Tasya bagaimana pun dia adik kamu juga dan jangan lupa kamu yang menyebabkan penyakit adik kamu kambuh." Tasya : "Papa juga jangan lupa kalau dia adalah penyebab kekacauan dirumah ini" kemudian berlalu meninggalkan kamar Raina. [Raina menderita penyakit Post Traumatic Stress Disorder atau biasa yang disingkat PTSD, penyakit ini semacam gangguan pada mental sesorang yang disebabkan oleh trauma akan suatu kejadian yang menyakitkan yang membuat seseorang tidak dapat mengontrol trauma saat ada dorongan yang memaksa sesorang itu mengingat kejadian mengerikan tersebut yang kemudian dapat melukai dirinya sendiri.]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah mengobati tangan putrinya, Ika kemudian membersihkan pecahan kaca tersebut iya berharap besok pagi Anaknya ini membaik, Ika kemudian menyelimuti Raina dan menutup pintu kamar anaknya. ***** Pagi ini seorang gadis terbangun dari tidurnya ia merasakan sakit dikepalanya dan Nyeri pada tangannya, Dia adalah Raina. Raina mengingat kembali apa yang terjadi semalam dengan keluarganya yang membuatnya merasakan sesak didadanya ia berusaha mengontrol dirinya agar penyakitnya tidak kambuh. Ia kemudian bangkit dari tempat tidurnya berjalan menuju kamar mandi. Setelah mandi Raina merasa sedikit lebih baik, hari ini ia memutuskan untuk pergi kesekolah walaupun keadaannya saat ini akan dipertanyakan oleh teman-temannya tapi bukan Raina namanya kalau ia tak bisa menutupi segala lukanya. Raina menuruni anak tangga ia sudah terlihat sangat Rapi dengan setelan seragam sekolahnya dengan rambut yang terurai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia berjalan kedapur namun saat sampai didapur ia tak menemukan Mamanya. Raina : "Bi Inah, Mama sama papah kemana?" Bi Inah : "Non Raina kok udah pakai seragam aja kata nyonya hari ini non nggak usah kesekolah istirahat aja, tadi Nyonya sama tuan berangkat ke Bandung non untuk perjalanan bisnis Tuan." Raina : "Owh gitu Bi, Raina nggak papa kok Bi lagian kalau Raina dirumah Raina bosen. Kalau gitu Raina berangkat ya bi takutnya telat." Bi Inah : "Loh non nggak sarapan bibi udah buatin sarapan kok non." Raina : "Nggak usah Bi, Raina sarapan disekolah aja. Assalamualaikum." sambil berjalan keluar rumah. Bi Inah : "Waalikumsalam" Jawabnya.
Terima Kasih🙏 yang sudah membaca cerita saya, semoga kalian suka dengan cerita ini. Jangan lupa untuk vote dan Comment, Supaya saya bisa lebih semangat Ngetik nya🤗 See You Next Part Guys👋