SARAM (사람)

1 1 0
                                    

Moon Goddess menghilang setelah menjatuhkan kutukannya.

Jaerim hancur mendengar kutukan yang begitu kejam dijatuhkan pada Taeyong dan lagi semua itu karena dirinya.

Jaerim Menangis dalam diam. Jaehyun merengkuh tubuh kecilnya.

"Jangan menangis, Moon Goddess menjatuhkan Kutukan seperti itu, pasti karena memiliki satu alasan!" Jelasnya.

"Tapi ini sangat tidak adil buat Taeyong." Jawab Jaerim.

Taeyong bangkit dan berjalan keluar dari ruang meditasinya.

Jaerim hendak mengejar, namun Jaehyun menahannya.

"Dia butuh waktu untuk dirinya sendiri!" Cegah Jaehyun.

Aero dan Doyoung menatap punggug Taeyong nanar, sebelum Taeyong benar-benar menghilang dibalik pintu.

Aero mengusap airmata di pipi nya. Mengapa sepupunya itu selalu bertindak tanpa memikirkan resiko yang harus ia tanggung pada akhirnya.

Bahkan kutukan tidak dapat keturunan sudah ia dapatkan sewaktu dulu membawa Taerin ke masa lalu untuk bertemu Ayah dan Ibu mereka dimasa lalu.

Dan lagi karena wujud yang sama meski dalam jiwa yang berbeda. Kini Taeyong harus menjadi ajal bagi Mate nya sendiri karena telah membawa Jaerim ke masa lalunya.

"Goddess!!" Lirih Aero sedih.

Disaat semua orang terpukul, Doyoung berdiri dan menyusul Taeyong diikuti Jungwoo dibelakangnya.

"Jangan mengikuti ku! Pergilah kemana pun dan jangan datang jika aku tidak memanggil mu!" Perintah Doyoung.

"Baik Master!" Jawab Jungwoo patuh.

*****

Jaehyun membaringkan Jaerim di tempat tidurnya.

Jaerim terus menangis setelah kembali ke Mansion. Dia benar-benar merasa bersalah kepada Taeyong.

Jaehyun bersusah payah menenangkan nya hingga akhirnya sang Luna tertidur dalam tangisnya.

Jaehyun mengelus rambut Jaerim dan menyelipkan anak rambut yang menutupi wajahnya kebelakang telinga.

"Luna, semua ini pasti sangat berat untuk mu. Tidurlah! Besok aku akan membawa mu kembali keduania mu, mungkin disana kau bisa melupakan rumitnya kehidupan mu disini!" Bisik Jaehyun di telinga Jaerim.

CUPP!!

Jaehyun mengecup kening Jaerim sebelum benar-benar pergi meninggalkan kamar Jaerim.

*****

"Kau disini?"

Taeyong menoleh ketika mendengar seseorang menyapanya.

"Huuhh! Kenapa harus kau yang selalu datang disaat aku terpuruk?" Ujar Taeyong tersenyum kecut melihat kehadiran Doyoung.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Doyoung mengabaikan ucapan Taeyong sebelumnya.

"Entahlah!" Jawab Taeyong singkat.

"Kau sudah tahu kan?" Tanya Taeyong beralih menatap Doyoung yang kini duduk disampingnya.

Doyoung tak menjawab. Hanya menatap keluar jendela dari balkon Apartemen Taeyong.

"Waktu aku dikutuk untuk pertama kalinya. Kau juga ada disana!" Ucap Taeyong.

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang