5.🔹

348 44 38
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Lisa POV🌸

Musim berganti, aku dan Jennie sudah menikah, tapi karena Jennie ingin mengadakan resepsi, akhirnya kami mengadakan di salah satu gedung pilihan ayahnya.

Resepsi digelar, aku dan Jennie menghampiri teman-teman kami untuk menyapa mereka, mengobrol dan minum bersama, menikmati acara. Namun ketegangan terjadi ketika Jennie tiba-tiba jatuh pingsan, rasanya jantungku hampir berhenti saat ini juga.

Pengantin cantikku kini tak sadarkan diri dengan gaunnya yang masih melekat, riasan cantik, wajah imut dan bibir mungilnya terjatuhi beberapa tetes dari air mataku. Aku sudah tidak dapat membendungnya lagi, terkait Jennie segalanya aku rapuh, apalagi kalau sudah melihatnya seperti ini.

Kami buru-buru membawa Jennie ke mobil, dan membawanya ke rumah sakit. Namun pada saat di perjalanan, aku melihat seorang nenek yang hendak menyebrang sambil membawa kantong belanjaan. Karena tak tega melihat nenek itu berjalan laun akibat laju usianya yang menua, akhirnya aku turun dan membantunya menyebrangi jalan.

Kuusap tangan nenek itu, menggenggamnya hangat, kemudian berbicara padanya, "Nek, hati-hati ya? Saya pamit dulu" entah kenapa aku merasa nenek ini sangat dekat denganku, seperti aku sudah mengenalinya cukup lama.

Nenek itu menatap mataku dengan dalam, kemudian mengucapkan kalimat terima kasih "Terima kasih ya anak baik, kau hati-hati nak" ucap si nenek sambil mengusap pipiku, mungkin beliau tidak mendengar kalimat pamitku sebelumnya.

Usai mengantarkan nenek sampai ke tepi jalan dan berhasil menyebrang, aku berlari untuk kembali menghampiri mobilku karena sedang terburu-buru. Tapi tiba-tiba suara orang menjerit begitu jelas di telingaku, dan si nenek itu menutup mulutnya saat tubuhku terhempas akibat ditabrak oleh sebuah mobil yang melaju kencang.

Rose menjerit, menghampiriku bersama ayah mertuaku, mereka keluar dan menangisiku setelah kejadian ini.

Rasanya tubuhku sudah seperti akan terhenti dari segala aktivitas, memutuskan antara kehidupan dengan proses selanjutnya yang akan aku hadapi.

Jika aku memang harus mati saat ini juga, aku akan ikhlas, asal Jennie bisa kembali sembuh selama masa hidupnya.

Rose memangku kepalaku di pangkuannya, ia menangis tak tertahan sambil mengucapkan beberapa kalimat dari perasaannya.

"Li.. Bangun, aku mohon bertahanlah, sudah cukup aku merasa sakit ketika harus melihatmu menikah dengan perempuan selain aku, tapi aku ikhlaskan itu. Lisa, kau tahu aku memiliki perasaan terhadapmu, aku menyayangimu lebih dari yang kau tahu, karena itu kau harus bertahan, demi Jennie, demi orang-orang yang menyayangimu. Li.. Hiks.. Aku yakin kau pasti bisa melewati ini"

Aku tahu Rose menyukaiku sejak pertama kali aku mulai bekerja di restorannya, tapi karena aku tidak memiliki perasaan terhadapnya, aku berpura-pura seolah tidak peka karena tidak mau menyakiti hatinya, namun inilah kenyataan pahit yang harus ia telan, bahwa aku tidak bisa bersamanya, maupun bersama istriku, Jennie. Dengan derai air mata yang begitu menyakiti hatinya, Rose memeluk tubuhku dan terisak menatapku yang sudah siap pergi.

Dandelions L version [Answer] ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang