Sakura menatap geram atas pengakuan Doyoung. Tanpa memakan waktu panjang, Sakura meminta Doyoung dan Yujin ikut bersamanya ke atap, sementara yang lainnya melongo.
"Baiklah, terimakasih sudah melindungi Yujin," Sakura membuang nafas malas. "Kalian berdua ikut saya ke atap," lirik Sakura kepada Yujin dan Doyoung.
Semua anggota asrama saling bergidik ngeri. Wajah Yujin sudah memerah karena ketakutan, Doyoung dengan tatapan tak berdaya pasrah atas keputusan Sakura nantinya. Mereka berdua pun mengikuti langkah Sakura yang sudah berjalan lebih dulu.
Jihoon pemilik surat itu bertengkar di dalam dirinya. Siapa gerangan yang mau memecah belah asrama ini. Seingatnya surat itu ada di kamarnya. Kenapa bisa ada di kamar sakura? Siapa yang berani ngambil surat itu dari kamarnya. Mau memarahi semua anggota saat ini juga, tapi ia pun tidak mengetahuinya. Ia hanya tidak mau terkesan gegabah. Dengan kepasrahannya ia hanya mampu mengikuti Sakura di belakang Doyoung.
Hyewon, Eunbi, Junkyu pun mengikuti Jihoon
"Yang, kok jadi gini sih? Kasian Yujin," tanya Yena khawatir sambil menghampiri Hyunsuk. Yang ditanya merasa bersalah dan terlihat bingung.
"Cuk, gimana nih?" tanya Mashiho khawatirin adik-adiknya.
"Gue juga bingung bro, Sakura kok bisa marah besar gitu ya,"
"Udah coba kita tunggu aja hasilnya gimana, kalo buruk yaa kita jujur aja," kata Jaehyuk.
Wonyoung udah menangis di tengah-tengah Hitomo dan Nako. "Kak uncuk, gimana nih nasib kak Yujin?" tanya terisak.
"Beb, kok kamu nangis sih," seru Haruto.
"Aku gak mau ada yang keluar dari asrama ini, huaaa," Wonyoung menangis.
"Kalian tenang aja. Sakura bakalan ambil jalan tengah kok," Chaewon bersuara.
"Semoga aja yaa," Yuri mulai mencemaskan Yujin.
***
Junkyu menutup pintu atap, setelah semuanya sudah berada di atas. Sakura sudah berlipat tangan di dada dengan wajahnya yang dingin. Yujin sudah menangis, Doyoung jelas mencemaskan Yujin.Hyewon dan Junkyu berwajah tegang dengan ibu jari yang mereka gigit. Eunbi yang tertua mencoba memahami sifat Sakura yang keras. Sementara Jihoon sempat menghentikan Sakura tapi tak bisa.
"Bagaimana pun aku ketua di sini," Sakura membuat semua mata terpanah kepadanya. "Jangan ada yang berani menghalangiku," lanjutnya.
"Tapi gak gini caranya, Ra?" Jihoon membantah.
"Nggak kaya gini apa maksud kamu?" Sakura menantang.
"Cuma surat cinta biasa, kamu kok sampe mau mengeluarkan Yujin?"
"Biasa kata kamu?! Mereka pacaran. Mereka melanggar peraturan di sini!" Sentak Sakura ke Yujin.
"Tau darimana kamu mereka pacaran? Itu cuman surat perasaan aja, lagipula isinya gak ada ungkapan penerimaan atau sebagainya," jelas Jihoon.
Sakura menatap Jihoon curiga, ia beranjak dan berdiri di depan Jihoon, "Darimana kamu tau isi surat itu, ha?"
Skakmat.
Jihoon kehabisan kata-kata. Yujin dan Doyoung terkejut, mereka saling melirik. Pasalnya memang Jihoon saja yang tau isi surat itu.
"Kak, maafin aku kak, karena aku semuanya jadi begini," Yujin memohon ke Sakura.
"Diam Yujin," tegas Sakura. "Kenapa kamu diam, Ji? Nggak bisa jawab? Atau—" Sakura menggantung.
"Sudah saya bilang kak, saya yang pemilik surat itu," Doyoung mencoba menghentikan Sakura yang menyudutkan Jihoon.
"Kalian kerjasama ya? Jawab!" Bentak Sakura.
"Ra, gak gini cara penyelesainnya," Jihoon megang tangan Sakura, sedikit memohon.
"Apa, Ji? Kok kamu malah melindungi mereka? Jawab jujur kamu bantu Doyoung buat menyatakan perasaanya ke Yujin kan?" Sakura malah berpikir sebaliknya membuat Yujin, Jihoon dan Doyoung terkejut kembali.
Ini agak menguntungkan bagi Yujin dan Doyoung.
"Iya bener, Ra. Aku bantu Doyoung,"
Sakura melemas, membuang nafasnya kasar sedikit teriak, dia mundur dan duduk kembali. Saat ini Sakura sangat kecewa pada Jihoon, sahabat paling dekat Sakura serta petugas keamanan di asrama itu, seharusnya Jihoon tidak melakukan itu.
"Ra, aku minta maaf," Jihoon berlutut di hadapan Sakura.
"Sudahlah, kalian semua boleh pergi," seru Sakura mengusir mereka semua termasuk Jihoon. Mereka pun menurut dan pergi meninggalkan atap. Sementara Jihoon enggan melakukannya. Jihoon masih berlutut di hadapan Sakura.
Hyewon dan Eunbi merangkul Yujin untuk menenangkannya. Mereka pun pergi bersama Junkyu dan Doyoung yang masih sulit mempercayai keadaan yang berpihak padanya.
"Ra, maafin aku ya," kata Jihoon menatap mata Sakura.
"Sana pergi,"
"Aku salah, Ra. Aku minta maaf,"
"Aku gak butuh kalimat itu,"
"Ra, ayo omongin baik baik, aku sungguh minta maaf, aku nyesel,"
"Aku gak butuh penyesalan kamu,"
"Ra, jangan kaya gini, Ra,"
"Aku harus gimana, Ji? Aku gak gini kamu bakal bertindak seenaknya ke anak asrama,"
"Maksud aku, ayo kita cari jalan tengahnya,"
"Jalan tengahnya kamu yang keluar dari asrama ini gimana?"
Damn.
Sial.
Jihoon tak bisa menjawab pertanyaan Sakura, ia hanya menatap Sakura memelas.
Bersambung
Hehehe, maaf yaa baru muncul. MC NiNiNi udah setahun aku baru update lagi😭 btw, pas awal Yujin dan Jihoon bakalan jadi MC Inkigayo aku syok. Yujin beneran interaksi sama Jihoon di real life. Huhuhu. Udah ah. Pokonya. Aku minta maaf ya😭
Bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Rooftop House (TREASURE X IZONE)
FanfictionOur Rooftop House menceritakan kehidupan para laki-laki dan perempuan yang menempati sebuah asrama kecil yang berisi hanya 12 kamar saja. Anggotanya dari berbagai kalangan, dari siswa-siswi menengah atas, mahasiswa sampai seorang guru privat pun tin...