Chapter 15 Dia Kembali

352 81 37
                                    

Note : Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama pemeran kuambil dari para member boygroup Indonesia yaitu UN1TY. Maaf jika ada kesamaan latar, tokoh maupun cerita ini. Cerita berjudul Eight 3 adalah murni milik saya!
.
.
.
.
.

Di ruang rawat ICU...

Zweitson masih terbaring lemas di tempat tidur. Wajah Zweitson terlihat begitu damai dan sedikit pucat.

Selang oksigen yang terhubung melalui pipa di mulut tersambung ke alat bernama Ventilator. Kondisi Zweitson belum dikatakan baik, namun ia telah melewati masa ktitis.

Sementara itu Farhan yang habis pingsan akibat teror dan ancaman dari hantu Elena sudah kembali pulih. Saat ini ia berada di sisi kanan tempat tidur Zweitson tertidur.

"Son... gue mau cerita sama lo," ucap Farhan lemas terdengar dari nada bicaranya.

"Gue harap lo setelah mendengar cerita ini, lo cepat sadar dan dapat kumpul bareng kita lagi."

Farhan mulai bercerita tentang kejadian semalam dan tadi pagi saat melihat sosok yang sangat dirindukan Zweitson.

"Gue awalnya nggak percaya kalau itu Fiki sampai gue diledekin sama kedua Abang kita. Dan... tadi pagi pun gue bertemu dengan dia langsung di depan mata tapi--" Farhan menghela napas sejenak. "Sosok Fiki berubah jadi hantu Elena. Gue pun terkejut dan berakhir mendapatkan sebuah teror mengerikan."

Farhan menghapus jejas air mata. Ia tak boleh lemah di depan Zweitson yang tengah berjuang keras atas kesehatannya.

"Son... gue harap semoga yang tadi gue ceritakan itu benar-benar Fiki dan lo cepat sadar." Farhan selesai bercerita. Ia melirik sekilas jam di tangan, waktu menunjukkan pukul 9 pagi.

Cacing-cacing di perut Farhan sudah berbunyi. Ia memilih untuk tetap di ruangan dan memesan menu makanan melalui aplikasi go food warna hijau.

"Lebih baik gue mandi dulu. Badan sudah bau kecut tapi gue tetap ganteng," ucap Farhan narsis.

Farhan mempersiapkan perlengkapan mandi dan baju yang akan ia kenakan nanti. Ruangan tempat Zweitson di rawat sekarang ibarat rumah keduanya.

Setelah Farhan sudah masuk ke kamar mandi di dalam ruangan. Jari-jari tangan Zweitson bergerak perlahan. Butiran air mata juga nampak jatuh dari kedua matanya.

__08__

Di sekolah...

Keadaan Gilang setelah pingsan telah sadar kembali. Shandy, sebagai sahabat Gilang sejak bangku SMP menemaninya.

"Shan... gue haus," ucap Gilang lemas.

"Oke! Mau air hangat, air teh atau air kobokan," sahut Shandy menyengir kecil.

"Air tajin saja sekalian!" Gilang kesal.

"Haha... bercanda elah Lang. Oke, gue bawain air hangat dan roti cokelat tapi rotinya buat gue," ujar Shandy lantas berjalan kecil menuju pojokan ruang UKS.

Gilang menunggu Shandy membawakan minum untuknya, ia berpikir tentang kejadian tadi. Ia masih mengingat jelas saat melihat muka Shandy berubah menjadi sosok hantu noni bangsawan itu.

"Aku akan membunuhmu," gumam Gilang mengulangi kembali ucapan hantu tersebut.

Tak lama Shandy datang membawa segelas air hangat dan dua buah roti rasa cokelat. "Nih minum dulu dan ini rotinya satu buat lo," ucapnya.

"Terima kasih," jawab Gilang meraih kedua barang. Ia langsung meminum air hangat hingga kandas tak tertisa. "Aah leganya."

"Gila lo haus banget ya!" ledek Shandy.

E.I.G.H.T 3 (Mystíria Pazl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang