Alasan

5.4K 663 5
                                    

Happy reading.....

.
.
.
.

"Ternyata lo ke sini cuma buat nyoba sekolah di tempat umum karna disuruh sama guru HS lo, ya?" tanya Jeno pada Donghyuck. Mereka sedang berada di kantin untuk makan siang.

"Iya," sahut Donghyuck.

Jadi, setelah kejadian tadi pagi, di mana Donghyuck melakukan kesalahan besar, pemuda itu memberi alasan kalau ia ke sekolah Neo karena disuruh oleh guru Home schooling -nya. Beruntung saja sekolah Neo merupakan milik Kakeknya, jadi ia dengan mudah memberi alasan tersebut. Guru juga bisa ia kendalikan.

Sekarang posisinya sudah aman, tidak akan ada yang curiga. Mungkin.

Ya, walau sepertinya guru dan beberapa murid tetap menanyakan keberadaan Haechan yang hari ini absen tanpa ada surat keterangan. Padahal sudah sangat diwajibkan jika murid Neo berhalangan hadir, harus ada surat izin. Tapi, Haechan tidak ada. Jadi, kemungkinan akan ada sedikit masalah untuk Haechan keesokan harinya. Untuk Donghyuck tepatnya.

"Lo di sini sampe berapa hari, Hyuck?" tanya Lucas.

Donghyuck memang dibawa bergabung dalam grup milik Jeno ketika bel istirahat berbunyi tadi.

"Sehari," jawab Donghyuck.

Ya, sehari. Dia tidak akan mengulang kesalahan yang sama.

"Kenapa gak sampe lulus aja?" ucap Jeno.

"Gak biasa," sahut Donghyuck singkat.

Benar-benar tipe orang yang sangat irit berbicara. Tapi, justru itulah pesona dari Lee Donghyuck yang membuat semua perhatian tak bisa lepas darinya.

"Yaaah, sayang banget," kata Jeno kecewa.

"Jangan sedih gitu, Jen. Lo kan masih bisa ketemu sama dia di luar sekolah. Iya kan, Hyuck?" ujar Johnny.

"Iya," gumam Donghyuck. Dia sedang malas berbicara. Bahkan sedari tadi ia hanya mengaduk-aduk minuman tanpa niat.

"Buset! Lo irit kata bener dah!" kata Lucas berlebihan. "Ngomong agak panjangan dikit coba," lanjut pemuda itu.

Donghyuck melirik Lucas tanpa niat menjawab, dan pemuda-pemuda di sekitarnya malah tertawa.

"Diem aja lo! Suka-suka Donghyuck mau ngebales kaya apa juga," kata Jeno.

"Iya deh, yang doinya mah langsung dibelain," cibir Lucas.

Jeno mendelik. "Gue bunuh. Mau lo?"

"Gak!"

Lalu, pemuda-pemuda itu kembali mengobrol ringan. Sampai personil mereka bertambah karena kedatangan grup Taeyong dan Ten. Si kakak kelas. Rata-rata memberi pertanyaan random pada Donghyuck yang hanya dibalas dengan singkat dan seadaannya. Tak lupa melayangkan tatapan maut pada Taeyong yang merupakan kakaknya.

Sedangkan itu di tempat Jaemin, pemuda Na tersebut tengah memperhatikan Donghyuck dengan banyak pikiran yang berkeliaran di kepalanya.

Jaemin sedikit tak percaya jika Donghyuck ke sekolah hari ini hanya karena disuruh guru Home schooling pemuda itu. Setahunya, tidak ada kasus yang seperti itu. Bahkan sampai punya seragam sekolah dari Neo segala.

Gak masuk akal akal ya, kan?

"Gila, Na, Lee! Dia beneran ganteng daripada di foto," ucap Renjun yang sedang memperhatikan Donghyuck tanpa berkedip sama sekali. Dia terlalu terpesona pada pemuda itu, tapi tak sampai jatuh cinta, sih.

"Iya, Kak. Lele setuju. Gantengnya ngalahin Jeno sama Mark," timpal Chenle satu pendapat dengan Renjun.

Jaemin memandang kedua temannya. "Kalian ngerasa aneh gak sih sama kedatangan dia ke sekolah?" tanyanya.

Renjun dan Chenle saling pandang dengan bingung. "Aneh gimana, Na?"

Helaan napas terdengar dari Jaemin. "Gini, loh, coba kalian pikirin, deh. Dia tiba-tiba dateng ke sini, ke kelas kita, lo sama gue, Ren, terus duduk di bangku tempat Haechan bias duduk, dan kebetulan banget hari ini Haechan gak masuk. Menurut kalian aneh gak, sih?" ucapnya.

Renjun dan Chenle kembali saling memandang, tengah berusaha mencerna perkataan dari Jaemin.

"Ya, bisa aja emang kebetulan Haechan gak masuk sekolah hari ini, terus si Donghyuck kan gak tau apa-apa di sini karna dia masih baru, jadinya asal duduk aja tanpa tau itu udah ada yang nempati," kata Renjun.

"Kalau emang Haechan beneran gak masuk hari ini, harusnya dia ngasih surat izin gak masuk ke guru, tapi gak ada sama sekali, kan?" ucap Jaemin.

Lagi-lagi Renjun saling memandang dengan Chenle.

"Kak, lo gak kepikiran kalau Haechan sama Donghyuck itu orang yang sama, kan?" ucap Chenle.

"Gak mau mikir gitu, tapi rasanya hari ini aneh aja," gumam Jaemin. "Pertama, gue nunggu Haechan di tempat biasa kami berangkat bareng, tapi hari ini yang dateng justru Donghyuck. Pas nyampe dia lari-larian tanpa mikirin sekitar seolah dia takut telat. Lalu, tadi yang gue bilang," lanjutnya.

Renjun menggeleng-gelengkan kepalanya kali ini. "Gue gak sependapat sama lo hari ini, Na. Walaupun gue sempet bilang Donghyuck itu mirip sama Haechan di IG dulu, tapi sekarang gak. Waktu gue ngeliat secara langsung, mereka beneran beda. Udah kaya langit sama bumi. Donghyuck langit dan Haechan buminya," kata pemuda itu.

Jaemin merengut tidak suka. "Kalau lo suka sama si Donghyuck, gak usah pake ngatain Haechan segala dong, Ren! Bagi gue Haechan itu lebih dari segalanya daripada Donghyuck yang lo gambarin tadi!" ucapnya dengan nada kesal.

Renjun berkedip. Kaget karena Jaemin tiba-tiba kesal. Sedangkan Chenle hanya mendengarkan sembari melahap makanannya.

"Lah, Na. Kok marah, sih?" ujar Renjun.

"Lo nyebelin tau gak!"

Jaemin menggeser kursi yang didudukinya dengan suara cukup berisik sampai membuat perhatian seisi kantin terarah padanya. Pemuda itu lantas segera beranjak pergi meninggalkan kedua temannya yang tengah memandang dengan bingung dengan tingkah Jaemin hari ini.

Donghyuck hanya memperhatikan tingkah Jaemin dari tempatnya duduk dengan pandangan tak dapat diartikan.

Lo nyadar, Na?

.

Tbc.


Mask (Hyuckna. End☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang