Pagi ini seperti pagi-pagi sebelumnya, tidak ada yang istimewa. Gadis itu, Liora sangat membenci matahari. Terbitnya matahari membuat dirinya selalu menarik nafas panjang untuk melewati hari.
"Morning, Li." Sapaan seorang laki-laki di tengah sarapannya.
Liora tidak menghiraukan sapaan itu, ia meraih sehelai roti lalu memakannya tanpa diisi rasa. Hambar, sama seperti hidupnya.
"Padahal waktu kecil lo paling suka selai blueberry." Ucap laki-laki itu tanpa mengalihkan pandangannya dari roti yang sedang dilahap.
Liora menghembuskan nafas berat. Ia merindukan rasa blueberry bagai bulan merindukan bintang. Tak bisa dijelaskan namun ia memilih untuk tidak merasakan rasa yang mengingatkannya terhadap luka.
Setelah menyelesaikan urusan dengan perut Liora bangkit dari kursi lalu berjalan keluar meninggalkan laki-laki yang masih sibuk mengisi roti kesekiannya untuk dilahap.
Ia menaiki motor besarnya, menghidupkan mesin beserta rokok di tangan kirinya lalu melaju dengan cepat meninggalkan rumah.
Andai luka ini bisa ditinggalkan seperti rumah yang ia tempati.
![](https://img.wattpad.com/cover/304121537-288-k67971.jpg)
YOU ARE READING
SANDAR
Teen FictionDia tetap hidup walau jiwanya sudah mati, Tetap bernafas walau setiap hembusannya terasa pilu. Ia hanya butuh sandaran, tidak lebih.