Mereka bertiga menikmati keindahan ocean aquarium itu. Terkhusus Reno dan Ayahnya.
"Regan, fotoin ayah dong. Foto kamu kan bagus bagus" ucap Gilang sudah yang kesekian kalinya ia meminta foto.
"Ayah parah banget sih, malah foto foto sendiri" teriak Reno
Sedangkan ayahnya sudah asik berpose dengan ikan pari besar dibelakang nya.
"Kak aku duduk disana dulu ya" ucap Reno dari belakang telingan Regan.
Regan hanya menengok sebentar lalu melanjutkan mengambil posisi untuk memotret ayahnya itu.
"Coba ayah mau liat" Gilang mendekat pada anak sulungnya. Tapi Regan merasa tidak nyaman. Ia pun langsung menyodorkan hp nya supaya Gilang dapat melihatnya sendiri.
Gilang sempat terdiam sampai akhirnya ia mengambil hp Regan dan melihat hasil potretnya. Sedangkan Regan menengok kebelakang melihat Reno yang duduk setia menunggu dengan senyumnya.
Tiba tiba Gilang menghampiri Reno dan langsung menariknya ke bawah ikan Pari yang sedang diam didekatnya
"Sini cepetan foto, mumpung pari nya lagi diem tuh bagus tuh." Antusias Gilang memegang lengan Reno.
"Sini" ucap datar Regan meminta hp nya
"Loh, kamu yang foto sama Reno. Ayah yang fotoin. Kalian kan gapunya foto pas udah gede" ucap ayahnya asik menyiapkan kamera mengambil angel terbaik.
Baru saja Regan membuka mulutnya akan menolak tapi Reno langsung menarik lengan Regan untuk mendekat.
Pikiran Regan tak karuan. Adegan apa ini. Saat membuat Regan tak nyaman. Tapi tubuhnya malah diam saat Reno menarik mendekat. Tubuhnya seakan tak ingin pergi dari momen ini. Seperti kucing malu tapi mau.
Cekrek.
Satu cahaya putih menyala dengan terang bekedip cepat membuat Reno dan Regan kaget.
"Ih ayah kok pake blits?" Tanya Reno malu.
"lupa matiin" jawab ayahnya tanpa rasa malu. Padahal semua mata tadi menengok ke arah mereka.
Sedangkan Regan masih terdiam di tempatnya. Cahaya blits tadi membuatnya pusing. Lagi lagi telinganya berdenging.
Reno tak sadar tubuh tegap di belakangnya sedang berusaha menutupi rasa sakit dikepalanya.
Brukk
Regan ambruk begitu saja. Membuat beberapa orang disana menengok termasuk Reno dan Gilang.
Dengan panik Gilang berlari ke arah anak sulungnya itu. Sedangkan Reno masih terdiam memegang hp Reno.
Tubuh gagah Gilang dengan sigap langsung menggendong Regan.
"Reno! Ayoo anter kakak kamu kerumah sakit!" Teriak Gilang menyadarkan lamunan Reno.
Gilang berjalan cepat keluar dari ocean aquarium itu. Gilang tak pernah ingin melihat Regan sakit. Itu sangat menyakitkan, membuatnya ingat tubuh kecil biru yang lemah dan kritis 17 tahun lalu. Itu yang membuatnya tak menjeguk Regan ketika kemarin Regan masuk rumah sakit.
Mengingat itu, Gilang mempercepat langkahnya.
Tapi Gilang lupa, sosok dibelakangnya tak bisa menyamakan langkah kaki Gilang yang cepat. Gilang seakan lupa, sosok remaja dibelakangnya yang kini meremas dadanya karena nyeri.
Reno sadar percuma ia mengejar. Toh jantungnya kembali berulah. Reno pun melambatkan langkahnya. Dan mengatur nafasnya. Ia segera mengambil obatnya dikantong dan menelan nya.
Reno terdiam. Ia melihat tubuh tinggi gagah itu berlari menjauh. Seperti dalam mimpinya saat Ibunya datang dan mengajak Regan berlari sangat jauh sampai meninggalkan Reno yang tak sanggup berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYAP PATAH : Reno untuk Regan
LosoweReno, siswa laki laki kelas 2 SMA sekolah negeri elit ternama. Ia mengidap penyakit jantung sejak lahir. Tetapi Regan, sang kakak yang hanya beda setahun sangat membenci Reno. #1 jantung #1 heartdisease (20mar22) #1 heartattack (10Apr22)