Chapter 5

5K 74 1
                                    

"Bengong aja" kata Shelly saat berada di ruang kerja Frans yang membuat Frans terkaget. "Pantesan gue ketok-ketok pintunya gak lo buka, kirain lagi ngapain" kata Shelly lagi sambil duduk di ujung meja kerja Frans.

"Eh sorry gak kedengaran tadi" kata Frans gelagapan.

"Iya lah gak kedengaran. Lo nya lagi bengong. Kenapa lo koq bengong" tanya Shelly bertanya sambil mencondongkan badannya ke depan ke arah Frans, sehingga nampak jelas terlihat belahan dada Shelly yang besar dan montok, karena Shelly yang saat itu mengenakan blus dengan belahan yang sangat rendah.

"Gak kenapa kenapa. Cuma masih mikirin nih, audit kapan selesainya. Gara-gara audit gini pulang kerja gue juga tetap harus kerja buat siap-siapin berkas-berkas" kata Frans sambil menyandarkan dirinya di kursi dan meletakan kedua tangannya di belakang kepala, sehingga ceplakan tubuh Frans terlihat jelas karena Frans menggenakan kemeja yang ketat.

"Pantesan lo gak pernah datang pagi-pagi lagi. Dah berapa hari nih gue gak dijamah sama lo" kata Shelly menggoda Frans.

"Jangan sekarang deh Shel, gue cape" kata Frans.

"Ya iya lha masa sekarang. Gila aja gue, secara udah siang udah banyak orang di kantor. Lagian gue kesini mau kasih tahu, lo dipanggil Pak Wira noh" kata Shelly sembari turun dari kerja meja Frans dan berjalan ke luar dari ruangan Frans.

***************

"Permisi Pak" kata Frans saat tiba di ruangan Pak Wira.

"Masuk Frans" kata Pak Wira yang sedang membaca beberapa laporannya. Frans pun melangkah masuk ke ruangan Pak Wira. "Tutup pintunya Frans" kata Pak Wira sambil merapihkan berkas-berkasnya di meja. Frans pun menutup pintu ruangan Pak Wira, dan lantas duduk di kursi di depan meja kerja Pak Wira.

"Bagaimana Frans auditnya, masih ok kan? Semuanya lancar" tanya Pak Wira, sambil menuangkan minuman ke gelasnya. Frans tentunya tahu mengenai arah pertanyaan Pak Wira. Tentunya bukan tentang audit secara asli yang ditanya Pak Wira, namun tentang bagaimana dirinya memberikan pelayanan kepada Daniel.

"Aman Pak. Semua terkendali" kata Frans, sambil merapatkan jari jempol dan telunjuknya membentuk bulatan sebagai kode semua terkendali.

"Bagus. Saya percaya sama kamu Frans. Paling tidak, kalau pun ada hasil auditnya tentu tidak terlalu mengecewakan. Mungkin agar tidak terlalu ketahuan, tidak apa ada beberapa temuan, tapi tidak terlalu fatal" kata Pak Wisa lagi.

"Siap Pak, saya akan usahakan" kata Frans lagi yang duduk dengan posisi agak santai.

"Saya penasaran" kata Pak Wira sambil merapatkan kedua tangannya dan diletakan di meja. "Kalau main sama cewek ya saya tahu lha gimana. Kalau sama cowok itu, kamu nembaknya dimananya?" kata Pak Wira penasaran.

"Hahaha Pak Wira ada-ada aja" kata Frans sambil tertawa mendapatkan pertanyaan dari Pak Wira tersebut.

"Benar lho Frans, saya penasaran. Banyak yang bilang katanya main anggar. Apa iya begitu? Gesek-gesekan doang? Gak ada enak-enaknya. Atau gimana?" tanya Pak Wira.

"Dimasukin ke lubang pantatnya Pak" jawab Frans seakan setengah berbisik.

"Seriusan? Apa gak sakit ya? Hahahaha. Ya sudah lha. Yang penting kita bisa naklukin auditor homo itu dan laporan nya juga bagus" kata Pak Wira. "Ya sudah kamu bisa balik ke ruangan kamu"

"Awas jagain tuh pantat kamu, jangan sampai nanti pantat kamu yang ditembaknya. Hehehehe." Kata Pak Wira sambil menyandarkan dirinya dikursi. Frans pun keluar meninggalkan ruangan Pak Wira.

Gara-Gara AuditTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang