13

22 9 25
                                    

Dukung author dengan vote dan comment nya, terima kasih.

Happy reading (。♡‿♡。)

Seminggu berlalu, Jihoon dan Yoshi masih belum menemukan titik terang dimana Jeno dan Sakura berada. Bahkan dengan bantuan Jaehyuk dkk masih juga belum cukup.

"Aelah yang lain pasti khawatir sama kita karena nggak balik-balik, Jeno itu dimana sih tinggalnya?!" Gerutu Yoshi.

"Jarang banget gue lihat lo kesal, palingan yang ngeluh itu Jihoon terus." Sahut Jaehyuk.

"Selain Jaemin, Jeno pernah dekat nggak sama orang lain?" Tanya Jihoon.

"Ada, namanya Sanha. Dia anaknya lucu dan ceria persis kek Wonyoung tuh." Balas Han.

"Kenapa nggak tanya ke Sanha aja coba? Siapa tau dia ada informasi tempat tinggal Jeno." Pikir Jihoon.

"Lah iya, kenapa nggak kepikiran nya." Bomin menepuk jidatnya.

"Gini nih kalau begonya Jaehyuk dan Han sudah nempel ke lo Bom." Julid Jihoon.

"Enak saja! Gue nggak bego yah, anak ranking atas gini dibilang bego, lo tuh yang bego!" Protes Jaehyuk.

Kelima anak-anak itu pergi ke rumah Sanha, Han yang notabenenya dekat juga sama Sanha tau dimana rumahnya.

Tok tok tok

"Bom." Panggil Jaehyuk.

"Apaan?"

"Kenapa nggak pencet bel aja sih?! Itu ada bel lo nya malah ketuk pintu. Buang-buang waktu tau nggak!"

"Lah bener kata lo, tau gitu gue nggak perlu capek-capek ketuk pintunya."

Ting tong

Ting tong

Ting tong

"Kalian rame-rame kesini mau apa?" Sanha bertanya dari belakang membuat kelima nya kaget bahkan Han sampai mengumpat.

"Hehe kaget yah? Sorry gue nggak maksud." Sanha menggaruk kepalanya canggung.

"Kita kesini mau nanya soal Jeno." Ucap Bomin dengan tampang serius.

"Jeno kenapa?"

"Lo tau nggak alamat rumah dia dimana? Soalnya dia lagi dicari sama kepala sekolah." Bohong Han.

"Oh alamatnya, gue tau kok."

"Dimana?" Tanya Yoshi.

"Di jalan Toto." Ucap Sanha.

"Hah? Jalan foto? Baru denger gue nama jalan itu." Kata Jihoon.

"Bukan foto tapi Toto! T.O.T.O, Toto!" Sanha mengeja sambil menekankan kata Toto.

"Oh okelah gue tau jalan itu, kalau gitu kita pergi dulu yah. Makasih infonya San." Pamit Bomin dkk beserta Jihoon dan Yoshi.

Dengan mobil Jaehyuk mereka pergi ke jalan Toto.

"Lo yakin ini jalannya?" Tanya Han ke Jaehyuk.

"Iya menurut bingle maps."

"Tapi kenapa di tengah hutan gini? Menambah kesan horor njir!"

"Aelah takut banget lo, yang tadi semangat ketemu Jeno terus mau pukulin dia sampai dead siapa??" Sindir Jihoon.

Han hanya menunduk malu.

Critt

Mobil itu berhenti.

"Disini tempatnya." Ucap Jaehyuk.

"Wow tempatnya horor sekali." Takjub Jihoon.

"Betah banget Jeno tinggal disini, mungkin karena kebanyakan mainnya sama makhluk astral kali yah."

"Ya udah kita masuk ke dalam dulu." Ajak Bomin dan menyeret Jaehyuk dan Han disusul Yoshi dan Jihoon di belakang.

"Halo? Atuk? Oo Atuk!" Canda Han.

"Lo pikir Jeno itu kakek di Upin Ipin apa??" Jaehyuk menampol kepala Han membuat Han meringis.

Cklek

Pintu terbuka otomatis membuat kelimanya terdiam.

"Lo duluan masuk Hoon." Ucap Bomin.

"Kenapa gue??"

"Kan kita cuma temani lo, lo dan Yoshi yang punya urusan sama Jeno dan Sakura."

"Alah alasan lo Bom! Bilang aja lo takut karena suasana rumahnya Jeno." Ejek Jihoon.

"Ya emang gitu." Batin Bomin.

Kelimanya masuk ke dalam bersama-sama sambil bergandengan tangan.

"Jangan ada yang terpisah, kita nggak tau apa yang akan terjadi nanti." Titah Jihoon.

"Oh ada tamu." Sahut Jeno yang berjalan turun dari lantai dua.

"Tumben kalian kesini, rame-rame lagi. Ada apa nih?"

"Kami mau membunuh lo." Ceplos Han membuat keempat temannya melongo.

"Dasar bocah ember!" Batin Jaehyuk dan yang lain.

"Kalian nggak bisa membunuh gue, mendekat ke gue aja nggak akan bisa." Ucap Jeno.

"Sombong banget lo, kalau berani satu lawan satu sama gue!" Tantang Bomin.

"Setuju, tapi kalau lo kalah lo harus ikut jadi tumbal juga."

"Terus kalau gue menang gue dapat apa sama teman-teman gue?"

"Gue akan bunuh diri. Gimana?"

"Oke gue setuju!"

"Heh! Lo asal bicara aja, nggak lihat lo Jeno itu lebih kuat dari lo Bom?!" Bentak Han sekaligus khawatir.

"Ya mau gimana lagi, daripada kita lawan dua bawahannya yang si badut sama si siswa. Pasti kita juga kalah, mendingan sama Jeno lah."

"Iya juga sih, tapi lo nggak boleh kalah! Awas aja kalau lo kalah gue bakalan nggak ikhlasin lo!" Ancam Han.

"Ya nggak tenang dong gue nanti."

"Bodoh amat!"

"Woi! Udah bicaranya?? Gue udah nggak tahan mau tumbalin lo." Ucap Jeno.

"Sabar napa woi!"

Bomin dan Jeno berhadapan.

Jeno langsung berlari dan menerjang Bomin, Bomin yang punya fisik lumayan kuat menahan Jeno. Dan akhirnya mereka berdua terjatuh dengan Jeno di atas dan Bomin di bawahnya.

Han, Jihoon, Jaehyuk, dan Yoshi hanya berpikir masing-masing.

"Yeh nih anak malah main tindih-tindihan. Kan gue merasa jadi nyamuk." Batin Han.

"Eh tapi gue kan ada Jae."

"Jae." Panggil Han.

"Mau juga nggak?"

Jaehyuk mengeryit tidak mengerti dengan pembicaraan Han.

"Apanya?"

"Itu yang kayak dilakukan Bomin sama Jeno. Mau juga nggak? Gue siap kok." Ucapnya tanpa dosa.

"Ogah gue! Gue masih normal yah Han, sana sama Jihoon atau Yoshi noh!" Tunjuk Jaehyuk.

"Apaan?" Keduanya melirik ke Han dan Jaehyuk.

"Ini si Han malah mau tindih-tindihan sama gue, jadi gue rekomendasikan aja kalian buat dia."

"Enak saja! Gue juga normal, hati gue sudah diisi sama cewek." Ucap Jihoon.

"Ho'o gue juga, kalau lo mau sana sama si badut atau siswa itu tuh." Yoshi menunjuk ke badut dan siswa yang masih stay di lantai dua.

"Dih sekarang gue yang nggak mau! Ya kali pacaran sama setan badut atau siswa yang udah copot kepalanya. Mana kepalanya di tenteng pula tuh." Han bergidik ngeri.

"Ya udah jangan mikirin yang macam-macam lagi kalau nggak mau." Ucap Jaehyuk.

The Ghost✅ | Treasure feat Iz*oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang