Usia pernikahan yang bukan lagi sebentar, ternyata juga tidak membuat Yüksek berubah. Hari demi hari, Meryem sudah berpisah ranjang dengan suaminya itu, bukan karena alasan dia wanita egois, tapi ia pun wanita biasa, sama seperti wanita lainnya. Namun, kondisinya lebih parah. Tentulah ia tidak tahan menyaksikan dan menerima siksaan yang bertubi-tubi dari suaminya. Sudah hampir 3 bulan Meryem tidak berkomunikasi dengan suaminya sejak perbuatan kotor Yüksek pada Gülseren di depan mata Meryem. Kejadian demi kejadian sudah tidak bisa membuat akal sehatnya menerima semua kenyataan yang ada. Pernah Meryem tidak pulang ke rumahnya, sebab tidak ingin melihat wajah Yüksek lagi, dia sengaja melakukan itu, agar ia bisa melepaskan suaminya, dan berhenti mencintainya. Tapi, bagaimana cara seorang istri melupakan suaminya, meskipun perbuatannya sudah tidak wajar lagi.
Pagi ini Meryem kembali mengunjungi butik, namun dengan hati yang sedikit berbeda dari biasanya. Sebelum mengunjungi butik, dia sudah membuat janji terlebih dahulu kepada Fusun. Mereka pun jarang komunikasi, akibat kesibukan masing-masing, mereka sangat berbeda nasib. Dimana Fusun bahagia dengan suaminya, sedangkan Meryem sangat menderita dibuat suaminya.
"Tut! tut!" suara nada itu menyambungkan ke ponsel milik Fusun, sampai tiga kali panggilan itu tidak juga dijawab.
Padahal Meryem sudah menunggu sejak ia beranjak dari pintu rumahnya, bahkan tidak mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan Yüksek, sekalipun sudah berpisah ranjang Meryem tetap melakukan tugasnya. Meryem benar-benar menganggap itu hanya kegiatan bukan lagi kewajiban, walaupun mereka masih tinggal satu atap, entah mengapa Yüksek juga mengiyakan kegiatan itu. Bagaimana tidak, ia merasa semakin bebas tentunya, tidak perlu lagi kucing-kucingan dengan wanita simpanannya, untuk urusan bersenang-senang di dalam rumah hak milik istrinya.
"Kring-kring-kring!" ponsel Meryem berbunyi. Terlihat dari layarnya, terlampir nama Fusun. Meryem segera mengangkatnya.
- Halo Fusun, sedang dimana kamu?
Tanya Meryem yang mengendarai mobilnya.- Ini aku sedang dalam perjalanan menuju lokasi yang kamu tentukan.
Sambung Fusun menjelaskan.- Baiklah sampai berjumpa.
Tutup Meryem.- Oke.
Panggilan itu berakhir, sejak 4 tahun terakhir, Fusun menikah, dia sudah tidak berkomunikasi lagi dengan Meryem dan mereka juga memang sangat sibuk. Fusun menghubungi Meryem di social media, Fusun kembali ke İzmir.
Waktu yang lama itu, ternyata Fusun mengejar gelar magister hukum, maka nya ia tidak bisa bersama dengan Meryem dan menjadi teman curhat seperti waktu mereka remaja. Kini, seakan Tuhan mendukung apa yang telah tergaris oleh takdir. Meryem sudah tidak tahan dengan perbuatan suaminya, Tuhan mengirimkan Fusun untuk menyelesaikan masalahnya, dengan menggugat cerai Yüksek. Ini memang sudah direncanakan dengan matang oleh Meryem. Namun selalu gagal dan Yüksek berhasil kembali mengambil hati keluarga Meryem, agar tidak menggugat Yüksek. Namun ternyata, tidak ada perubahan sejak gugatan pertama telah batal diajukan Meryem.
Mereka pun bertemu di sebuah cafe yang cukup terkenal di İzmir, Meryem turun dari mobilnya, ia melihat lagi wanita yang 4 tahun tidak pernah ia temui. Mereka berdua langsung berpelukan, sungguh waktu yang panjang memisahkan dua sahabat, untuk waktu yang sangat lama. Memang tidak ada yang berubah dari keduanya, bahkan masih sama-sama awet muda, mimik wajah tergaris tentu berbeda, hati Fusun sangat berbunga-bunga, sedangkan Meryem sangat menderita, bahkan mungkin sudah hancur di dalam, karena keadaan hati yang menunjukkan garis senyum yang terukir.
Mereka pun memasuki cafe dan memesan dua gelas kopi. Selera mereka selalu sama sejak mereka duduk dibangku SMA. Fusun adalah satu-satunya teman yang bisa diajak Meryem cerita. Secara, hanya Fusun yang bisa memahami dirinya. Fusun adalah anak dari keluarga yang broken home, tentulah ia tahu bagaimana rasanya ketika orangtua tidak sejalan pemikirannya. Meskipun orangtua Meryem itu tidak berpisah, tapi sejak Yüksek memasuki hidupnya, Fusun sudah curiga, bahwa Yüksek bukanlah orang yang baik. Padahal, jelas Meryem sudah memiliki hubungan dengan Hazar. Tapi tetap saja Yüksek mengganggunya, Fusun sudah menebak dari awal, ada sesuatu yang ditutupi Yuksek dari orangtua Meryem. Tentang Yüksek, mengapa mereka begitu memuja Yüksek sebagai calon suami Meryem pada saat itu. Sebagai anak paling tua, Meryem tentu tidak bisa membantah, terlebih pada saat itu kondisi mereka bener-bener tidak stabil, akibat cibiran tetangga sekitar yang menilai keluarga mereka menjual anak perempuan mereka demi harta, demikian hal itu dimanfaatkan Yüksek yang lebih setara kondisinya dengan keluarga Meryem. Piciknya, ia menikahi Meryem saat tahu jelas status Meryem tunangan Hazar. Hazar orang pertama yang memberikan Meryem modal menjadi seorang perancang busana. Semua usaha yang kini jalan adalah campur tangan Hazar, bahkan Yüksek tidak pernah mengetahui itu, tidak pernah bertanya bagaimana Meryem bisa sesukses itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menjeremba
RomanceKehidupan rumahtangga yang indah, tentulah menjadi idaman semua wanita. Termasuk Meryem. Seorang designer muda asal kota İzmir, Turki. Menikah dengan seorang pria bernama Muhammet Yüksek. Sudah lebih 3 tahun menikah, mereka tidak juga memiliki ketur...