02

8 2 0
                                    

"Mei maafin gue. But makasih lo udah mau percaya sama gue buat cerita ke gue" ucap Irul dikelas didepan meja Mei.

"Gue yang salah sorry ya?" ucap Mei merasa bersalah sudah membawa Irul dalam hubungannya.

"Mankanya lo berdua kalo mau selingkuh yang mulus dong mainnya" kompor Rega selaku ketua kelas mereka.

"Heh bangsat diem ya lo" sahut Bela.

"Lo si lagian Mei curhat kok ke cowok, apalagi Irul cowoknya" lanjut Rega memanas-manasi keadaan.

"GUE GAPLOK LO YA REGA DARI TADI KOMPOR MULU" bentak Bela sambil melempar tepak pensil miliknya.

"YEAY MEI PUTUS SAMA REVAN DAN JADIAN SAMA IRUL YEAY YUHUUU!!" teriak Rega, lagi dan lagi memanaskan keadaan.

Bela langsung melempar sepatu sport nya mengenai kepala Rega. Dan Rega kesakitan lalu lari keluar kelas takut kena serangan maut yang akan dikeluarkan oleh Bela.

"AWAS YA LO BALIK KELAS GUE HAJAR LO" teriak Bela dalam kelas. "NGGAK TAKUT!" balas Rega dari arah luar kelas.

"Lo si kok bisa cerita sama Irul bukannya ke kita?" omel Lola.

"Percuma tau gak kita berdua ada disamping lo kalo lo gak percaya sama kita" sahut Bela.

Bela dan Lola merasa tidak dianggap ada oleh Mei yang selama ini bareng-bareng.

"Gue butuh masukan saran dari cowok aja, bukannya gue gak percaya sama lo berdua. Kalo gue cerita ke Revan, gue takut ganggu dia jadi gue gak ada pilihan lain. Maaf ya?" ucap Mei menjelaskan semuanya dan meminta maaf kedua sahabatnya.

"Janji ya lo jangan ngulangin kesalahan lagi, dan lo jangan lupa juga minta maaf dan jelasin semuanya ke Revan oke?" final Bela memaafkan Mei. Karena Bela mengerti posisi Mei seperti apa.

"Gue gak akan mau sahabatan sama lo lagi kalo lo ngulangin lagi" balas Lola dengan muka kesal.

"Iya-iya janji"

"Pelukan dong?" ucap Lola terkekeh.

Dan akhirnya mereka berpelukan untuk menandakan bahwa mereka saling memaafkan.

......

"Gue duluan ya" pamit Lola ketika Garry sudah didepan dirinya.

"Hati-hati lo awas kecelakaan!" Bela mengingatkan.

"Amin, Heh?"

"Ya tuhan lo doain gue sama Garry kecelakaan? Tega bener lo bangsatt!"

"Tarik omongan lo Lol!" tegur Garry.

"Apa yang gue harus tarik? Omongan gue bener kan. Lo berdua kalau udah bareng pasti pacaran mulu."

"Pusing gue liat lo bertiga berantem mulu!" sahut Mei pusing mendengarkan perdebatan mereka bertiga.

"Bela yang mulai!" oceh Lola langsung menjitak Bela cukup keras.

"Aww! Sakit bangsatt!" omel Bela kesakitan.

"Ayo Van kita pergi sekarang cepet!" Mei yang melihat Revan langsung menyuruhnya untuk cepat dan mulai menaiki motor ninja H2 milik Revan seharga 700juta.

"Mei tunggu woi!" teriak Bela untuk menunggunya.

"Udah sono lo berdua balik!" usir Bela sambil mendorong Lola untuk cepat naik keatas motor.

"Sirik aja lo hidupnya! Gue doain semoga lo dijalan jatoh kecebur got AMIN!" Lola mulai naik keatas motor dan Garry langsung mengegas motornya agar tidak kena serangan maut Bela.

"CINTA TAK SELAMANYA INDAH DEK!" teriak Bela kesal.

"BACOTT!"

.....


"Masih marah?" ucap Mei melihat raut wajah Revan yang terlihat masih marah kepadanya.

Revan menggeleng pelan. "Udah sana masuk, nanti sore aku jemput"

"Nggak mau masuk dulu?"

"Aku langsung balik aja. Salamin ke Mama" ucapnya menitip salam kepada Kiran, Mama Mei.

"Oh yaudah. Hati-hati dijalan, love you baiii"

"Baii" balas Revan singkat dilapisi dengan senyuman tipis.

"Ihhh love you nya mana?" rengek Mei karena Revan tidak membalas.

"Love you more!"

Mei langsung tersenyum lebar dan melambaikan tangan kepada Revan.

"Tadi Revan?" tanya Izam, adik laki-laki Mei yang jaraknya beda 1 tahun.

"Ka Revan Zam" Mei membenarkan panggilan Izam kepada Revan.

"Sejak kapan gue manggil Revan 'ka'? Ngapain juga gue manggil dia ka. Lagian umur gue sama dia beda setahun doang, ribet amat lo. Btw mobil lo mana? Gue mau pake sini" Izam meminta kunci mobil kepada Mei.

Mei langsung memberikan kunci mobilnya ditangan Izam. "Disekolah, ambil sendiri sana gue mau tidur" Mei langsung melangkah masuk kedalam rumah.

"MAIN TINGGAL AJA LO KALAU DI CULIK GIMANA?"

"Maling De bukan culik. Gampang beli baru!

Sesampai di kamar, Mei langsung merebahkan tubuhnya tanpa mengganti pakaian.

"MEI LO KAGAK MAKAN DULU NGAPA?" Kiran menggedor pintu kamar Mei.

"Naon ih ngantuk!" gerutu Mei kesal.

Dilihat Mei tidak membukakan pintu, Kiran langsung saja membuka pintu tanpa izin dari anaknya itu.

"YaAllah Allahuakbar" Kiran menggeleng heran dengan anaknya itu.

"Ih cak saha atuh maen asup-asup wae tanpa izin" gerutu Mei ketika melihat Kiran masuk kamarnya. (kata siapa main masuk-masuk aja tanpa izin)

"Heh gue ini emak lo ya, gue berhak masuk kamar lo tanpa izin dari lo"

"Hm"

"Eh tadi lo balik sama siapa? Terus mobilnye mane?" tanya Kiran karena ia tidak melihat mobil diparkiran.

"Revan, mobil Mei tinggal disekolah" jawab Mei santai.

"Ohh"

"HAH MOBIL LO TINGGAL DI SEKOLAH? GILA LO YA!" Kiran kaget dan tersadar dengan perkataan anaknya itu.

"Kenapa emang?"

"Lo tau itu mobil harganya mahal. Kenapa lo tinggal-tinggal aja" gerutu Kiran kesal dengan sikap anaknya yang seenak jidatnya.

"Lagi diambil sama Izam ih ribet deh Mama. Mending sekarang Mama keluar, Mei ngantuk mau tidur bye!" Mei bangkit dari tidurnya dan mendorong Kiran keluar dari kamarnya.

Tak lupa ia langsung mengunci pintunya agar Kiran tidak mengganggunya. "AWAS YA LO MEI. ANAK SIAPA SIH LO SEBENARNYA, PUSING DEH GUE" teriak Kiran dari arah luar.

"ANAK LO" balas Mei. Lalu ia merebahkan kembali tubuhnya diatas kasur dan menarik selimutnya sampai kepala, siap untuk bermimpi indah disiang hari.

TBC

Tokoh Utama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang