Saya hanya seorang gadis remaja, seorang murid dan tentunya juga seorang manusia. Usia yang saya masuki saat ini kata orang adalah usia di mana perasaan kita tengah bersemi. Usia di mana perasaan kita tengah menggebu-gebu dan penuh gairah.
Tetapi juga usia di mana perasaan kita tengah terombang-ambing. Usia di mana perasaan kita terasa menyakitkan bagi diri sendiri, usia di mana seseorang menjadi bimbang terhadap dirinya sendiri. Usia yang sangat luar biasa....
Fase yang seorang remaja lalui ternyata begitu ambigu tetapi penuh makna.
Setiap perasan yang tertuang adalah makna dari perasaan itu sendiri.
Ambigu, tetapi indah.
Di mana letak indahnya? Tentu saja terletak pada perasaan yang kita punya.
Luar biasa sekali kita ini, makhluk ciptaan yang kuasa ini.
Mempunyai yang namanya perasaan. Apa jadinya jika kita tak memiliki perasaan?
Tentu saja kehancuran.
Seorang manusia yang tak memiliki perasaan tentu saja tak akan tertarik dengan kehidupan. Manusia yang tidak memiliki perasaan tentu saja akan bersikap datar dan cenderung membenci segalanya. Manusia yang tak memiliki perasaan tentunya, mereka tidak akan pernah lahir. Karena manusia tanpa perasaan bukanlah sosok sesungguhnya.
Manusia tanpa perasaan bagaikan boneka kayu yang sudah tak bisa digerakkan lagi.
Mereka, benar-benar hampa.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan Vote dan Comment
~Trims~
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Hanya Sekadar Perasaan
RandomSebelumnya, ini bukanlah sebuah teenlit apalagi Chicklit. Ini hanya sebuah tulisan yang tertuang dari lubuk hati saya, Sebuah tulisan yang entah mengapa terus meraung hendak dikeluarkan, Sebuah tulisan tentang ... Perasaan.