Prolog

259 40 1
                                    

️☁️☁️

“Kita memang tidak di takdir kan untuk bersama Zein, jadi tolong tinggalkan aku!, di kehidupan selanjutnya dan kapan pun kamu dan aku terlahir kembali kita tetap tidak akan bersatu” Sinar cahaya putih dari tubuhnya berangsur-angsur menghilang.

“Tidak Fterá! Kumohon jangan tinggalkan aku...!” Lelaki itu terduduk dan memegangi cahaya putih yang terus menghilang.

“Tidak apa-apa Zein... ini Sudah menjadi takdir ku, jangan terlalu bersedih, Berbahagialah dan kamu akan melupakan ku secepatnya!”

TIDAK!, tidak!, akan pernah Ftera.......!!! Kenapa kamu melakukan ini Bodoh! Bodoh! Bodoh! ini semua salahku maaf kan aku Fterá..... heggg!”

“Zein... Dengarkan aku, Jangan pernah mencintai ku lagi! karena aku, aku akan terus menyakiti mu!, Ekhh... Sepertinya waktuku sudah sampai di sini saja selamat tinggal. Aku mencintai mu Zein, Sangat... mencintai mu! Sambil tersenyum mengecup Kening Zein sekilas. dan akhirnya Semua sinar cahaya putih itu pun telah lenyap menghilang.

FTERÁ ..............! Kalau kamu memang mencintai ku! Bagaimana kamu Bisa  berkata begitu, Fterá heggg! aku akan selalu mencintaimu walaupun kita terpisah selama 100 ataupun 5000 tahun sekalipun langit dan bumi menentang, aku akan selalu, selalu MENCINTAIMU, BILA KAMU TERUS MENYAKITI KU AKU RELA, AKU RELA FTERÁ........!!! Ini semua salah orang-orang Biadab itu, aku akan menghancurkan mereka berkali-kali lipat dari apa yang mereka lakukan padamu!, Bagaimana aku bisa hidup tanpamu! fterá.....! Arghhhh!!!” Sambil menghunuskan pedangnya pada diri sendiri.

Eghh...! F-fterá a-aku s-sangat mencintaimu!, di kehidupan yang m-mendatang aku akan s-selalu menjadi pendamping abadi mu! Dan k-kita akan bertemu secepatnya!” kata nya dengan pedang yang menancap tepat di Hati lelaki itu.

Tanpa PerasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang