6.

563 77 63
                                    

Kondisi Taehyung setelah mengalami kecelakaan tragis itu hanya menangis, menangis, dan menangis. Entah saat dibawa ke rumah sakit, dalam gendongan Jungkook, bahkan saat sudah sampai rumah tangisnya makin menjadi apalagi saat bertemu dua sahabatnya.

"Huwaaaa, Jaeeee!! Gue terlilit utang, Jae!! Tambah miskin, Jaee. Otw jadi gelandangan, Jaeee. Huweeeeee." Kedua tangannya bergerak memeluk tubuh sang sahabat namun kesusahan karna ia masih berada dalam gendongan Jungkook.

"Lo kenapa, Tae??? Utang apa??? Jari keling--"

"Syutttt!" Jungkook menyentak Jaehyun untuk memberi kode agar tidak membahas tentang jari jentik yang menghilang pada Taehyung yang sepertinya masih belum sadar karna ia terlalu memikirkan uang ganti rugi yang harus ia tanggung.

"O-oh--"

"Sini sama Jimin aja yuk?" Jimin datang menawarkan agar Taehyung ia gendong daripada digendong oleh Jungkook, takut merepotkan.

"Jiminnnnn!! Huweeee." Tangisnya makin kencang mengulurkan kedua tangannya meminta agar cepat digendong oleh sahabat dekatnya, ia masih ingin menangis kencang meratapi nasib sialnya.

"Iya ini Jimin, iya. Sssst, Taetae cantik ngga boleh nangis, nanti digigit kucing loh, udah yah." Sambil menepuk pelan bokong Taehyung, Jimin melangkahkan kakinya menuju kamar sang sahabat.

"Dia kenapa???" Jaehyun langsung bertanya histeris pada Jungkook, jujur melihat kondisi Taehyung yang begitu berantakan apalagi satu jari kakinya ada yang menghilang, ditambah sahabatnya itu terus menangis karna hutang ia begitu khawatir.

"Kecelakaan." Jungkook menjawab singkat sambil fokus pada ponselnya karna harus mengurusi sisa-sisa kecelakaan yang Taehyung perbuat.

"Siapa yang kecelakaan??? Kenapa?" Seokjin, Hoseok, dan Yoongi datang dengan menyuarakan kalimat yang sama. "Tolong biarin dia istirahat, jangan bahas jari kelingkingnya kecuali dia yang tanya." Pesan Jungkook sebelum pria itu pergi untuk mengurus ganti rugi.

"Siapa yang kecelakaan, Jae??!" Seokjin bertanya tidak sabar. "T-taehyung." Jaehyun langsung berlari setelah mendengar tangisan sahabatnya makin kencang, Hoseok, Yoongi, dan Seokjin pun mengikuti, jujur mereka juga khawatir.

Awalnya mereka tak ingin bertanya mengenai racauan tentang hutang yang terus saja Taehyung teriakan, namun saat pria itu sudah membaik, tangisnya sudah reda, ia bercerita sendiri, tentang nasibnya yang sial harus menggganti rugi sepeda motor milik Jungkook yang ia rusak, lalu korban dan kendaraan roda empatnya yang juga ia rusak, kepalanya seperti hampir pecah.

Hoseok, Seokjin, dan Yoongi turut prihatin, mereka ingin membantu Taehyung tapi apa iya bakal Taehyung terima?? Dikamar itu kini hanya tersisa Jaehyun dan Taehyung yang melamun.

"Jae? Gue mending jual ginjal aja kali, yah? Motornya Jungkook pasti ratusan juga, belum korban sama mobilnya, dua ginjal cukup ngga, sih? Tapi nanti gue mati apa engga?" Kalimat ngelantur itu tiba-tiba Taehyung suarakan karna melewati otak kecilnya.

"Tae??? Jangan gila! Lo bisa pake tabungan gue sama Jimin dulu kok." Jaehyun tak ingin hanya karna uang teman dekatnya sampai berpikiran untuk menjual organ.

"Tapi lo juga miskin, Jae." Dan Jaehyun tersadarkan oleh kenyataan, benar juga. Ia memang punya tabungan tapi tak seberapa, pasti hanya menjadi recehan jika harus mengganti ratusan juta.

"Iyayah? Gue miskin juga." Bahu Jaehyun meluruh lalu ia tegakkan lagi kala otaknya mendapatkan ide cemerlang. "Gini aja, Tae! Gue bakal ikut jual ginjal buat bayar hutang lo!" Taehyung langsung terduduk dari baringannya.

"Jaeeeee!! Lo emang sahabat sejati gue, huwaaaa!!!!!" Keduanya berpelukan sambil menangis bombay bersama seolah tengah terharu satu sama lain, sampai ketukan pintu mengintrupsi datanglah Jungkook yang baru kembali.

Grha (BTS X JOHNJAE) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang