Karena Wooyoung menyetujui ajakan Yunho kemarin. Hari ini Clover terpaksa ikut. Padahal dia punya rencana untuk mengunjungi taman, dengan tujuan khusus menemui Seonghwa. Benar, pria itu. Akhir-akhir ini entah mengapa Clover ingin sekali bertemu dengannya lebih sering. Hari itu, Clover memberanikan diri untuk mengaitkan jari kelingkingnya dengan milik Seonghwa.
Mereka resmi berteman.
Meski sejujurnya sentuhan itu bukan yang pertama kali. Sebelumnya dia telah membantu Seongwa untuk mengobati luka, kemudian membantunya bersandar pada pohon saat setelah pertarungan kala itu terjadi.
Wooyoung telah menghampiri ke ruangan Clover. Berniat menjemputnya untuk segera pergi karena Yunho telah menunggu.
“Aku suka penampilanmu.” Tutur Wooyoung setelah mendapati presensi Clover dengan gaun putih favoritnya. “Cloe. Sejujurnya kau sangat cantik dengan gaya berpakaianmu sendiri dibandingkan gaun-gaun istana itu.” Pujinya sekali lagi dan Clover hanya memberi reaksi sombong atas pujian yang dia dapatkan.
“Aku hanya takut jika Pangeran Yunho semakin menyukaiku.” Kemudian terkikik geli. Geli dengan kepercayaan dirinya sendiri. “Kira-kira kemana dia akan membawaku pergi?”
“Tentu saja ke tempat yang akan membuatmu senang.” Balasnya, sok tahu. “Kupikir kalian mempunyai selera yang sama.”
“Tapi di Archon, benar?” Wooyoung mengangguk sebagai balasan. “Baiklah. Aku tidak perlu menggunakan penutup wajahku di dalam kereta. Kereta itu sangat tertutup, kan?”
Sejujurnya penutup wajah itu menjadi salah satu yang wajib dipakai oleh Clover bahkan sebelum dia mengenal Seonghwa. Dia kerap kali menggunakan penutup wajah saat berpergian keluar dari Incelion. Namun setelah mengenal Seonghwa, dia bahkan menggunakan penutup wajah itu di Incelion. Sandiwaranya mengharuskan Clover menutupi identitas aslinya sebagai Putri Mahkota Incelion. Alasan pertama, agar dia bisa mengenal Seonghwa. Kemudian, dia hanya ingin berteman dengan Seonghwa tanpa batasan.
“Aku benar-benar bingung. Apa gunanya penutup wajah itu saat berada di Incelion? Apa kau seorang buronan sekarang?” Wooyoung masih kebingungan karena Clover tidak menceritakan apapun perihal pertemuannya dengan Seonghwa. “Kita akan menggunakan kereta yang sangat tertutup. Pangeran Yunho sudah mempersiapkannya. Pakai penutup wajahmu saat keluar dari kereta saja.”
“Baiklah. Ayo, cepat. Pangeran Yunho sudah menunggu.” Clover lekas menarik Wooyoung untuk pergi. Mengabaikan pertanyaan sang adik yang belum sempat dia jawab. Dengan kata lain sengaja tidak ingin menjawabnya.
Wooyoung sendiri memilih pasrah. Dia hanya mengikuti Clover yang telah menarik lengannya. Langkah tergesa itu cukup membatu dalam membawanya pergi ke hadapan Yunho.
“Ah, aku minta maaf.” Clover bergegas menghampiri. “Kau pasti sudah lama menunggu.”
Itu tidak segera mendapat reaksi. Yunho justru terpaku pada visual Clover yang tampak cantik hari ini. Gaun putih itu membalut tubuhnya dengan indah. Dan tidak lupa dengan sebuah anting mutiara yang sebelumnya Yunho belum pernah melihatnya. Tampilan Clover yang seperti ini, benar-benar memberi kesan lebih sebagai seorang Putri Mahkota.
“Pangeran Yunho..” panggilnya sekali lagi karena tidak lekas mendapat tanggapan.
“Pangeran. Apa kau terpesona dengan Clover hari ini? Sama. Aku juga. Tidakkah kau berpikir Clover seribu lima ratus kali lebih cantik dari biasanya? Auranya sangat meledak-ledak saat bersamamu. Aku setuju. Kalian harus menikah dan berikan aku saudara laki-laki yang lucu.” tutur Wooyoung cerewet. Seperti berbicara hanya dengan satu tarikan nafas saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐂𝐀𝐒𝐓𝐋𝐄
Fanfiction𝑫𝒊 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒔𝒕𝒊𝒍 𝒕𝒖𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒏𝒆𝒈𝒓𝒊, 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉. 𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒅𝒂𝒎 𝒅𝒂𝒏 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒃𝒂𝒅𝒊. ©𝐲𝐨𝐮𝐧𝐠𝐦𝐢𝐬𝐦𝐞, 𝟐𝟎𝟐𝟐.