Bersembunyi Dibalik Indahnya Doa

76 13 0
                                    

Ya Rahman, Ya Rahiim

Yang maha memiliki kasih dan sayang.

Ya Rabb...

Jika suatu saat nanti aku jatuh cinta, maka jatuh cintakan aku pada seseorang yang juga mencintai-Mu.
Jatuh cintakan aku pada seseorang yang bisa membuatku semakin dekat pada-Mu.
Yang apabila dia mencintaiku, dia juga tidak melupakan-Mu.
Setiap kata yang keluar dari lisan nya adalah kata-kata terbaik menyebut nama-Mu.
Dan yang bibirnya selalu basah berdzikir mengagungkan asma-Mu.

Ya Rabb. Jika suatu saat nanti aku rindu, maka jatuhkan lah rindu ini pada seseorang yang juga merindukan-Mu. Jatuhkanlah rindu ini pada seseorang yang pandai mengobati sakitnya menahan rindu.

***

Siang ini awan tak tampak cerah. Matahari seakan malu-malu untuk menampakan cahaya nya. Dan angin pun tak jelas keberadaannya. Mendung datang menerpa, hujan lebat kelihatan nya akan segera tiba.

Seorang wanita terlihat berdiam diri di kursi taman. Dengan wajah yang menunduk, badan yang membungkuk seperti ada segenap asa yang berkecamuk di dadanya.

Kuperhatikan wanita itu semakin khusuk. Sembari perlahan ujung jemarinya mengusap wajah dengan penuh khidmat. Inginku dekati tapi takut mengganggu, inginku tinggalkan, tapi sepertinya dia butuh teman.

Dia masih saja berdiam diri. Orang-orang yang ada di sekitar taman sudah mulai lalu-lalang menyelamatkan diri, hujan yang di ramalkan akan turun terjawab sudah. Rintikan hujan yang turun membuat tanah yang gersang seakan menari indah di sambut dengan aroma tanah yang sudah lama tak bersua. Hujan semakin deras, dan bumi semakin basah.

Sebentar,

Tapi apa yang di lakukan wanita itu?

Dia masih saja diam membatu, seakan tak peduli bahwa hujan telah membahasi tubuhnya.

Tetiba seorang anak kecil datang berlari mendekati wanita tersebut, berbincang perlahan yang akupun tak tahu mereka membicarakan apa. Tak lama, ku lihat anak itu mengulurkan tangan mungilnya kepada si wanita itu. Tanda bahwa dia akan mengajak nya melakukan sesuatu.

Ya benar saja, ia genggam erat tangan wanita itu, mengajaknya berlari, menari, bahkan bernyanyi. Menari yang diiringi dengan rintikan air dan bernyanyi yang di iringi dengan gemuruh angin.

Hujan masih turun dengan derasnya, seakan hujanpun mendukung apa yang mereka lakukan. Sementara aku masih disini. Di bawah atap dari sebuah halte. Berdiam diri sambil menikmati pemandangan langka seperti ini.

Tiba-tiba terlintas di benakku, kenapa bukan aku yang datang lebih dulu. Mengulurkan tangan, menggengam dengan erat, lantas mengajaknya berlari, menari, dan bernyanyi ditengah taman kota yang indah dengan di temani guyuran air hujan yang datang dengan segala rasanya.

Ahh, indah sekali bukan?  :)

Radius [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang