🍀🍀🍀Drap...
Drap...
Drap...
Para prajurit berjalan beriringan ke arah tempat tinggal Duchess.
"DENGARKANLAH KALIAN SEMUA INI PERINTAH DARI TUAN DUKE! SEMUA PELAYAN DI MANSION INI SEKARANG DATANG KEDEPAN SAYA!" Gadsio berbicara lantang dan memasuki mansion itu.
"Tuan Gadsio silahkan tangkap orang - orang ini" Derti memberikan selembar kertas yang berisikan nama-nama pelaku pengelapan uang.
Para pelayan disana mulai kebingungan sebenarnya ada apa semua ini.
"Ada apa ini?!" Duchess Elisa berjalan ke arah mereka mereka.
"Salam Duchess" hormat mereka semua.
"Kami di beri perintah oleh Tuan Duke untuk mengganti semua pelayan disini karena terdeteksi ada yang mengelapkan uang Nyonya"
"Deg.... Apa apaan ini!" Seseorang di balik tembok yang melihat mereka.
"Zerin?!" Batin Elisa.
Suara sepatu hak yang berjalan ke arah mereka dan memecahkan keheningan itu, wanita berusia 50 tahunan itu datang dan berbicara.
Memakai aksesoris kalung dan gelang emas tidak biasa pelayan kaya seperti ini?
"Salam kepada tuan-tuan semua" Gadsio dan Derti menatap jijik wanita itu.
"Tidak mungkin disini ada pengelapan uang tuan, mungkin hanya nyonya yang tidak bisa mengurus uang berfoya-foya dengan pria lain! Benar kan Duchess?! Saya sudah sering memberi tahu anda kan nyonya perbuatan ini salah tapi anda malah memukul dan menganiaya saya yang sudah tua ini!" Wanita itu menggenggam tangan Elisa dengan erat.
"I-iya benar" Wajah Elisa yang sudah terlihat pucat dari sini kita bisa lihat siapa yang salah bukan?
"Nah begitu seharusnya Duchess bodoh!" Batin wanita itu tersenyum mengerikan.
"Tidak itu....! Itu tidak benar! Selama ini Duchess selalu disiksa dan di aniaya disini. uang anggaran di habiskan oleh pelayan lain terutama dia madam Sarah, dia yang memprovokasi semua itu" ucapan berani Meri membuat seisi ruangan ini ketakutan karena kedok mereka sekarang akan terbongkar.
"Kau apa yang-- plak!" Tamparan cepat itu mendarat di pipi Meri hingga wajah Meri sekarang memerah.
Duchess dengan cepat melepaskan genggaman tangan itu dan membantu Meri untuk berdiri, sekarang Meri menangis sesenggukan, mereka hanya bisa diam saja Duchess yang tidak punya kekuatan dan pelayan yang miskin! Perpaduan yang sempurna.
"Dia hanya pelayan baru tuan maaf kan atas kesalahannya" Awas saja kau wanita jalang liat saja!
Madam Sarah melihat Meri seperti ingin membunuhnya.
"Bagaimana tuan Derti apakah anda memaafkan saya?!" wajahnya yang penuh kerutan itu serta dengan senyuman palsu di belakang.
"Aku tau tuan Derti ini tangan kanan tuan Duke yang orangnya gak peduli dengan sekitar jadi gampang lah" hehehe batin madam Sarah.
"Ya saya memaafkan anda" Derti tersenyum membalas Senyuman madam Sarah.
"Semua sama saja, ini akan terus berulang hari-hari itu akan terjadi lagi! Aku takut" Batin Elisa memeluk erat Meri.
"Jadi saya akan memberikan anda hadiah karena telah merawat mansion ini dengan baik"
"Wah.... Hadiah? saya sangat tersanjung tuan Derti" Madam Elisa terlihat bersemangat disini.
"Kalau ada aku semua masalah selesai dengan cepat, tuan Derti ini pasti juga membenci wanita rendahan itu kan!" Batin nya tersenyum penuh kemenangan.
"Gadsio"
"Iya tuan"
"Seret madam Sarah dan yang lainnya berikan 100 cambukan, untuk Madam Sarah sepesial saya berikan 200 cambukan hmm" Derti tersenyum pada madam Sarah.
"T-tunggu tuan apa yang anda maksud?!" Madam Sarah sekarang seperti orang yang linglung.
"Ya ini hadiah saya, CEPAT SERET MEREKA SEMUA SEKARANG!!!" Suara Derti meninggi untuk beberapa saat.
"TAPI TUAN--- ackk! jangan pegang aku prajurit sialan!" Madam Sarah memberontak.
Wajah Elisa dan Meri sekarang sulit di artikan apakah akhirnya mereka bisa terbebas dari siksaan ini?!
"Kalau ada yang memberontak bunuh saja mereka!" Wajah dingin Derti tanpa ekspresi.
Derti berjalan mendatangi Duchess dan Meri.
"Mohon maaf nyonya tolong berikan pelayan itu kepada saya! Semua di mansion ini harus di hukum!"
"Tapi Meri tidak pernah menganggu saya, dia selalu baik kepada saya, tolong jangan usir dan siksa dia tuan Derti" Elisa terlihat kacau sekarang bagaimana bisa teman satu-satunya sekarang akan di usir dan di hukum.
"Maaf nyonya ini perintah langsung dari tuan Duke walaupun dia baik kepada anda dia tetap Lalay menjaga anda!"
"Jika anda ingin membebaskan pelayan pribadi anda, anda bisa langsung berbicara dengan tuan Duke"
Elisa terdiam sejenak untuk berfikir, Tiba-tiba Meri menggenggam tangan Elisa tanpa berkata-kata apapun dia menggeleng kan kepala nya dan ikut bersama dengan pelayan lain untuk di hukum.
"Meri tunggu!" Elisa memanggil Meri tapi Meri tidak menengok sama sekali hanya mengikuti arahan dari Prajurit itu.
"Tuan Derti saya akan bertemu dengan Tuan Duke" Sorot mata Elisa sekarang berubah.
"Tunggu aku Meri!" Batin Elisa.
__________to be continued __________
Hei 😮
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Perasaan
FantasyAku sangat-sangat membenci yang namanya cinta, kasih sayang, Rasa suka dan apalah itu, semenjak istriku terciduk selingkuh dengan pacarnya aku mulai muak, Jijik, kata-kata sayang yang ia lontarkan dulu, terngiang-ngiang di otak ku dan membuat ku mua...