40 - 4 : 6 = 6

140 24 4
                                    

Halo, gimana hari ini?

***

Sasuke kembali ke kelas, tiba-tiba dia merasa melupakan sesuatu, sial! Jus Hinata.

Sasuke baru mengingatnya saat dia sudah didepan kelas, ingin kembali untuk membeli tapi ada Asuma-sensei yang selalu berkeliling sekolah.

Dengan terpaksa, tangan berkulit gelap itu membuka pintu kelas, siswa siswi didalam sana menoleh ke arah pintu, memperhatikannya sebentar, kemudian kembali asyik dengan aktivitas mereka, kecuali satu orang, tentu kalian tau siapa bukan?

***

Byurrr

"AHAHAHA."

Suara gelak tawa terdengar menggelegar di dalam ruang kelas tersebut, seorang gadis bermata seindah rembulan itu menatap remeh seseorang didalamnya.

"Salah sendiri tidak membelikan pesanan ku." Ucap Hinata, dia melangkah menuju meja Shikamaru usai menyembur Sasuke dengan jus nya.

Sasuke hanya dia, menunduk, membiarkan rambutnya lengket dan basah akibat semburan jus itu. Memangnya sekarang dia bisa apa? Ingin melawan? Dijamin dia tidak akan bisa bersekolah lagi, tentu kalian tau seperti apa kekuasaan bangsawan? Terlebih lagi disana juga ada teman-teman Hinata yang pasti akan menghajarnya, dan tidak akan membelanya.

Gelak tawa masih terdengar, Sasuke sedikit menghindar saat Hinata melempar sebuah String mop, fyi, kain pel. Sasuke mengerti, dia segera membersihkan sisa jus yang menetes mengotori lantai dari rambutnya, walaupun seragamnya sudah mulai terasa lengket dan tidak nyaman.

Usai membersihkan, dia berlari keluar kelas, menuju toilet pria.

Sasuke melihat pantulan dirinya di cermin datar di toilet. Berantakan. Sekali.

Dia membersihkan rambutnya yang terkena jus, kemudian membasahkan sedikit seragamnya yang terkena jus itu agar nodanya tidak terlalu menempel.

Jika nii-san ada disini, dia pasti tidak akan membiarkanku merasakan semua ini.

Menatap nanar dirinya di cermin itu, dia sedikit merindukan sosok yang selalu memperhatikan tampilannya itu.

Itachi selalu memilihkan pakaian untuk dirinya agar selalu terlihat rapih, Itachi bilang kau harus rapih, agar tampan seperti aniki mu ini. Haha, lucu jika mengingat momen itu.

Sasuke menatap rambutnya yang sudah menyentuh bahu, seperti rambut perempuan, namun bau, kusut dan acak-acakan.

Dia berpikir ingin merapikan rambutnya, karna rambut panjang itu sedikit mengganggu belajarnya.

***

Sakura melangkah riang menyusuri lorong, dia sedang free, tidak ada jadwal hari ini, namun tetap ke sekolah karna dia malas berada dirumah. Rok sebatas lutut bewarna abu-abu dan kemeja serta rompi hitam yang kebesaran menambah kesan imut pada gadis satu itu.

Langkahnya kecil, seperti anak kecil, yah, childish.

"Hmmm setelah ini ingin kemana ya..." Sakura berbicara dengan dirinya sendiri sambil melangkah riang layaknya anak kecil.

Dia menatap sekelilingnya, jam istirahat telah usai, sekolah pun sepi, yah walau ada beberapa murid yang masih berjalan di lorong, ada beberapa yang dia jumpai, dan dia selalu akrab dengan murid-muridnya.

Sakura adalah seorang siswa dari sekolah itu, harusnya sekarang kelas IX, namun karna kepintarannya, dan banyaknya penghargaan dari banyak olimpiade, serta kegemarannya dalam pelajaran matematika, pihak yayasan menunjuknya untuk menjadi guru matematika tingkat sekolah menengah pertama di yayasan itu. Jadilah dia satu-satunya guru termuda, yang baru berusia 15 tahun.

Variabel | Gift from GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang