Hai, apakabar?
Suasana dikelas paling pojok itu selalu seperti biasanya, berisik, berantakan dan rusuh, yang laki-laki bermain game online dibelakang kelas, walau sebenarnya tidak boleh membawa ponsel kesekolah, yang perempuan berkumpul bersama disatu meja, kalian pasti tau kebiasaan perempuan saat sudah berkumpul bukan?
Ada yang berlari-larian kesana kemari membuat kursi dan meja tergeser berantakan. Ada yang makan dikelas dan membuang bungkusnya sembarangan. Bau rokok serta minuman kaleng tercium begitu memasuki kelas, dan kenakalan remaja lainnya.
Kelas itu berisik sekali dan sangat sibuk, namun pengecualian untuk orang yang duduk dibelakang sana, dia hanya memandangi "buku" barunya, tidak, sebenarnya hanya sepuluh lembar kertas baru yang dia dapatkan di rumah pohonnya, entah siapa yang meletakkannya, baik sekali.
Sasuke menatap lama kertas-kertas baru itu, wajahnya berseri, akhirnya dia bisa belajar dan membaca tulisannya dengan nyaman.
Tak... Tak... Tak...
Suara langkah seseorang.
"Hei buruk rupa, cepat sana belikan aku jus." Ucap Hinata, ya, Hinata Hyuga, dan suara langkah tadi adalah langkah kakinya yang berbalut sepatu hak tinggi bewarna hitam, aneh-aneh saja.
Sasuke tidak bergerak, dia masih di posisinya, terus-terusan menatap kertas barunya. Hinata membulatkan matanya lantaran Sasuke tidak juga bergerak, suaranya kurang jelas?
"Hei buruk rupa sialan! Kau kehilangan telinga mu?" Tanya Hinata dengan suara sedikit membentak.
Shikamaru hendak merebut kertas di tangan Sasuke, berniat untuk merobeknya namun ditahan oleh Naruto, entah karna alasan apa, tumben sekali dia.
"Apa bodoh?" Tanya Shikamaru.
Naruto menggeleng, "jangan." Ucapnya sambil menahan bahu Shikamaru.
Pemuda itu memutar matanya, Hinata masih terus meneriaki Sasuke yang tak kunjung menuruti perintahnya, "Hei! Kau benar-benar membuatku kesal! Kemarikan kertas itu, apa yang kau lihat dari kertas kertas murahan ini sialan, cepat lakukan perintah ku!" Bentaknya lagi, Hinata merebut paksa kertas-kertas yang ada ditangan Sasuke.
"Hime jangan memegangnya, dia itu penuh kutu dan bakteri, menjijikan." Ucap salah seorang murid perempuan dari kejauhan.
Hinata mengangguk kemudian menatap Sasuke dengan tatapan teramat sangat jijik, "orang yang buruk rupa harus menuruti dan menjadi pelayan mereka yang berasal dari keluarga terhormat." Ucap Hinata, dia memegang kertas-kertas itu dengan kedua tangannya, berniat merobeknya.
Namun Naruto mendorong Hinata hingga gadis dengan kulit seputih salju itu hampir terjungkal kebelakang, dan segera merampas kertas-kertas milik Sasuke dari tangannya.
"Arghh!" Teriak Hinata, beruntung ada Shikamaru yang menahannya.
Shikamaru menata Naruto dengan tatapan nyalang, "APA KAU SADAR APA YANG KAU LAKUKAN NARUTO UZUMAKI?!" teriaknya marah, seketika kebisingan dikelas itu menjadi hilang, suasana kelas menjadi menegangkan layaknya film horor.
Hening...
"maaf Shika, tapi aku hanya kasihan jika dia terus-terus dibully seperti ini, jangan mengganggu belajarnya." Ucap Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel | Gift from God
Любовные романы"Rumah hanya tempat bagi mereka yang Cemara!" Bagi Sasuke, yang kalian banggakan itu. Memiliki marga Uchiha pada namanya bukanlah sesuatu yang pantas dibanggakan, bukan pula sesuatu yang pantas disyukuri. Karena rumah itu, rumah yang orang-orang bi...