Dandelions L version [Answer] ☆

2.🔸

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

❄

Keep VOTING !!!✨

--------------------------------------------------------------

🍁

"JENNIE...?" suara seseorang berteriak, mencari Jennie.

"JENNIE KAU DI MANA?"

"JEN.."

"Apa mungkin Jennie berada di rumah itu? Menurut penduduk di sini, ada 2 orang perempuan yang sering bermain dan meniup dandelion, semoga saja salah satunya adalah Jennie" - Jisoo.

Jisoo mendatangi rumah Lisa, ia menekan bel juga mengetuk pintunya sampai Lisa terusik dan membuka mata.

"Emhh.. Dia tertidur pulas, aku harus hati-hati melepaskan pelukannya"

Dengan penuh kehati-hatian agar temannya tidak terbangun, Lisa keluar dari pelukan itu dan menghampiri pintu rumahnya yang tengah diketuk oleh seseorang yang tidak dia kenal.

Ting dong..

Tok tok tok tok..

Ceklek..

"Iya? Cari siapa?" tanya Lisa, matanya masih mengerjap-ngerjap melihat Jisoo.

"Euh, maaf sebelumnya, apa kau mengenal Jennie? Ini fotonya" Jisoo memperlihatkan fotonya dengan Jennie, dan menunjukkan wajah Jennie yang jelas.

Lisa meliriknya sekilas, "Kau siapanya Jennie?" tanya Lisa, Jisoo mengulurkan tangannya, lalu berjabat tangan dengan Lisa.

"Perkenalkan, aku Jisoo, sepupunya Jennie. Aku datang untuk mencari Jennie, barangkali dia ada di sini, karena kata penduduk sini, mereka pernah melihat Jennie dari foto yang aku tanyakan"

"Ahm, aku Lisa. Iya, Jennie memang sering main ke sini. Sekarang saja dia sedang tidur siang di dalam"

"Boleh aku masuk?"

"Silahkan"

"Terima kasih"

Jisoo dan Lisa masuk ke dalam, melihat Jennie yang sedang tertidur di sofa. Lalu Jisoo duduk di sofa lain, dan memperhatikan sepupunya yang tertidur.

"Sebenarnya dia jarang sekali tidur siang"

"Tapi dia bilang sebelum tidur, dia mengantuk"

"Mungkin kali ini Jennie benar-benar meminum obat tidurnya"

"Obat tidur? Memangnya dia sulit tidur?"

"Em, cukup sulit. Emh, Lisa, aku boleh minta tolong padamu?"

"Minta tolong apa?"

"Jika nanti Jennie minta sesuatu yang membuatmu agak heran, turuti saja maunya"

"Kenapa memangnya?"