1 - Reno

2.8K 135 3
                                    

Kuku kuku jari itu menancap paksa di sebuah garis daging bekas operasi tepat di tengah tengah dada.

"Gue udah bilang, jaga jantung ibu gue." Ucap Regan dengan penekanan yang kuat

Sedangkan darah mulai terlihat mengalir dari dada milik adik kandungnya. Reno. Reno berbaring di ranjang rumah sakit karena pingsan di sekolahnya.

Reno hanya mengerutkan dahinya sedikit karena perih di dadanya.

Seketika seseorang laki laki seusia Reno yang dari tadi melihat itu pun berlutut di depan Regan.

Reno tersentak kaget.

"Saya yang salah, Regan" ucap laki laki yang bernama Bian itu.

Regan pun menghentikan aksinya melukai dada adiknya.

"Ber.. di..rii Biann" perintah Reno dengan susah payah

Tapi Bian masih berlutut persis di depan Regan. Sedangkan Regan masih menatap orang dibawahnya itu.

"Cih, lo ga denger dia nyuruh lo apa?" Tanya Regan sinis.

Bian mendongak dan mata tajamnya kini tertuju pada manik hitam pekat milik Regan.

Regan menyunggingkan senyumnya dan balik menatap tajam.

"Berdiri!" Bentak Regan.

"Ini bukan salah Reno. Tapi jantung nya me-"

bukk

Satu pukulan tinju tepat mengenai wajah mulus milik Bian, sebelum Bian selesai berbicara.

"U..dah kak..." Mohon Reno karena Regan terus memukuli Bian.

Sedangkan Bian seperti biasa tidak melawan.

Melihat itu, Reno pun memaksakan dirinya untuk bangkit dari ranjangnya sebelum kakaknya semakin brutal.

Tapi Reno malah terjatuh karena kakinya yang masih sangat lemas.

Kini semua mata tertuju pada Reno. Termasuk kakaknya yang kini tepat di depan Reno.

Regan berbalik. Lalu berjongkok tepat dihadapan Reno.

Regan mencengkram kuat wajah adiknya.

"Inget! Lo gaboleh ngelakuin apapun yang bikin jantung ibu gue kenapa napa!" Ucap marah Regan. Lalu pergi keluar dari ruang rawat inap VVIP itu.

Reno terduduk di lantai lemas. Ia menunduk pasrah. Tangannya meremas kuat dadanya yang memiliki luka operasi panjang.

Bian khawatir Reno kambuh, dengan badan yang terasa nyeri, ia paksakan menghampiri Reno.

"Lo gapapa?" Tanya Bian khawatir memegang pundak Reno yang mulai bergetar.

"Bego! Gue bilang berdiri... Ngapain sok pahlawan ujung ujungnya lo cuma digebukin sama kakak gue" marah Reno masih tertunduk menyembunyikan air matanya.

Bian hanya diam.

"Lagian.. enngh"

"Udah Ren" Khawatir Bian menghentikan Reno dari marahnya. Karena Reno terlihat lebih pucat dari sebelumnya.

Bian pun membantu Reno bangkit dan kembali ke ranjang nya.

"Gue panggil dokter dulu."

Reno menahan lengan Bian.

Matanya menatap Bian nanar.

"Lo bisa ga pergi aja..." lirih Reno lalu melepaskan lengan Bian.

"Ren"

"Mulai hari ini, tugas lo selesai. Gue bakal kirim semua tunjangan dan properti ke rumah lo"

"Kalo ini karena kakak lo gue gak peduli Reno! Gue pernah bilang kan bakal jadi pengawal lo sampe tua!"

SAYAP PATAH : Reno untuk Regan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang