Mau cerita sedikit tentang seberapa pesimisnya saya saat memulai THE HELL KINGDOM ini.Cerita ini pertama kali saya tulis tanggal 26 Januari 2022. Awalnya saya mikir, “Jangan di-update dulu, deh. Tunggu babnya banyak aja biar nggak kena writer's block lagi.”
Tapi tetap saya update juga tanggal 28 Januari 2022. Ya, namanya juga manusia. Plin-plan.
Sebelum menulis cerita ini, ada dua cerita yang lebih dulu saya tulis di tahun 2022. Yaitu GIL (SoL) dan A Desperate Wish (yang juga bertema transmigrasi). Dua cerita itu punya nasib yang sama dengan cerita-cerita sebelumnya, sial sekali mereka ditulis oleh seorang pemalas seperti saya.
Namun, saya ini otaknya nggak bisa diem. Dikit-dikit dapet ide, dikit-dikit nemu inspirasi. Dengar temen ngomong sepatah kata aja bisa jadi inspirasi bikin cerita baru, lihat nyamuk terbang aja saya tampol (ya masa dibiarin)
Karena otak saya nggak bisa diem itulah inspirasi untuk membuat cerita baru terus muncul. Alhasil, euphoria terhadap cerita yang sedang dikerjakan jadi hilang.
Sebelum 2022, saya hiatus selama satu tahun total. Di tahun 2021 saya nggak nulis di wattpad sama sekali, kecuali untuk keperluan pekerjaan di komputer. Kadang kalau kangen dengan menulis, saya selipkan beberapa postingan di facebook. Pokoknya itu tahun terberat saya jika mau diceritakan.
Yuyur, saya agak ragu setelah memposting dua bab The Hell Kingdom. Mungkin kalau kalian bacanya marathon, kalian bakal lihat perbedaan mencolok antara bab awal sampai masuk ke pertengahan. Mungkin juga ada yang langsung ninggalin cerita ini pas baru buka prolog.
Saya udah lama banget nggak nulis, semuanya jadi kaku: gaya bahasa, pembawaan, rasa di dalam membuat cerita. Semuanya berubah total.
Saya baru sadar, istirahat dari menulis itu ibarat orang yang mengalami koma. Ketika bangun semua saraf motoriknya kaku. Jadi saya harus mulai dari awal lagi, banyak baca-baca lagi untuk melatih passion saya. Tiba-tiba jadi nyesel banget kenapa bisa hiatus selama itu.
Saya bahkan bikin postingan di facebook tertanggal 30 Januari 2022, dua hari setelah The Hell Kingdom dirilis. Postingan itu lebih kurang seperti ini;
“Belakangan ini euphoria langsung berhenti setelah menulis bab keempat. Meskipun sudah menyusun outline, konflik bahkan ending, tetap saja rasa malas dan pesimistis lebih besar dari apa pun.”
Segitulah sangking pesimisnya saya. Ada rasa nyesel juga “Kenapa gue harus update secepat ini, sih? Udah tau diri sendiri nggak pernah konsisten!”
Ditambah lagi dengan sistem promosi jaman sekarang yang susahnya minta ampun. Kalau dulu sebulan saya menulis, cuma berbekal promosi di fb udah bisa dibaca sebanyak 30 ribu kali. Sekarang sebulan 7 ribu kali dibaca, itu udah Alhamdulillah banget.
Temen-temen saya di lingkungan penulis juga mengeluhkan hal ini. Sekarang sistem promosi itu lebih manjur di TikT*k, kalau fyp. Sementara saya ini orangnya gaptek banget. Cuma aktif main facebook. Jadi saya tertinggal jauh sekali.
Kendati demikian, setelah menulis sebanyak 5 bab, saya merasa sesuatu di dalam diri saya perlahan berubah. Saya nggak mikirin lagi seberapa banyak yang baca, malah lebih tertarik dengan karakter-karakter tokoh yang saya buat sendiri.
Saya bisa merasa Gwen/Naina, William, Isabelle, Elleona itu perlahan mulai hidup (di dalam pikiran saya). Jadi saya coba teruskan menulis kelanjutannya. Eh, taunya keterusan. Sampai-sampai kepala saya seperti bisa melihat bayangan adegan di dalam cerita ini saat akan menulis.
Dan ajaibnya, saya bahkan sampai bisa update setiap hari (kecuali di beberapa hari yang jadwalnya padat sekali). Euphoria itu rupanya bersambut dengan tanggapan positif readers yang juga senang membaca cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HELL KINGDOM [✓]
FantasyNaina yang setengah waras tiba-tiba harus menjadi Selir dari Raja terjulid sedunia? Kewarasan Naina memang hanya setengah sendok teh. Meski begitu, dia tidak pernah bermimpi akan menjadi gila sepenuhnya. Sayangnya kegilaan yang dialami Naina lebih...