bab 3 ( KEMBALI )

642 55 0
                                    

5 Tahun Kemudian

"dretttt..drett...." Dering ponsel di atas meja membangunkan dua pemuda sekaligus yang tengah tidur di atas ranjang, lelaki yang tidur di pagian pinggir menarik ponsel yang bergetar dari tempatnya dan saat tau bukan miliknya kemudian dilempar kearah teman sekamarnya.
"Aish sial " gerutu lelaki yang kepalanya terlempar ponsel, setelahnya mengangkat panggilan dari nomer baru
"Hmm..."
"Saya tunggu 45 menit lagi, kalau belom juga sampe saya akan minta Om Shim buat blokir semua kartu kredit dan pengeluaran buat kamu" ancam lelaki dari balik telpon Jake
"ANJIR SIALLL... " Jake menilik jam di ponselnya dan segera berlari turun dari ranjang
"AUUHHHH" lelaki bertelanjang dada yang sedari tadi tidur tengkurap disebelah Jake berteriak ketika Jake tidak sengaja menginjak punggungnya saat turun dari ranjang.
"I'm sorry beibh" ucap Jake sembari memakai celana dengan gercap kemudian berlari keluar kamar tapi Jake memutar kembali tubuhnya masuk kekamar untuk sekedar memberi ciuman pagi pada kekasihnya kemudian kembali menghilang dari balik pintu.
Alatas tersenyum begitu mendapat ciuman dari Jake, membuatnya kembali terlelap.

Jake mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi namun sayang Jalanan sangat padat mendekati bandara sehingga dia terjebak lama dijalan.

Kemarin ayahnya sudah mengabari Jake untuk menjemput seseorang dibandara tapi karena tidak kenal siapa yang akan dijemput diapun lebih memilih mengacuhkannya dan bersenang-senang di club tadi malam hingga lupa untuk menjemput, jika saja yang mau dijemput tidak mengabari bisa saja dia masih terlelap di pelukan Alatas saat ini.
Jake tidak menyangka orang asing yang akan ditemuinya merupakan lelaki temperamen yang mampu mengancamnya dengan berani.

"Lu dimana?" Jake mengirim pesan singkat untuk nomer baru yg tadi pagi menghubunginya
"Saya sudah ada di apartemen dari satu jam yang lalu"
"SIALLLLLLL!!!!" Teriakan Jake membuat orang-orang dibandara mengarahkan pandangan padanya. Bagaimana Jake tidak marah kalau kenyataannya orang yang membuatnya terburu-buru kebandara sudah ada di apartemennya dari pagi dan hanya mengerjai Jake saja.

Dengan emosi Jake mengemudikan mobilnya menuju rumah sahabatnya.

"Pagi ini gw udah dibuat emosi!!" Keluh Jake sembari melempar kunci mobil keatas meja.
"Sabar bro, ni minum dulu!" Jei menawarkan segelas air putih.
"Aissshh liat aja kalau ketemu bakal gw jambak tuh orang"kesalnya
"Dih anak gadis lagi ngambek ceritanya" ledek Jei
"Sial lu" respon Jake
"Kenapa bro?" Tanya Jei begitu duduk santai dengan segelas americano di tangannya.
"Gw pagi² buta di telpon suruh jemput dia di bandara dlm wkt 45 menit pake ancaman pula eh nyatanya dia udah ada di apartemen  gw dari sebelum dia telpon gw, Kan Anjnggg.!!"
"Asyikkk juga tuh orang, siapa namanya"
"Asyikk pala lu!!! Lu paling kenal,. Namanya Heeseung"
"Bruuuuhh..." Jei kaget dan menyemburkan kopi dari mulutnya. Dia menbersihkan sisa kopi di bajunya sebelum melanjutkan pertanyaan. "Heeseung? Lee Heeseung??"
"Iyaa jongsaenggg!!!" Tegas Jake dengan menyebut nama kecil Jei "lu pasti kenalkan"
"Lu gk kenal Heeseung?" Jei sejenak lupa tentang kecelakaan." Eh gak deng lu emang nggak kenal dia kok"
"Bentuk Mukanya gimana aja gw nggak tau"
Jay merasa teriris mendengar ucapan Jake, andai Jake ingat pasti dia menjadi orang pertama yang paling bahagia mendengar kepulangan Heeseung ke indonesia.
"Trus gimana kabar lu ma Alatas?"
"Eh tumben lu tiba-tiba tanya soal dia, biasanya paling anti."
Jei memang paling benci jika sudah membicarakan hubungan keduanya tapi kali ini karena kepulangan Heeseung dia jadi penasaran karena bagaimanapun juga mereka bertiga ( Jei, Alatas juga Heeseung) dulu adalah teman akrab.
"Pada akhirnya semua akan kembali pada pemiliknya" celetuk lirih Jei

Setelah berbincang panjang Jake dan Jei memutuskan untuk melanjutkan obrolan di club milik Jei.
Disebuah ruang yang di hiasi lampu kerlap-kerlip dengan musik yang seperti ingin memecahkan gendang telinga terdapat Jake yang tengah asyik menggoyangkan tubuhnya diatas meja dengan tangan yang sibuk memegang sebotol wishky, dia mulai mabuk. Jei pun memintanya untuk turun dari atas meja.
Jei menarik paksa Jake yang tengah mabuk untuk masuk kedalam mobil, jika tidak begitu Jake tidak akan mau pulang. Hari ini Jei tidak ikut minum sehingga memutuskan untuk mengantar Jake pulang.
"Lu pencet sendiri tuh kode apart lu. Gw mau langsung cabut" Jelas Jei yang langsung meninggalkan Jake sendirian.
"Babayyy..." Ucap Jake sambil berputar agar bisa melihat temannya namun nihil, akhirnya malah membuatnya terjatuh.
Jake berdiri dan mencoba menekan kode pintu tapi selalu gagal "heiii pintuu gw udah bener ya ngetiknya,.. lu nyebelin banget sih gk mau kebuka" protesnya pada pintu apartemen yang bukan miliknya, saat bangun setelah jatuh tadi dia menghadap pada pintu apartemen yang salah jadi kode tidak akan berlaku. Ketika Jake sibuk dengan angka-angka disaat itu juga seorang lelaki membuka pintu apart tersebut karena kebisingan yang dibuat Jake.
"Nahh akhirnya kebuka kan." Dengan pedenya Jake mendorong pintu dan masuk begitu saja.
Lelaki berpiyama yang mempertontonkan otot perutnya menjadi pemandangan pertama Jake ketika memasuki apartemen.
"Ehh lu siapa? Ohh gw inget lu Heeseung kan, Lee Heeseung" ucap Jake sambil menujukan jari kearah lawan bicaranya " ngapain lu di apart gw, keluar lu" usirnya sambil sempoyongan.
"Saya emang Lee Heeseung tapi ini bukan apartemen kamu!"tegas Hee
"Ahh bukan apart gw? Lu mau ambil apart gw juga setelah tadi pagi ngerjai gw buat buru-buru kebandara" mendengar ucapan Jake membuat Hee tersenyum teringat kejadian tadi pagi
"Eh lu senyum ngejek gw?!!!" Jake melangkah menghampiri Hee tapi sayangnya dia tersandung kakinya sendiri karena jalan sempoyongan, hingga terjatuh tepat pada dada bidang Hee, yang ikut terjatuh juga di sofa bersama Jake
"Aishhh,.." deciknya sambil terpejam "wanginya enak" semakin menenggelamkan kepalanya pada tengkuk leher Hee.

DILEMMA || HeeJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang