sama

0 0 0
                                    

Merasa khawatir dengan sekertarisnya itu, Sunghoon memilih pulang duluan walau acaranya belum mulai, dikarenakan dia tahu kondisi sekertarisnya pasti tidak baik.

Dari kejauhan bayang perempuan itu sudah kelihatan. Sunghoon mempercepat langkahnya agar cepat sampai dan tidak mendengar omelan dari sekertarisnya, aneh memang tapi itu Floral Jung, kita tidak boleh heran.

"Demi tuhan mobil saya kamu apaain!" Belum juga masuk ke dalamnya, Sunghoon di buat bungkam dengan beribu lembaran tissu di dalam mobilnya yang berserakan

"Hiks hiks" dia hanya mendengar rintihan tangis dari perempuan di dalam itu

"Ck kamu ini apa-apaan sih!" Sunghoon mengambil setidaknya tissue yang mengganggu pemandangannya

"hiks bapak ngak bilang ka-kalau ini itu lamaran pak Jakeu. Kalau tau saya ngak bakal ikut, hiks" Floral terlihat mengenaskan dengan mata sembam nya

"Lagian kamu bukan siapa-siapanya kan, ya udah terima nasib!" Sunghoon terpancing membuat Floral menatapnya dengan sinis

"Ngak Pak Jake, ngak bapak, ngak papa saya semua nyakitin!" Floral beranjak meninggalkan mobil dan berlari entah kemana.

Karena hari masih menunjukkan pukul 15.23, Floral memutuskan untuk tidak pulang ke rumah dulu, dia pergi ke suatu tempat yang biasa membuatnya sedikit lebih tenang. Di kawasan elit seperti ini tidak ada bus atau semacam taxi, paling harus berjalan kaki dulu sekitar 30 menit dan itu jauh.

Tak apa, hitung-hitungan mengganti rasa sakit di hatinya. Berjalan sedikit lagi dia akan menemui halte bus untuk menuju pantai. Floral dengan mata sembamnya menuju pantai yang ada di pelataran rumah kakeknya dulu

Hingga tiba di tujuan, ternyata bus tidak singgah dan hanya berputar di halte itu, katanya tidak ada lagi bus selanjutnya karena sebentar malam akan ada pekerjaan jalan.

Betapa sialnya perempuan malang itu hari ini, rasanya dia ingin berteriak dan menangis saja, tapi disini banyak orang. Kembali ke kota, malam pun telah menyambut, dia turun di halte yang lumayan dekat dengan rumah makan kesukaannya dan memilih makan lalu pulang.

Karena terlalu lahap makan, dia hingga lupa pada jam, sekarang menunjukkan pukul 21.40 dini hari. Hari semakin gelap dan jalanan semakin sepi. Karena tidak ada lagi bus, akhirnya dia memilih jalan kaki walaupun taxi berlalu lalang, tapi tetap saja dia tidak bawa uang

"HUA MAU MARAH BANGET SAMA HARI INI. SAKIT BANGET LIAT PAK JAKE SAMA CEWEK ITU MENIKAH, KALAU MEREKA MASIH PACARAN, GW MASIH ADA HARAPAN, TAPI MASALAHNYA INI UDAH LAMARAN, GW MASIH PUNYA HATI BUAT GAGALIN TUNANGAN MEREKA, AAARGHTT MALES BANGET!!!!" biarlah orang-orang yang melihatnya menertawai atau menyebutnya orang gila, sekarang dia sudah tidak tahan lagi

"Baru kali ini gw suka sama orang tapi ujung-ujungnya kayak gini. Ah sakit bangettttttttt" Floral memilih duduk di emperan trotoar besar dan menangis di sana

"Kenapa ngak adil sih, apa ini karma yah? Tapi kan, arrhggghtttt" floral menunduk menangis dalam tangisannya

"Misi" seseorang menepuk pundaknya membuat dia tersentak kaget

"Eh??!"

"Floral kan?"

Floral kembali tunduk membuat rambut hitam panjangnya menutup wajahnya.

"Pak Jay kenapa disini?" Tanya Floral lemas

"Loh kebalik, harusnya gw yang nanya gitu ke elo!" Gumamnya bingung

"Ah saya sakit hati pak!" Gumamnya kembali merengek dengan bahu yang naik turun

"Eh-"

"Bapak mah ganteng, mana tahu sakit hati apaan!" Floral bangkit merapikan pakaian dan rambutnya

Jay yang mendengar celetuk sekertaris dari sepupunya ini hanya tertawa. "Sok tau banget perempuan"

"Ya emang bener kan pak?!"

"Ngak juga sih, gw tau lah sakit hati,namanya manusia. Lo gw anter pulang deh!"

"Ngak usah pak!, Saya lagi malas liat cowok!" Agak nyolot tapi Jay sudah lumayan kenal dengan sikap perempuan yang tidak labil seperti ini

"Gw kasih duit aja deh kalau gitu"
Jay memberi jalan tengah

"Ngak usah pak, saya ada duit, cuman ngak ada cash aja" mulai reda dari tangisnya, kini Floral tak sadar berbicara dengan siapa dan barusan bilang apa

"Sombong juga yah" kekehnya

"Iya, di suruh pak Sunghoon" tapi tak terasa mata Floral semakin berat

"Ngak heran sih kalian berdua cocok, si bosnya sombong plus angkuh, sekertarisnya penurut plus polos-polos bego"

"Iyakan sepupu kamu pak"

"Udah sini gw anter pulang dari pada sakit hati lagi!"

"AH PAK JAY NGAPAIN NGINGETIN LAGI SIH... SAYA NGAK MAU DI ANTER PULANG. NGAK USAH!" Floral mengambil tasnya lalu menyebrang jalan, dan di situlah dia baru sadar

"Anjing, jatuhnya yang goblok gw dong, itu di depan kan apartemen dia ngapain gw anter pulang?!" Gumamnya pelan

Sebelum menyebrang jalan, Floral kembali memutar badannya dan mendapati Jay yang masih memantaunya.

"Pak Jay juga sama!"

"Nyakitin juga!"

Jay yang tidak tahu menahu soal apapun di buat bungkam oleh tingkah perempuan ini, adai Floral yang menjadi sekertarisnya pasti dia akan di buat pusing 7 planet.

89,7% / 10,3%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang