Di suatu ruangan terkutuk, seorang gadis tengah meregangkan otot-otot nya setelah fokus 5 jam di depan komputer yang telah menemaninya selama kerja di sini.
"Jangan malas-malasan!" Perintah sang bos yang menyeletuk bagai tak mengamati
"Lebih ke ngatuk sih pak, kerjaan saya udah beres semua" jawab Floral pada pria itu
"Kerja biar naik gaji!" Sang bos yang tengah ongkang kaki di atas kursi pijit terus menyeletuk membuat sang sekertaris geram
"Gimana mau naik, lakuin kesalahan dikit potong gaji!" Tak mau panjang Floral hanya mencibir dengan suara kecil
Tapi ternyata suara hatinya terdengar baik di dalam telinga sang CEO muda "Masih bagus ngak saya pecat!"
"Pak...3 tahun saya kerja disini, 3 tahun juga saya nahan emosi tiap hari karena bapak, itu bukan kemampuan yang biasa loh,gak semua orang punya Pak" Floral tampak membela diri
"Kamu pikir saya ngak nahan emosi liat kamu?" Celoteh nya terus berlanjut
"Udah deh pak, saya mau nanya serius nih" Floral membenarkan posisinya tepat menghadap ke meja sang bos utama
"Dengar-dengar bapak di jodohin yah?" Mulainya dunia julid menjulid antara bos dan sekertaris
"Padahal nih pak. Bapak kaya iya, pengusaha muda iya, mau apa aja tinggal tunjuk, perempuan mana aja mau sama bapak, eh kecuali saya yah pak"
"Gantengnya mana?" Sang bos menatap sekertaris dengan wajah yang tak bisa di artikan
"Cih hahahhahahahaha mau banget saya puji ganteng pak?" Sekertaris julid ini pun tertawa kencang
"Muji jangan setengah-setengah!"
"Udah lah pak cinta-cintanya nanti aja setelah menikah, yang penting coba aja dulu" ledek Floral
"Emang kamu tahu dari mana saya bakalan tolak perjodohannya?" Sunghoon tampak mulai terpancing dengan perkataan sekertarisnya
"Ya keliatan sih, bapak nikah muda gini emang sanggup?"
"Ngak saya masih bisa suka sama orang ngak perlu di paksa juga!"
"Cieeeeeee bapak curhat sama saya cieeee!!" Floral mulai heboh sendiri
"Tapi gini pak saran saya jalanin aja dulu, siapa tau emang jodoh pak" saran terakhir Floral hanya mendapat kata
"Gak!" Lalu hening sampai suara telfon kantor berbunyi dan menghambur lamunan Floral
"Selamat siang, maaf ini siapa dan ada yang bisa saya bantu?"
"-"
"Iya benar ini dengan sekertarisnya, ada yang bisa saya bantu mbak?"
"-"
"Kebetulan pak Sunghoon lagi ada rapat dan belum bisa di ganggu untuk beberapa saat, siapa tahu berkenan bisa di beri tahu ke saya nanti saya sampaikan"
"-"
"Baik Bu... Nanti saya sampaikan, terima kasih."
Floral menutup telfon dengan sarkas, seperti terlihat sedang emosi dan geram, siapa sebenarnya penelfon itu?
"Pak udah siapa tahu bukan jodoh bapak, mending cari sendiri aja pak jodohnya, astaga!" Celetuk Floral hingga ia bangun dari kursinya dan mendekat pada meja kerja Sunghoon
"Maksud kamu?"
"Itu tadi si monyong, C A L O N I S T RI B A P A K!" Floral semakin jadi ketika mengingat kejadian beberapa menit lalu
"Wonyoung bukan monyong" ralat sedikit memperbaiki
"Ah tetap aja monyong, pantesan bapak nolak orang dia bicara aja ' calon suami saya ada ngak yah? Boleh bicara ngak sih? Oh iya suruh dia makan yang banyak yah terus istirahat juga terus jangan lupa makan, ngak boleh lirik-lirik cewe lain!' cih saya aja yang cewek geli!" Floral menirukan gaya berbicara perempuan tadi
"Udah pak ganti jodoh aja, ngak usah dia. Kasian di bapak, tiap hari emosi, nanti makin tua loh, terus bapak ngak bisa nikah dua kali, aduh"
"Maksud kamu ini nyela saya?!" Tak terima di olok-olok, Sunghoon berlagak marah pada sang sekertaris tak tau untung ini
"Di puji salah, di cela juga salah. Kok bapak kayak cewek sih?"
"Kamu tuh kerja, 98,7% ngomel 10,3% kerja" Sunghoon memakai jasnya lalu ingin beranjak keluar dari ruangan meninggalkan sang sekertaris untuk menyantap makan siangnya