[Selamat datang dalam permainan Cinta di Magnolio. Karakter Anda adalah gadis bangsawan yang keluarganya hampir bangkrut.]
Ivy mengerjap beberapa kali akibat suara yang menyeruak ke telinganya. Gadis itu melirik ke sekitar dan bertanya-tanya apakah ini akhirat? Ia tak menemukan siapa pun atau apa pun di sini, hanya ada ruang kosong berwarna putih beserta suara aneh tadi.
[Lalu karakter yang Anda pilih sebagai pasangan adalah Keizaro Roxburghii. Misi Anda untuk membuatnya jatuh cinta dimulai dari sekarang!]
Kelanjutan dari perkataan tersebut berhasil membuat sekujur tubuh Ivy kaku. Telinganya masih berfungsi dengan baik, jelas sekali yang tadi bicara adalah narator dalam game Cinta di Magnolio. Karena memainkannya selama lima tahun ia jadi hafal semua tentang game tersebut.
"Apa ini khayalan?" gumam Ivy lalu berteriak pada suara tadi yang entah dari mana asalnya. "Hei, kau mendengarku? Ini di mana?"
[Permainan akan dimulai sebentar lagi. Setelah berhasil menyelesaikan misi Anda akan mendapat hadiah besar. Tolong lakukan yang terbaik!]
Belum sempat menyahut, Ivy malah teralihkan oleh keadaan yang mendadak berubah. Tak ada lagi ruangan serba putih di sekelilingnya. Ketika menyusuri sekitar yang ia temukan adalah bangunan tua megah, tapi tidak terawat, banyak retakan di tembok dan catnya pun nyaris mengelupas.
"Sebenarnya aku ada di mana?" tanya Ivy berhenti melangkah saat melihat cermin di ruangan tersebut.
Gadis itu tak sanggup berteriak saking terkejutnya. Di dalam cermin rupanya sangat berbeda, rambut pendek lurusnya berubah panjang dan bergelombang, sedangkan tubuh pendeknya menjadi sedikit lebih tinggi. Walaupun berpakaian lusuh ia tetap terlihat cantik.
"Ini adalah karakter yang aku mainkan dalam game. Aku mendesainnya seperti ini, berambut panjang, sedikit tinggi, dan cantik."
Ivy terkesiap setelah mengatakan itu. Kini dirinya sadar apa yang terjadi. Ditilik dari suara aneh di ruangan serba putih, ia yakin telah masuk dalam game Cinta di Magnolio. Wajahnya langsung pucat saat mengingat kembali ucapan narator game.
"Aku harus membuat Keizaro jatuh cinta? Tapi, itu terasa mustahil. Dia adalah karakter yang tak pernah kumainkan. Intinya aku belum mengenal karakter Keizaro!" seru Ivy gelisah.
Opsi diam sepertinya lebih menguntungkan. Hanya saja gadis itu tak ingin duduk-duduk santai, mengingat dirinya telah masuk ke dunia game. Di dunia asli ia memiliki keluarga dan teman yang baik. Mana mungkin kebahagiaan seperti itu dilepaskan begitu saja.
Ivy yakin setelah berhasil menyelesaikan game jiwanya akan kembali ke dunia asli. Namun, kecelakaan di jalan raya sudah merenggut nyawanya, dengan kata lain ia telah mati dan tak mungkin hidup lagi meski jiwanya kembali. Fakta tersebut membuat perasaannya terombang-ambing.
"Aku tak ingin memainkan game jika pasangannya adalah Keizaro!"
Tepat setelah menyerukan kalimat itu Ivy mendengar suara si narator game.
[Anda ingin mengakhiri permainan? Dalam hitungan kelima Anda akan keluar otomatis. Satu, dua, tiga, empat---]
Dengan wajah panik Ivy menyela, "Jangan keluarkan aku dari game!"
[Proses log out pemain gagal. Apa Anda ingin melanjutkan permainan?]
Pertanyaan tersebut tak langsung dijawab oleh Ivy. Ternyata rasa takutnya pada kematian sangat besar. Ia sampai tidak rela keluar dari game untuk kembali ke dunia asli, itu karena di sana jiwanya telah lenyap alias mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sukalah Padaku, Duke!
FantasyIvy Cattleya sudah bermain game Cinta di Magnolio sejak lima tahun lalu, itu adalah sebuah game romantis berlatar kerajaan di mana pemain bisa menentukan pasangan sendiri. Dari dulu Ivy selalu memilih karakter raja atau pangeran untuk dijadikan keka...