Paragraf bahagianya belum dibaca
Bisa jadi ada di lembar terakhir
Atau tidak ada sama sekali."Pasien atas nama Sasuke." ...
"Pasien atas nama Sasuke, kamar VIP no 29, lantai enam." Jawab si resepsionis.
"Baik, terimakasih." Suara berat itu terdengar sangat berat, bersama seorang wanita yang tak tua namun tak muda juga, berjalan memasuki elevator dengan angkuhnya.
Ting!
Pintu elevator terbuka, menampilkan sebuah lorong yang tidak terlalu ramai, dengan perawat yang berjaga di mejanya, dan dua orang satpam yang berjaga di depan lorong.
"Permisi pak—" Satpam itu berdiri, sedikit membungkuk untuk menyambut tamu, melakukan rutinitas biasa, bertanya kamar tujuan.
"Uchiha." Ucap Fugaku singkat, Satpam itu menegang, ia segera menginfokan kamar yang dimaksud, lalu kembali duduk setelah sepasang Uchiha itu memasuki lorong.
Kamar bertuliskan 29, ada ditengah-tengah lorong, dari luar terdengar kamar itu cukup ramai, tidak bising, namun cukup menandakan si penghuni tidak sendirian.
Fugaku tanpa mengetuk pintu, membuka pintu, atensi tertuju padanya dan Mikoto yang berdiri dibelakangnya.
Ekspresi Sasuke menegang.
Suasana menjadi hening, canggung, tidak tau harus bersikap seperti apa.
"Ah, bibi, lama tidak bertemu." Sasori berjalan mendekat, menyalami tangan Mikoto, wanita dengan umur hampir setengah abad itu tersenyum melihat Sasori.
"Ah, Sasori-kun ternyata mengenal Sasuke, lama tidak berjumpa ya, sejak kematian Itachi anakku." Ucap Mikoto dengan nada lembutnya yang entah kenapa terdengar sangat menakutkan bagi Sasuke.
Pandangan Mikoto tertuju pada gadis merah muda, satu-satunya gadis yang ada di dalam ruangan, yang tak lain dan tak bukan adalah Sakura.
"Araa, siapa gadis itu Sasori-kun?" Tanya Mikoto, Sasori menatap Sakura, dengan ekspresi tak yakin, apakah perlu ia mengenalkan Sakura kepada wanita yang sudah ia ketahui sifat bejatnya?
"Ah, itu Sakura, teman ku, dan guru matematika Sasuke di sekolah." Jawab Sasori, Mikoto tersenyum manis hingga matanya membentuk bulan sabit.
"Ah! Ada sensei rupanya, mou kau tidak terlihat seperti seorang guru, kau pasti sangat pintar!" Puji Mikoto.
"Terimakasih karena sudah peduli dan mengurus Sasuke ya, bibi sangat berterimakasih, sekarang kami sudah disini, biarkan Sasuke menjadi tanggungjawab kami." Ujar Mikoto sambil merangkul lengan suaminya, dan jangan lupakan senyuman manisnya yang tak luntur sedari tadi.
Naruto yang sedari tadi memperhatikan Sasuke merasa aneh, wajah Sasuke menjadi seketika pucat dan tegang, tangannya sedikit bergetar entah apa alasannya.
Sasuke, enggaan menatap kedua orangtuanya yang entah masih bisa disebut orangtua atau tidak.
"Maaf karena Sasuke sudah merepotkan kalian ya?" Itu suara Mikoto lagi, wanita yang masih terlihat muda itu menatap anak bungsunya yang menunduk.
"Sasuke, ayo ucapkan terimakasih kepada teman-teman mu." Titah Mikoto, namun Sasuke tak kunjung menanggapi, ekspresi wajah Mikoto mengeras.
"Tatap aku saat bicara." Ucap Mikoto dengan suara rendah, menyeramkan, pikir Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel | Gift from God
Romance"Rumah hanya tempat bagi mereka yang Cemara!" Bagi Sasuke, yang kalian banggakan itu. Memiliki marga Uchiha pada namanya bukanlah sesuatu yang pantas dibanggakan, bukan pula sesuatu yang pantas disyukuri. Karena rumah itu, rumah yang orang-orang bi...