3.🔹

397 47 14
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

🍁

Lisa masih tak bisa tidur, akibat memperhatikan wajah sendu yang tertidur di hadapannya. Ia menghembuskan nafasnya laun, lalu mengusap wajahnya yang kini membayangkan bagaimana hari-hari selanjutnya tanpa Jennie? Tentu saja Lisa tidak akan bisa.

"Engh.. Li-Lisa?" lirih Jennie.

"Emh? Kau terbangun?" Lisa mengusap air matanya, namun terlambat, salah satu bulir tetesnya sudah terjatuh mengenai leher Jennie sampai Jennie terbangun dan membuka matanya.

"Kenapa menangis?"

"Hm? Ahm, tidak, aku hanya kelilipan tadi"

"Mau aku tiupkan?"

"Tidak usah Jennie, kau lanjutkan saja tidurmu hm?"

"Jisoo pulang?"

"Dia di luar. Aku sudah memintanya untuk tidur di sini tapi dia tidak mau, dan memilih untuk tidur di sofa. Tapi kau tidak usah khawatir, aku menyalakan penghangat ruangan dan memberinya selimut tebal yang hangat"

"Aku bersyukur jika dia pulang, tapi karena dia tidak tidur dengan kita, aku tetap akan berterima kasih padanya"

"Kenapa begitu?"

"Em.. tidak apa. Ss.. Lisa, aneh tidak, jika aku menyukaimu? Sampai rasanya aku tidak mau untuk diganggu oleh orang lain" ungkapnya, Lisa tertegun sampai tak berkedip, menatap mata Jennie.

"Aku tahu, kita memang baru kenal beberapa hari kemarin, dan belum begitu dekat, tapi aku menyukaimu" dua kali Jennie mengutarakan perasaannya, namun Lisa masih juga menatapnya dalam diam, sampai Jennie merasa bahwa ia ditolak dengan sikap dingin Lisa.

"Emh, hi.. Mian, aku tahu kau pasti tidak akan mau berhubungan denganku, hehe.. Apalagi menerima cinta dari seseorang yang penyakitan seperti aku. Atau kau sudah memiliki kekasih ya? Hi.. Maafkan aku Lisa, aku hanya merasa sangat nyaman saat berada di dekatmu" ungkap Jennie, yang terakhir kali, dengan tawa namun air matanya terus menetes. Hatinya sangat terluka, karena ia mengira bahwa Lisa telah menolaknya.

Jennie menunduk dan memukuli kepalanya sendiri, "Dasar bodoh, tidak sadar diri, ss.. Mana mungkin aku bisa memiliki seseorang, euh.. Lisa, kau tidak perlu memikirkan itu, maaf karena aku selalu datang setiap hari karena dorongan perasaan ini. Maaf.." kemudian Jennie beranjak, sampai Lisa menahan lengannya.

"Kajima" lirih Lisa tanpa menatap Jennie, ia beranjak dari ranjangnya, kemudian menatap Jennie dan memeluknya.

"Kajima, Jennie"

"Hiks.. Maafkan aku Lisa, apa aku terkesan memaksa?"

Lisa menggelengkan kepalanya, ia dekap Jennie sambil menghapus air matanya.

Dandelions L version [Answer] ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang