√16 = 4

173 27 2
                                    

Halo, ini double up, untuk mengganti banyak waktu yang sudah saya lewatkan untuk cerita ini.

***

"Awwwww cheong-san sangat manis." ...

"Astaga on-jo kenapa kau sangat tidak peka." ....

"Pasti banyak yang menjodohkan su-hyok dengan nam-ra." ...

"Astaga gwinam, kalau kau ada di depanku akan ku pukuli matamu." ...

Yah, kalian pasti sudah bisa menebak siapa yang sedang mengoceh disana.

Dan Sasuke, dia hanya terus memandangi guru matematikanya yang sedang memperlihatkan sisi remajanya, dia tidak terlihat seperti guru sama sekali saat ini, walaupun dia tidak tau siapa yang disebut-sebut oleh gurunya itu.

Sasuke melipat tangannya diatas meja, merebahkan kepalanya di atas meja, seraya memandangi Sakura, dia kadang tersenyum geli melihat tingkah gadis itu.

Sasuke tidak pergi ke kantin, dia tidak memiliki uang, dan makan siangnya-tomatnya dibuang oleh Fugaku, ayahnya. Karena dia telat menyiapkan teh pagi untuk ayahnya.

Ckitt

Sasuke kaget, tanpa sengaja dia menggeser mejanya, dia segera menatap Sakura yang juga menatapnya dengan wajah memerah dan tatapan horor, matanya seperti ingin keluar darisana.

".....anu."

Sakura terperanjat, "AH!! sumimasen!" Dia berdiri cepat dan membungkuk, namun meja guru itu malah terjatuh membuat dua orang itu kaget karena suaranya yang lumayang keras.

"Ah sumimasen." ...

"Biar kubantu." Tawar Sasuke.

"Ah tidak-tidak, aku bisa melakukannya sendiri." Tolaknya, Sakura memegang salah satu sisi meja itu dan mencoba mengangkatnya. Sial, meja ini sangat berat, namun sangat memalukan jika harus meminta bantuan murid itu.

Sasuke melihat Sakura kesulitan, gadis itu sepertinya memiliki ego yang cukup tinggi.

Sakura sudah berpeluh, dan meja itu tidak bergerak sama sekali.

Sasuke berjalan menghampirinya, dia berniat membantu Sakura namun gadis itu tetap saja menolaknya.

"Ah tidak-tidak, biar aku saja." Tolak Sakura namun Sasuke terlihat tidak mengidahkan kata-katanya.

Sasuke menepuk pundak Sakura, "jangan memaksakan diri oke?" Ucapnya dengan suara baritonnya, suara serak-serak basah itu membuat Sakura merona ditempat, suara adalah salah satu kelemahan Sakura, dan hal yang paling utama saat dia menilai seorang laki-laki

"....anu." ...

"Jangan menatap ku, aku jelek dan kotor, tapi aku tetap bisa membantumu walaupun tubuhku kurus." Ucap Sasuke, kemudian dia membenarkan kembali posisi meja yang terbalik itu, sekaligus mengambil beberapa barang-barang Sakura yang terjatuh.

Dia mengambil novel yang sepertinya Sakura baca tadi, menatap cover buku tersebut yang sepertinya bergenre horor, "ini novel yang kau baca tadi, sampai berteriak-teriak?" Tanya Sasuke sambil membolak-balik halaman novel tersebut.

Variabel | Gift from GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang