08

11.4K 1.7K 1.3K
                                        

Yang belum follow akun author, difollow dulu. Karna dipertengahan cerita sebagian chapter bakalan di privat acak😉.

Follo acc ig : @wp.bintangmeysa
mey bakalan kasih spoiler chapter selanjutnya disana.

Happy reading.

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"TAWURAN LAGI KAMU!"

Langit berdecak sebal baru saja ia melangkahkan kaki dirumah sudah disuguhi suara bentakan yang membuatnya merasa muak.

"Hm" Langit hanya berdehem sebagai jawabnnya, malas sekali rasanya berdebat dengan papanya itu.

"LANGIT, PAPA BELUM SELESAI NGOMONG!" bentak Bumi saat melihat Langit yang justru melanjutkan langkahnya tanpa mengindahkan kehadirannya disini.

"LANGIT!" teriak Bumi sambil berjalan cepat kearah Langit yang mau menaiki anak Tangga. Saat berjarak kira kira hanya satu Langkah dengan Langit, Bumi memegang bahu Langit kemudian membalikkan tubuh anaknya itu dan langsung menamparnya.

PLAK!

Suara tamparan yang tidak main main itu menggema dirumah mewah itu. Langit tersenyum tipis saat lagi lagi menerima kekerasan dari ayahnya.

Mentari yang baru saja keluar dari kamar tampak terkejut saat mendengar suara tamparan yang cukup keras itu.

Tangan kekar cowok itu terangkat untuk mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar. "Nih satu lagi belum" ucapnya sambil menunjuk pipi sebelah kirinya menatap papanya dengan pandngan sinis.

"Kamu bisa nggak sih dengarin saya ngomong!" Sentak Bumi. "Sudah berapa kali saya bilang, bubarin geng kamu yang nggak jelas itu. Itu cuma membawa dampak buruk bagi kamu Langit! Yang saya minta tugas kamu hanya belajar, belajar, dan belajar!"

"Ada apa lagi ini?" Sahut Mentari menatap suami dan putra semata wayangnya.

"Apa hak anda menyuruh saya untuk melakukan itu semua?" Tanya Langit menatap tajam papanya. Ia tidak terima jika Delvaroze dikatai sebagai geng sampah, bahkan ucapan Mentari sama sekali tidak digubris olehnya

"Mereka itu keluarga saya! Dan anda tidak berhak untuk mencampuri urusan saya. Urus saja kertas kertas milik anda yang menumpuk itu dan jangan pernah mengatur kehidupan saya, karna saya tidak suka itu" lanjutnya.

Bumi menatap marah pada Langit, anak ini selalu saja menjawab. "Keluarga kamu bilang? Keluarga kamu itu saya dan mama kamu! Bukan anak anak brandalan itu"

Bintang untuk LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang