Memang tidak sepantasnya seseorang yang telah dibekali banyak ilmu menjadi pribadi yang sulit untuk dimengerti, kadangkala memberontak dan keras kepala. Katakanlah Clover adalah pewaris tahta setelah mundurnya Raja Jiryu dan Ratu Areum untuk mengakhiri periode ini. Mereka sudah cukup berusia untuk memimpin, pun keyakinan dan pengharapan yang begitu besar atas putrinya yang sudah tumbuh dewasa dengan segala didikan yang dia diterima.
Meski seringkali keduanya perlu memutar otak kembali untuk menjadikan Clover sebagai pemimpin. Tetapi, yang paling memungkinkan untuk dapat melakukannya saat ini hanyalah gadis itu. Dia begitu terdidik bahkan sejak kakinya berhasil memijak bumi ini.
Sejujurnya, Raja dan Ratu memiliki satu putra yang lebih pantas untuk menggantikan mereka, sebab dia satu-satunya anak laki-laki di keluarga ini. Dia adalah Pangeran Incelion, Wooyoung. Alih-alih memilih Wooyoung, mereka lebih memantapkan hati untuk menunjuk Clover sebagai penerus. Dengan banyak pertimbangan dan mengesampingkan tradisi yang telah turun-temurun bahwa pewaris tahta kerajaan hanya jatuh pada anak laki-laki pertama.
Mereka telah melewati berbagai diskusi tentang pewaris tahta yang tidak hanya didasarkan pada anak laki-laki. Terbukti setelah perundingan panjang itu, Incelion menghasilkan peraturan baru bahwa pewaris tahta jatuh pada anak yang pertama lahir, tidak peduli laki-laki atau perempuan. Meski Clover dan yang lain mengerti adanya perubahan aturan ini didasarkan pada perlakuan tak adil terhadap Wooyoung yang selalu dianggap berbeda.
Pagi ini halaman istana sudah begitu riuh. Penduduk Incelion telah menanti begitu lama untuk menyaksikan hari ini. Bukan perihal kebahagiaan atas turunnya tahta Raja dan Ratu, tetapi munculnya Clover sebagai pemimpin baru mereka. Tak henti, selama pengumuman keputusan berlangsung, Clover menggenggam begitu kuat jemari Wooyoung, sekaligus merasa bersalah. Meski sepenuhnya dia sadar bahwa Wooyoung tidak bisa diandalkan dalam tanggung jawab sebesar ini.
Sedangkan Wooyoung tak tersulut emosi, pun setelah keputusan diumumkan. Sejak awal dia menyadari bahwa Clover selalu diutamakan dalam segala hal. Tentang perlakuan yang sangat berbeda, bukan menjadi rahasia umum lagi di kerajaan Incelion. Namun sedikitpun Wooyoung tak menanam rasa benci. Yang dia tahu, Clover hanyalah seseorang yang Tuhan ciptakan untuk terus melindunginya. Dalam keadaan apapun bahkan Wooyoung bersumpah bahwa Clover akan selalu ada di sisinya. Meski secara tidak langsung, eksistensinya merombak harga diri Wooyoung sebagai anak laki-laki pertama yang seharusnya menggantikan tahta.
Setelah acara pelepasan kedua orang tuanya sebagai Ratu dan Raja, dan keputusan pergantian tahta kerajaan, Clover memberi pesan sebagai rasa hormat kepada penduduk Incelion yang tidak pernah berhenti memberi dukungan. Mereka semua bersorak bahkan sejak Clover beranjak dari kursi kebesarannya.
"Aku berterimakasih dan merasa sangat terhormat atas keputusan Raja dan Ratu yang telah memilihku. Juga kepada Pangeran Wooyoung, saudaraku satu-satunya, yang paling kucintai di dunia ini. Kuharap semua penduduk Incelion menyadari bahwa kedudukan kami sama. Sampai kapanpun, pemimpin yang sebenarnya di Incelion ini adalah Pangeran Wooyoung. Aku memohon banyak rasa lapang untuk perubahan aturan kerajaan yang tidak berdasar ini." Clover tersenyum atas tuturannya. Lekas melirik ke arah Raja dan Ratu yang telah menatapnya dengan penuh ancaman. Karena seharusnya Clover tidak membawa Wooyoung ke dalam urusan ini. Tetapi Clover tidak peduli.
Dia kembali menghirup nafas untuk tetap terlihat tenang. "Aku terlahir lebih dahulu ke dunia. Pengalaman dan ilmuku sudah pasti lebih banyak daripada Pangeran Wooyoung. Kuharap penduduk Incelion sepenuhnya memahami tentang keputusan besar ini. Kami semua layak. Aku, begitupun dengan Pangeran Wooyoung. Tetapi keputusan tidak berada di tangan kami. Kedua orangtuaku yang berharga telah memilihku, namun aku memilih Pangeran Wooyoung dalam hidupku."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐂𝐀𝐒𝐓𝐋𝐄
Fanfiction𝑫𝒊 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒔𝒕𝒊𝒍 𝒕𝒖𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒏𝒆𝒈𝒓𝒊, 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉. 𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒅𝒂𝒎 𝒅𝒂𝒏 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒃𝒂𝒅𝒊. ©𝐲𝐨𝐮𝐧𝐠𝐦𝐢𝐬𝐦𝐞, 𝟐𝟎𝟐𝟐.