Jake terbangun dengan sedikit merasakan sakit di kepalanya, dia menoleh kesamping dan mendapati kekasihnya yang bertelanjang dada sedang memunggunginya. Jake merapatkan tubuhnya pada punggung tersebut dan mulai merangkulkan tangannya pada pinggang ramping kekasihnya. Hidungnya mulai mencium aroma tubuh yang berbeda dari biasanya, sedikit lebih manis dan menagih untuk terus di hirup, Jake terus menciumi punggung tersebut dan mulai memainkan tangannya pada pusat milik seseorang yang dia kira Alatas.
"HENTIKAN AKTIVITAS TANGANMU ATAU KU POTONG TANGANMU" suara keras tak asing dari seorang pria yang semalam bertengkar dengannya terdengar jelas dari mulut lelaki yang sedang di peluknya sekarang. Jake pun menarik tangannya dengan gesit.
"Lu..!! LU NGAPAIN DI KAMAR GW!!" Tanya kasar Jake begitu Hee turun dari ranjang dan berdiri menghadapnya dengan tangan yang bertolak pinggang sambil menajamkan pandangannya kearah Jake.
Otot-otot diperut Hee yang terpampang nyata membuat Jake menelan salivanya sendiri. Matanya menyorot dengan nafsu yang sedikit tak terkontrol mulai dari perut kemudian turun ke boxer Hee yang isinya menonjol dengan jelas, Jake berfikir apakah junior itu terbangun karena ulahnya tadi.
"Tolong gunakan Otak dan matamu dengan baik!!" Perintah Hee membuat Jake lepas dari fikirannya sendiri yang membuatnya menoleh kekanan dan kekiri mulai menyadari bahwa dia bukan berada di kamarnya sendiri, ada sebuah foto besar dengan wajah Hee yang sedikit samar di dalamnya dan terbingkai rapih pada dinding.
"AAARGGKKK!!" jerit Jake begitu Hee menghilang dibalik pintu kamar mandi, Jake pun berlari dari apartemen Hee secepat kilat."Sial, gimana bisa dia tinggal di depan apartemen gw?!! Tapi bagus sih bukan di apart gw kek yang gw kira" keluhnya yang sedikit lega namun Jake belum juga menyadari bahwa dia kembali ke apartemennya hanya mengenakan kemeja besar yang bukan miliknya.
Jake membanting tubuhnya ke sofa, baru merasakan ada yang aneh dengan apa yang ia kenakan, dia mengamati pahanya yang terekspos dari tadi.
"LEE HEESEUNGGGGGG!!!!!!!!"Jake kembali menggedor pintu apartemen Hee dengan keras tidak mempedulikan satu dua orang yang berlalu lalang memperhatikan pakaian dan tingkahnya " hei Lee Heeseung, buka pintunya sekarang juga!!"
Cekreeekkk
suara pintu yang terbuka membuat Jake bersemangat dan segera mengikuti langkah kaki pria yang hanya berbalut handuk di bagian bawah perutnya.
"Jelasin ke gw kenapa gw bisa berakhir dengan kemeja kebesaran kek gini di badan gw?!" Tanya Jake langsung pada intinya.Yang ditanya berbalik menghadap Jake dan mempertontonkan Smirk di wajahnya dengan cukup jelas, membuat Jake semakin Emosi.
Jake mendekat dengan wajah yang merah sembari menunjukan jari telunjuknya kearah wajah Hee "Lu ngeledek g-" belum selesai bicara tiba-tiba sebuah memori terbayang samar-samar di fikirannya, dia melangkah sempoyongan dan terjatuh diatas tubuh seseorang kemudian memuntahkan isi perutnya pada tubuh orang itu. "OH NOOO!!"" Kau sudah mengingatnya bukan?!" Tanya Hee dengan nada meledek sambil mendekatkan kepalanya pada wajah Jake, terlihat jelas wajah Jake yang tadinya merah karena emosi seketika berubah menjadi merah karena malu.
"G-gw keknya lupa kalau masih ada urusan" dengan gemasnya Jake memutar tubuhnya untuk bergegas melarikan diri.
"Eitsss tunggu dulu, siapa bilang kau boleh pergi" Hee menarik bagian belakang kerah Jake, membuat Jake tak bisa melanjutkan langkahnya "saya lihat kamu sepertinya betah sekali terus berada di apartemen saya, jadi tolong sekalian bersihkan sisa kotoran semalam, SEKARANG JUGA!!!" sebuah perintah yang tiba-tiba membuat Jake menyesal telah mempertanyakan kejadian semalam pada pria angkuh ini.Heeseung sudah terlihat rapih dengan setelan jas abu-abunya sedangkan Jake sedari tadi sibuk memfokuskan tangannya dengan alat penyedot debu yang dia tarik dorong dengan malas sedang matanya terus mengarah pada Hee, dia mengumpat dalam hatinya dasar pria angkuh, arogan bonus galak - gw aja gk pernah pake nih alat di apartemen gw
"Hei pria angkuh.."Jake akhirnya membuka percakapan diantara mereka "jangan harap gw mau tunangan ama lu seandainya orang tua kita menjodohkan kita" pernyataan random yang membuat Hee tersedak sarapannya.
"Tiba-tiba?..." Hee mengerutkan keningnya bertanya karena sebelumnya tidak pernah berfikir pernyataan seperti itu akan keluar dari mulut Jake.
"Ya gw cuma mengantisipasi aja, gw tegasin gw udah punya pacar, P.A.C.A.R!!" Eja Jake sembari menunjuk jarinya ke udara seolah mengeja huruf yang ada didepan matanya.Heeseung meletakan sendoknya dengan rapih diatas piring kosong yang isinya sudah habis dia masukan kedalam perutnya. "Saya tegaskan juga ke kamu yang pertama jangan panggil saya Hei, saya punya nama dan lebih penting lagi saya lebih tua dari kamu. Yang kedua hal yang kamu pikirkan tadi tidak akan pernah terjadi."
Jika di ingat lagi 6 tahun yang lalu lelaki inilah yang memintanya untuk menjadi kekasihnya dihadapan keluarga mereka kini malah dia sendiri yang mengantisipasi agar mereka tidak bersatu. Hee tersenyum kecut terngiang kembali perkataan orang tua mereka yang menyakiti hatinya sebelum dia berangkat keluar negeri.
Hee berdiri dari tempatnya dan meletakan piring kotor ke wastafel
"Tolong sekalian cuci piring ini nanti""Hmm" jawab Jake asal sambil mengangguk.
Hee kemudian melangkah mengambil tas di sofa dan menghilang dari balik pintu.
Jake baru sadar akan perintah Hee setelah pria itu pergi. Dia mematikan mesin penyedot debu yang ada ditangannya kemudian berlari kearah pintu. " WOIII, GW BUKAN BABU LU!!" teriakan Jake yang terlambat.
Jake mengeluh tentang hari ini kepada Jei yang padahal kalau diperhatikan pria itu tidak peduli dengan kesengsaraan yang di terima Jake selama itu dari Heeseung.
"Trus lu cuci gk tuh piring?" Tanya Jei sembari memainkan ponselnya." Ya mau gimana, kepalang tanggung karna nuduh yg engak-enggak, ya sekalian gw bersihin semua." Keluh Jake yang kini meneggelamkan wajahnya pada sofa yang ia tiduri
Drettt...drettt..
Sebuah panggilan menghentikan percakapan mereka. Jake mengganti posisinya menjadi duduk dan menjawab panggilan dengan nada lembut. Jei memperhatikan wajah Jake yang semakin sayu setelah mengakhiri panggilan, menunggu sahabatnya itu bercerita sendiri padanya."Udah beberapa hari ini kak Al keknya sibuk banget deh Jei, setiap gw tanya masalahnya apa dia cuma bales senyum doang sampe gw males tanya-tanya lagi" Jake melempar hapenya ke atas meja.
"Perasaan lu kalo manggil Al pake 'KAK' tapi sama gw cuma nama doang kalo gk Jei ya nama asli gw itu juga lu plesetin" protes Jei mengalihkan kemurungan Jake.
" He's Special, nah lu kan ENGGAK"
"BANGKE LU!!!" sebuah bantal melayang kewajah Jake.
Jei memang lebih tua beberapa bulan dari Jake namun dia satu angkatan dengan Hee dan Alatas. Jei juga merupakan teman baik Jake dari kecil sehingga walau mengalami amnesia tidak membuat Jake melupakan Jei, dia hanya melupakan memorinya saat SMA, memori yang berhubungan dengan Heeseung didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILEMMA || HeeJake
Romancedulu "kak Hee ayo kita pacaran!!"celetuk lelaki SMA yang baru akan lulus tahun depan itu. senior tersebutpun tersedak mendengar ucapan Jaeyun yang tiba-tiba. Sekarang "AYO KITA PACARAN!!" teriakan Hee membuat air yang di minum Jake menyembur wajahny...