bab 5 ( EMOSI )

578 42 0
                                    

Jake berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruang kerja Heeseung, emosinya sudah tidak terkontrol lagi pasalnya tadi pagi tuan Shim menghubunginya dan mengetahui masalah dia yang tidak menjemput Heeseung di bandara,alhasil semua fasilitas yang diberikan Tuan Shim pada anaknya itu ditarik semua.

Begitu pintu terbuka dihampirinya Heeseung yang sedang asyik mengobrol dengan seseorang dibalik ponselnya, jei yang sedari tadi ada disana mencoba menyapa Jake yang terlihat sedikit berbeda.
“hai Ja-“ sapaan nya terhenti karena terkejut dengan apa  yang dilakukan sahabatnya itu.

Jake mencengkeram bahu kiri Heeseung dan diputar paksa nya tubuh Heeseung agar menghadap kearahnya yang memang sebelumnya membelakangi Jake, tidak menunggu lama sebuah bogeman kuat dari tangan Jake melayang ke wajah Heeseung, ponsel yang awalnya ada di tangan Heeseung kini sudah jatuh terpental kelantai sedang tubuh Heeseung menghantam meja cukup kuat membuat tangannya berpegang erat pada ujung meja.
Jei yang menyaksikan perkelahian diantara sahabatnya berlari menghampiri Keduanya.
“Jake lu kenapa? “ tanya Jei sembari membantu Heeseung kembali berdiri tegap.
“DENGERIN GW YA LEE HEESEUNG!!! SEMENJAK LU DATENG KESINI HIDUP GW JADI BERANTAKAN DAN SEKARANG LU BERULAH UDAH NGADU KE BOKAP GW MASALAH GW GAK JEMPUT LU DI BANDARA, SEKARANG DIA CABUT SEMUA FASILITAS YANG DIA KASIH KE GW. LU TAUKAN KENYATAANNYA GIMANA?!!!” jelasnya penuh emosi sambil kembali mendorong bahu Heeseung.
“ Jake yang sebenarnya- “ Jei yang mendengar penjelasan dari Jake mencoba meluruskan kesalahpahaman namun ditahan oleh Hee.
“jei kamu bisa keluar sebentar? Ada yang mau saya perhitungkan dengan Jaeyun” titah Hee.
Jei pun mengikuti instruksi dari Hee namun dia tidak benar-benar pergi tapi masih menguping dari balik pintu.
“Heeseung... Heeseung,, are u oke,.. beibh kamu juga kemana sih, please jawab aku?!!” suara perempuan dari balik ponsel Hee masih terdengar namun diabaikan oleh Heeseung.
“begitu takutnya kamu jatuh miskin sampai marah besar seperti ini, seharusnya di usiamu sekarang sudah bisa menghasilkan uang sendiri dan liat kini dirimu seperti orang yang menyedihkan.” Ucapan Hee membuat Jake mengepal kembali telapak tangannya.
“BRENGSEK LU YA!!” Jake kembali melayangkan tinjuan nya namun kali ini gagal mengenai sasaran.
Tangan kanan Hee dengan sigap meraih kepalan tangan kanan jake dan diputarnya tangan tersebut hingga tubuh jake jadi membelakangi Hee sedang tangan kiri Hee memiting leher Jake cukup kuat.  jake berusaha melawan, satu tangan Jake yang masih bebas mencoba melepas dengan kuat tangan yang melingkar dilehernya. Dan berhasil,  Jake mengambil alih keadaan dan dibantingnya tubuh Hee hingga terlentang dilantai, segera di tahan kuat leher Hee dengan lengan bagian bawah tangannya agar lelaki itu kesakitan namun anehnya Hee hanya terdiam seakan usaha Jake adalah hal biasa yang bisa ia tangani. Dan benar saja Hee beranjak dengan gampang kini malah berbalik tubuh Jake yang berada dilantai dengan dua tangannya yang digenggam erat oleh satu tangan Heeseung dan satu tangan lagi persis melakukan apa yang Jake lakukan tadi pada Heeseung Namun kali ini dengan sebagian tubuh Hee yang menindih Jake.
“BRENGSEK LEPASSIN GW!!” pinta Jake dengan nada kasar
“hanya segini kekuatan kamu?!” ledek Hee yang membuat Jake semakin melotot pada Hee.
"Kau bau alkohol " Hee melepaskan lengannya dari leher Jake kemudian melonggarkan genggamannya dari kedua tangan Jake, Jake mengambil kesempatan untuk melepaskan diri namun dia salah perhitungan, tangan Hee tidak bisa mengontrol pergerakan dadakan dari Jake hingga tidak sempat berpegang erat kelantai akhirnya sebuah ciuman kecelakaan dari Heeseung mendarat dibibir Jake.
Mata kedua lelaki yang tadi berkelahi hebat sama-sama melotot.

Jei masih menguping dari balik pintu, sebelumnya dia mendengar suara barang tumpul menghantam lantai bertubi-tubi cukup lama tapi kenapa sekarang terdengar hening sangat lama sampai akhirnya Jake keluar sambil menggerutu tidak jelas sedikit mengagetkan Jei.

Jei berlari menghampiri Heeseung yang asyik tidur terlentang dilantai.
“hei apa yang terjadi dengan kalian barusan ?” tanya Jei penasaran sambil mengulurkan tangannya menawarkan bantuan pada Heeseung untuk berdiri.
“ saya baru tau kalau Jaeyun sekarang pintar berkelahi.”
“ tiga tahun yang lalu dia ikut kelas taekwondo bareng Alatas” jelas Jei sambil memperhatikan wajah Heeseung yang mengeluarkan darah dari ujung bibirnya “ckckck liat muka lu itu Hee”
“Alatas menjaganya dengan baik” ucapnya tanpa ekspresi
Jei sedikit terkejut dengan perkataan Hee barusan.

Jake membuka pintu apartemen Alatas dengan sedikit keras karena masih tersisa rasa kesal yang diberikan Heeseung padanya.  bukan lagi masalah ayahnya tapi kini soal ciuman yang mendarat di bibirnya, begitu tidak sudinya Jake sehingga terus-terus mengelap bibirnya menggunakan telapak tangannya. Alatas yang menghampiri Jake di kursi depan memperhatikan tingkah Jake barusan.
“ada apa dengan bibirmu sayang, kenapa kau usap terus-terusan dengan kasar?” Alatas berdiri kembali untuk mengambil sesuatu didalam laci.
“a-aku tidak kenapa-kenapa kak” jawabnya sedikit terbata “ ha-nya tersengat lebah saat di perjalan kemari. Apa terlihat bengkak?” bohongnya.
“iya keliatan banget, ini kakak ambilin salep buat kamu sayang” Alatas kembali menghampiri Jake dengan sebuah salep di tanganya.
Kini Alatas sudah duduk berhadapan dengan Jake, dikeluarkan salep tadi pada ujung jari telunjuk Alatas. Jake mencoba menahan tangan Alatas sebelum salep tersebut mendarat di bibirnya.
“keknya bukan ini deh yang aku butuh” Jake menyingkirkan tangan Alatas jauh-jauh dan mengganti dengan telunjuknya yang mengarah pada bibirnya sendiri “ tapi ini kak Al” dia senyum menggoda.
Alatas yang tak kuat dengan tingkah gemas Jake akhirnya melayangkan ciuman lembut pada bibir kekasihnya.
Jake menutup mata menikmati kuluman dari kekasihnya tapi tiba-tiba kejadian tadi di kantor kembali terbayang, membuat Jake melepas ciuman Alatas begitu saja.
“kenapa Jake, apa terasa sakit?” tanya Al sembari mengerutkan dahinya “ ku rasa ini bukan karena digigit lebah? Apakah kamu berkelahi Jake ?”
pertanyaan kedua membuat Jake terkejut, Alatas memang paling mahir membaca situasi.
“ Jake katakan padaku , apa yang sebenarnya terjadi”
“ hmm baiklah,  dia terus membuatku emosi dari semenjak dia kembali dari luar negri dan hal terakhir yang dia lakukan benar-benar membuatku naik darah, sehingga tadi aku datang ke kantornya dan menghajarnya, tapi ternyata dia juga pintar berkelahi" jelas Jake sembari berjalan ke dapur untuk mengambil minum.
“Dia siapa?" tanya Alatas penasaran.
“mungkin kak Al kenal, namanya Lee Heeseung”
Sebuah nama yang mampu menggetarkan seluruh tubuh Alatas, lelaki itu kembali lagi kesini apakah dia kembali untuk mengambil apa yang telah lama dia tinggalkan?. Pertanyaan itu terus mendarat di fikirannya.
Alatas menghampiri Jake ke dapur, langsung saja dipeluknya Jake dari belakang.

Alatas menghampiri Jake ke dapur, langsung saja dipeluknya Jake dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Jake” lirihnya, semakin mengeratkan pelukannya pada Jake.
“iya Kak Al”
“ I love you… I love you so much Jake”
Jake berbalik dan memperhatikan wajah Al yang mulai serius “I love you too kak Al, kakak tau kan aku mencintaimu melebihi cintamu padaku”.
Alatas tersenyum kemudian mengecup bibir merah Jake.
Tak lama sebuah panggilan dari ponsel Alatas mengakhiri aktivitas mereka.

















Nb: foto ctto

DILEMMA || HeeJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang