04. Jatuh hati? tidak.

3 1 0
                                    

 Alara di atas :>

;

;

Di istana

Alara tengah membaca buku sejarah kerajaan, hanya sendirian di kamarnya, seperti sedang mencari tahu sesuatu dari buku yang tengah ia baca.

"Ketemu!?"

Ujarnya senang, ia membaca buku itu dengan penuh senyuman di wajahnya,
"Duke Tama adalah seorang Ksatria hebat keturunan Duke Janu Yildiz, jadi keluarga Valero, maksudku semua kakek moyangnya adalah seorang Duke terdahulu, dan keluarga Yildiz selalu melahirkan seorang ksatria hebat, wahhhh seandainya akudan Valero... menikah"

Wajah Alara memerah membayangkanya, sembari memejamkan matanya ia tersenyum membayangkan dirinya dan Valero akan memiliki keturunan yang hebat, tapi.. apakah seorang putri boleh menikahi calon Duke kerajaan?

"aku rasa pernah membaca, kalau yang mulia raja tidak memiliki seorang pangeran penerus tahta, maka Putri mahkota boleh menikah dengan Ksatria atau Putra seorang bangsawan, yashhhh!! Sepertinya kesempatan kusangat banyak hihihi"

'yaampun aku sampai lupa kalau umur ku masih terlalu muda untuk pernikahan hahahha' batin Alara

.

.

Ayse mengangkat Cookies dari panggangan, menyusun satu persatu Cookies itu kedalam keranjang untuk di bagikan ke anak anak yang tidak mampu di desa.

"hai Ayse"

Suara Valero membuat Ayse terkejut saat tengah menyusun Cookies, beruntungnya Ayse tidak menjatuhkan Cookies tersebut.

"ada apa?"

Valero menatap Ayse aneh, tak biasanya ayse ketus padanya, apa ia masih marah soal kemarin? Ada baiknya sebagai kakak laki laki nya aku minta maaf kan? Batin valero.

"Kamu, masih marah?" tanya Valero mendekatkan wajahnya ke wajah Ayse.

Ayse terkejut saat wajah Valero terlalu dekat denganya, ' ah kenapa rasanya jantung ku selalu berdetak cepat ya kalau ada dia disini' Batin ayse.

"tidak, siapa yang mengatakan itu?" ucap ayse membantah.

Valero tersenyum, "baiklah adik ku ini tidak marah. Itu cukup bagus"

Valero mengambil satu Cookies dari keranjang yang sudah Ayse rapihkan, Ayse menatap marah Valero yang justru semakin semangat memakan Cookies tersebut, "Kembalikan! Jangan di makan!" ucap Ayse kesal.

Ayse memegang tangan Valero yang tengah memegang 1Cookies tersebut, "loh? Kenapa kamu sentuh tangan kakak? "

Dengan wajah jahilnya Valero menatap Ayse yang kini melepas gengaman tanganya, "makan saja sebanyak yang kau mau!"

Ayse meninggalkan Valero yang terbengong, ia berlari ke kamarnya.

.

.

'Perasaan tidak wajar, ah lebih tepatnya memang seharusnya aku tidak boleh... Jatuh hati pada kakak Tiri ku sendiri'

Ungkap Ayse dalam hatinya, kini ia duduk di tepi kasurnya sendirian tanpaseorang pun di kamarny.

.

.

Di istana, Alara tengah membersihkan bulu di gaunya, setelah menggendong kucing kesayanganya banyak bulu yang menempel di gaunya.

"Putri, kami tidak bisa menemukan Nanay dimanapun, penjaga bilang kucing itu terlalu lincah sampai cepat sekali menghilangnya saat sedang di kejar"

Mata indah itu membola saat mendengar bahwa salah satu kucingnya menghilang, "bagaimana mungkin? Tidak, aku mau Nanay di temukan."

"tapi putri"

"aku mau nanay cepat di temukan" ucap Alara

Para Maid itu segera keluar dari Kamar Alara, Alara menatap Gaun yang tempo hari ia pakai saat bertemu dengan Valero, tersenyum beberapa saat setelah membayangkan wajah putra duke Tama tersebut.

"Putri Alara, Putri Mihrimah meminta izin untuk masuk"

Suara Maid membuyarkan bayanganya tentang Valero, ia segera merapihkan gaunya dari bulu kucing yang menempel, "izinkan masuk"

"Alara"

Suara lembut itu memenuhi kamar Alara yang tengah duduk di kasurnya, alara tersenyum melihat Mihrimah yang mendekatinya, "kemari Mihrimah" ucap Alara merentangkan tanganya.

Keduanya berpelukan setelah sekian lama akhirnya mereka bisa bertemu, "kau kemari? Berapa lama kau akan tinggal di disini?" tanya Alara

Mihrimah tersenyum, "hum kira kira agak lama karena Ayahku sedang berperang"

Alara tersenyum, "bagaimana kalau kita jalan jalan ke desa?"

"jangan bilang kau mau berpakaian yang aneh aneh lagi?" tanya Mihrimah gusar, "yaaa, kau sudah tahu ternyata hahah, aku sudah menyiapkan pakaianya"

Para Maid masuk membawa pakaian yang dimaksud Alara...

                                                                                            Alara 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                                                                            Alara 

                                                                                            Alara 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                                                                        Mihrimah 

Kini keduanya sudah memakai pakaian gadis desa itu, mereka berjalan keluar tanpa sepengetahuan Raja, Mihrimah mengajak Alara untuk menaiki Kuda, namun Alara memang tidak bisa Menaiki Kuda, akhirnya terpaksa mereka harus berjalan sampai ke desa.

"kenapa kamu tidak mau belajar berkuda Alara? Kalau kamu bisa kita pasti sudah sampai sejak tadi" ucap Mihrimah kesal.

"tenang saja, anggap saja kita tengah menikmati perjalanan" ucap Alara tersenyum.

.

.

TBC

Life Opportunity (Reinkarnasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang